Part Twenty Seven

1.1K 104 1
                                    

'Kau tahu? Tak mudah bagiku tuk lupakanmu.'

* * *

Now Playing: Cinta Pertama dan Terakhir- Sherina Munaf.

"Leo?"

Leo tersenyum pias, Ia membalikkan tubuhnya lalu berjalan entah kemana kakinya akan membawanya sekarang. Yang jelas, Ia tak ingin diganggu oleh siapapun.

Kedua kakinya mengantarkannya ke taman belakang sekolah dekat area parkir dan berhenti tepat disebuah tempat sampah berwarna hijau muda.

"Niatnya mau gue kasih ke dia, tapi kayaknya dia lagi asik sama yang lain jadi ya.. yaudah lah," Ucapnya.

"Eh engga deh sayang, belum dimakan masa langsung dibuang," Katanya lalu menyimpan kembali coklat yang semalam Ia beli hanya untuk Aqilla seorang.

Leo mengambil handphonenya disaku seragamnya lalu melihat ada beberapa notif yang masuk dihandphonenya itu.

"Masih peduli toh ternyata, kirain udah ga penting,"

Leo kembali mematikan handphonenya sebelum ada sebuah panggilan masuk dari nomor yang tak dikenalnya.

"Halo? Siapa ya?" Tanyanya langsung.

"Halo? Leo?"

"Lo siapa?" Tanya Leo lagi.

"Apa lo lupa? Ini gue...--,"

Leo langsung mematikan sambungan telepon itu ketika mendengar suara sang penelepon. Matanya tak berhenti berkedip dan tubuhnya mulai sedikit membeku.

Apa mungkin?

"Leo,"

Leo langsung tersadar dari pikirannya ketika mendengar ada suara yang memanggilnya, dan itu ternyata adalah Aqilla.

"Aqilla," Ucapnya berusaha untuk tersenyum.

"Maafin gue," Kata Aqilla menunduk.

"Karna ga seharusnya gue kaya gitu tadi," Sambungnya.

Leo mengangguk walaupun Aqilla tak melihatnya,"Tenang aja, gue percaya sama lo." Balasnya dengan tersenyum manis.

"Janji buat ga ada yang ditutup-tutupin?" Kata Aqilla mengacukan jari kelingkingnya.

Leo mendadak diam, Ia tak langsung menjawab. Namun, dengan mantap Ia mengangguk dengan menjawab,"Janji." Jawabnya dengan menautkan jari kelingking mereka masing-masing.

"Ada apa sama si khanchyut tadi?" Tanya Leo penasaran.

Aqilla mengkerutkan keningnya,"Khanchyut?"

"Eh..em..maksudnya ketua sosis," Ralat Leo dengan menggaruk tengkuk leher belakangnya.

"Sosis?"

"Osis,"

"Oh, Rayhan?" Tanya Aqilla yang langsung mendapat anggukan Leo.

"Tadi ga sengaja nabrak gitu, terus dia ngomong sebentar. Udah si gitu aja," Jawab Aqilla.

"Ngomong sebentar harus ya make pegang-pegangan tangan segala?" Sindir Leo.

"Dia yang megang tangan gue duluan Leo!" Jawab Aqilla tak terima.

"Tapi gue liatnya lo yang lagi genggam tangan dia," Balas Leo.

"Ish, IyaIya!" Jawab Aqilla kesal.

Leo tersenyum lalu mengacak-acak pelan rambut Aqilla,"Kamu lucu kalo lagi kesel."

Kedua pipi Aqilla perlahan memerah, kemudian Aqilla dengan sengaja membuang muka agar Leo tak dapat melihatnya.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang