Part Thirteen

2K 153 6
                                    

Jika lo gak bisa memberikan kepastian, setidaknya lo jangan memberikan sebuah harapan. Karna itu lebih sakit daripada lo mematahkan hati seseorang.

🍃🍃🍃

Aqilla tak tahu kemana dirinya dibawa pergi oleh Leo. Aqilla sama sekali tak tahu nama jalan apa yang sedang Ia lewati sekarang. Yang Ia tahu, Leo memintanya untuk menemaninya membeli sesuatu.

Yang Aqilla takutkan hanya kalau ternyata, Leo adalah seorang penculik yang sudah mengintainya entah dari kapan. Tapi, rasanya itu sangat tidak mungkin. Mengingat segala kebaikan yang telah Leo lakukan untuknya.

Aqilla membenarkan semua pernyataan yang menyatakan bahwa Leo adalah orang baik, sekarang.

Tak terasa mereka telah menghabiskan waktu selama dua puluh menit untuk menuju sebuah tempat yang termasuk dalam list favorite Leo.

Akhirnya mereka tiba disebuah tempat yang sangat asri, dengan pemandangan yang sangat indah dan dipenuhi oleh bunga-bunga cantik yang sedang bermekaran.

Aqilla menatap takjub terhadap sekelilingnya, baru kali ini Ia melihat sebuah taman seindah ini. Karna terlalu terhipnotis dengan kecantikan bunga-bunga yang berada di setiap sudut taman, Aqilla turun dari motor dan meninggalkan Leo yang tengah mengaitkan helm-nya ke kaca spion motornya.

Ketika Leo hendak mengajak Aqilla berkeliling terlebih dahulu, Ia dibuat kaget karena Aqilla sudah tidak ada. Namun, kedua sudut bibirnya cepat ditariknya ke atas ketika melihat Aqilla yang sedang mencium harum salah satu bunga yang ada.

Dengan cepat Leo menghampiri Aqilla, namun sebelum itu Ia telah memetik sebuah bunga berwarna pink cantik.

"Qill," Panggil Leo agar Aqilla menoleh ke arahnya.

"Apa?" Jawab Aqilla yang sedang berusaha memasang wajah datarnya.

"Nih," Leo menyodorkan bunga yang tadi dipetiknya.

Dan Aqilla pun tak mengerti apa yang dimaksud oleh Leo.

"Pasang di sela-sela rambut lo pasti cocok, coba deh," Ucap Leo.

Aqilla yang baru ngeh dengan apa yang Leo maksud pun menyelipkan rambut bagian kananya ke belakang telinganya. Dan dengan ragu, Aqilla menoleh ke kiri agar Leo lebih mudah memasangkannya.

"Em... maksud lo gue yang pakein gitu? Ya lo sendiri lah," Ujar Leo dengan menahan tawa.

Aqilla yang mendengar ucapan Leo tadi pun langsung menunjukkan beberapa ekspresi kesaltingan-nya. Mulai dari pipinya yang merona merah, hingga mulutnya yang seperti berkomat-kamit.

Namun lepas dari itu semua, Ia sangat malu dan kesal terhadap Leo. Sangat!

"Bercanda kok hehe," Ucap Leo dengan terkekeh dan langsung memasangkan bunga tersebut.

"Cantik," Ucap Leo tulus.

"Makasih," Jawab Aqilla jengkel.

Leo hanya terkekeh ketika Ia mengetahui bahwa Aqilla masih merasa kesal atas perbuatannya tadi. Leo hanya ingin mengajak Aqilla untuk tidak terlaku kaku dan dingin terhadap orang-orang disekitarnya. Ya, Leo tengah mencoba mencairkan es yang telah lama beku.

"Ehh ayo kita ke bagian sana," Ajak Leo dengan mengamit tangan Aqilla. Untuk kali ini, Aqilla tidak berniat untuk menepisnya karna Ia tak ingin bergalak sok tahu tentang tempat ini.

Leo mengajak Aqilla ke tempat penjual Lollipop yang sering Ia datangi bersama Lea, adiknya. Dan Aqilla merupakan teman cewek pertama yang Leo bawa ke sana.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang