Part Twenty Nine

1.2K 99 4
                                    

'Kalau memang rasa sayangmu sudah pudar, lebih baik pergi. Jangan mempertahakan suatu hubungan dengan kebohongan, apalagi kasihan. Karna kamu tau? Itu sangat menyakitkan(':'

* * *

Now Playing: Pamit -Tulus.

L

eo tak dapat menahan kegelisahannya saat menunggu Aqilla yang sedang dicheck oleh dokter keluarga pribadi Reza. Ia sungguh-sungguh sangat khawatir dengan kondisi Aqilla yang belum juga sadar sampai sekarang.

"Yaa Tuhan," Ucap Leo dengan memegangi kepalanya dengan kedua tangannya.

Ia terus berjalan kesana-kemari hingga akhirnya kakinya tak sengaja menendang sesuatu lalu pecah.

"Leo," Panggil Ratna, Ibunda Aqilla.

Leo menoleh lalu tersenyum sopan,"Maaf Ibu calon mertua, Leo gak sengaja." Katanya.

"Iya gapapa, untung yang pecah guci biasa bukan guci kesayangan saya," Jawab Ratna.

"Emang kenapa Ibu calon mertua kalau yang pecah itu guci kesayangan Ibu calon mertua?" Tanya Leo.

"Ya kamu abis sama saya," Jawab Ratna dengan ekspresi sok garang.

"Hehehe, kaki Leo ga senakal itu kok Ibu calon mertua," Balas Leo cengengesan.

Ratna menggeleng lalu memanggil salah satu asisten rumah tangganya,"Bi Sum!" Panggilnya.

"Iya Bu, ada apa?" Tanya Bi Sum yang berlari dari ruang depan.

"Tolong Bibi bersihkan pecahan kaca ini ya, hati-hati loh ngebersihinnya," Kata Ratna.

"Siap Bu," Balas Bi Sum dan langsung mengambil sapu dan pengki untuk membersihkan pecahan kaca itu.

Ratna memperhatikannya sebentar lalu mengalihkan tatapannya ke Leo,"Kamu ga mau pulang? Ini sudah jam setengah sembilan malam loh." Ucap Diora.

"Engga Ibu calon mertua, Leo mau nunggu Aqilla sampai sadar," Jawabnya jujur.

"Memang ga dicariin sama mamah kamu?" Tanya Ratna.

"Leo udah ngasih kabar ke mamii--, eh maksudnya mamah kok Ibu calon mertua," Jawab Leo.

Ratna terkekeh,"Harus banget ya sepertinya manggil saya Ibu calon mertua?" Tanya Ratna menggoda.

"Harus lah tante-- eh maksudnya Ibu calon mertua, kan Ibu calon mertua Ibunya cewek yang Leo sayang," Jawab Leo dengan cengengesannya.

"Jadi wajib, kudu, harus, fardhu a'in manggilnya dengan sebutan Ibu calon mertua," Lanjutnya.

"Iyalah suka-suka kamu aja," Balas Ratna dengan sedikit tertawa.

Pintu kamar Aqilla terbuka, dan munculah Reza serta dokter yang baru saja memeriksa keadaan Aqilla.

"Bagaimana dok keadaan anak saya?" Tanya Ratna cepat, karna Ratna tahu cepat atau lambat Aqilla akan---, ah sudahlah.

Reza menatap sang Ibu dengan sedikit sendu, lalu Ia mengeluarkan sebuah senyuman yang sangat tipis disertai gelengan kepalanya.

"Aqilla hanya butuh istirahat lebih," Jawab sang dokter.

Ratna mengangguk, lalu langsung memasuki kamar Aqilla tanpa sepatah katapun.

"Saya permisi dahulu," Ucap sang dokter kemudian berlalu.

Reza mengintip ke kamar Aqilla, Ia kembali tersenyum walaupun senyuman itu sangatlah tipis.

"Kak, Aqilla gapapa 'kan?" Tanya Leo bingung.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang