Part Twenty: Special Momment.

1.7K 132 10
                                    

'Jangan terlalu terburu-buru mencintai seseorang. Cintai dulu penciptanya barulah ciptaannya.'

* * *

Now playing: Teman Hidup-Tulus.

"Aqilla..."

Aqilla yang sedang duduk dipinggir sebuah kolam pun menolehkan kepalanya kebelakang ketika mendengar suara seseorang memanggilnya.

Dan ternyata, itu adalah dia.

Cowok yang saat ini menetap dihatinya.

Cowok itu berjalan mendekati Aqilla lalu duduk disamping kanan Aqilla. Dan setelahnya, dia menggenggam kedua tangan Aqilla erat tanpa izin.

"Lo tau kan kalau gue sayang sama lo?" Tanya cowok itu. Lantas Aqilla menganggukan kepalanya.

"Gue harap,lo akan selalu sama gue apapun yang terjadi," Ucap cowok itu yang membuat Aqilla mengernyit bingung.

"Lo kenapa sih? Aneh banget deh, salah minum obat apa gimana?" Tanya Aqilla yang membuat cowok itu tersenyum.

"Engga Aqillaaa," Jawabnya gemas.

"Terus?"

"Gue boleh minta izin pergi?"

Aqilla terbangun dengan nafas yang memburu. Entah mengapa mimpi itu datang lagi setelah Ia yang mulai sudah bisa melupakan segalanya.

Apa artinya ini?

Aqilla meminum segelas air putih yang tersedia diatas meja samping tempat tidurnya. Ia mencoba mengatur kembali nafasnya hingga normal.

Aqilla mengambil handphonenya dan melihat jam berapa sekarang.

07.30 a.m.

Pagi??

Tidak-tidak! Dirinya kesiangan! Padahal Ia sudah memiliki janji untuk lari pagi bersama seseorang walaupun dirinya tidak bisa terlalu lama berlari.

Aqilla berdecak, tidak biasanya Ia dapat kesiangan begini.

Oh Ia lupa. Mungkin ini karna Leo yang terus-menerus meminta maaf kepada dirinya hingga larut malam. Entah karna salah apa Leo meminta maaf. Dirinya sendiri saja tidak tahu.

Apa karna ucapannya kemarin sebelum turun dari mobil Leo?

Sakit! Aqilla merasakan sakit dibagian kepalanya tiba-tiba. Ini mungkin dikarenakan dirinya yang terlalu banyak pikiran. Mungkin saja begitu.

Aqilla turun dari kasur king sizenya itu dengan gontai karna menahan sakit kepalanya itu.

Aqilla membuka pintu kamarnya dan terlihat seorang wanita yang berumur kira-kira 40 tahunan sedang menatapnya.

Oh itu pembantu rumahnya ternyata.

"Eh non Aqilla sudah bangun? Mau langsung sarapan? Bibi udah buatkan sarapan untuk non," Ucap pembantunya itu dengan senyum yang terlihat jelas.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang