Chapter 22

14K 1K 55
                                    

Ali mondar mandir di kamarnya sembari menelpon seseorang yang dari tadi tidak menjawab telpon nya, ini sudah ke sekian kali telpon nya ini tidak di jawab dan setelah lama menunggu akhirnya di angkat juga.

"Hallo"

"Dari mana aja lo baru angkat telpon gue"

"Tadi lagi sibuk Li"

"Lo kapan pulang? Cepetan bantuin gue"

"Ya elah emang kenapa?"

"Ini semua gara gara lo gue gak mau tau pokoknya lo harus bantu gue jelasin sama Prilly"

"Kok lo nyalahin gue Li"

"Ini kan saran lo setan, lo balik sekarang ke Jakarta gue gak mau tau!"

"Acara keluarga gue belum selesai"

"Gue gak mau tau, lo tau hidup gue hancur!sekarang Prilly benci sama gue terus David dan yang lain nya juga benci banget sama gue. Gue stres Ja cepetan pulang woy nyawa gue ada di lo, gue mau balik lagi sama Prilly titik gak pake koma apalagi petik!"

"Yey itu kan salah lo suruh siapa milih Tary, begok"

"Anjayyy lo tau kan alasan gue apa? Dan ini juga semua salah lo pe.ak rencana lo itu buat gue gila sumpah ya gue nyesel banget ngikutin saran dari lo"

"Yaudah si Li lo sabar aja"

"Lo bilang sabar? Gue menderita Ja Prilly gak mau dengarin penjelasan gue bahkan ketemu aja udah gak mau"

"Hahaha derita lo"

"Anjayy lo malah ketawain gue? Asal lo tau mereka semua marah besar sama gue, pokoknya lo harus pulang malam ini juga atau gak gue susul lo ke Bandung"

"Besok ye gue pulang, beneran ini acara nya belum kelar gak enak dong gue pulang duluan"

"Gue tunggu besok, kalau lo gak datang gue cari lo!"

"Serem amat pak"

"Gue serius!"

"Jangan serius serius atuh kang, kalau keseriusan ntar bosan"

Karena Ali sudah sangat kesal ia pun langsung mematikan telepon nya. Dan ia langsung merebahkan dirinya di kasur semoga besok adalah hari baik untuk dirinya. Baru saja Ali menutup matanya ada suara ketukan pintu membuatnya kembali membuka mata

Ali berjalan untuk membuka pintu, ia melihat David sudah berdiri di depan pintu kamarnya dengan menatap Ali tajam.

"Kenapa?" tanya Ali santai dan bersandar di depan pintu

"Gue gak suka ya lo nyakitin Prilly kayak gini"

"Gue punya alasan yang belum bisa gue jelasin"

"Alasan apa? cih basi Li, kalau emang lo sayang sama Tary gak perlu lo jadiin Prilly pelampiasan"

"Gue tau dari awal gue salah, tapi asal lo tau gue sama Tary gak ada hubungan apa apa"

David tertawa hambar, apa kata nya gak ada hubungan apa apa? Ali memang pandai mengeles

"Gue gak begok ya Li, kalau gak ada hubungan apa apa gak mungkin lo pilih Tary di banding Prilly"

"Kan udah gue bilang gue punya alasan yang gak bisa gue jelasin sekarang" balas Ali

"Udah lah cukup drama lo, mending lo jauhin Prilly. Mulai sekarang gue yang bakalan ada di samping Prilly buat gantiin posisi lo" ucap David kemudian pergi

Ali terdiam apa maksud David? Menggantikan posisi dirinya? Apa David mulai suka pada Prilly? Oh tidak!

"Gue gak akan biarin lo ngerebut Prilly dari gue, gue akan berjuang dapetin hati Prilly lagi" teriak Ali

Pilih Aku Atau Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang