Part Twenty Three

1.4K 110 3
                                    

"Please dong peka. Apapun itu, tolong kepastiannya."

* * *

Now Playing: Penantian Berharga - Rizky Febian.

Suara gaduh terdengar dari sebuah dapur yang saat ini sedang diisi oleh beberapa anak remaja. Mereka, Leo dkk dan juga Aqilla tentunya sudah merencanakan untuk membuat cup cake ala-ala mereka. Dengan bermodal tutorial yang berada di youtube dan juga beberapa resep yang didapat 'kan dari Diora.

Leo, yang notabenenya adalah sang pemilik rumah hanya bisa mengelus dada melihat keadaan dapur rumahnya sekarang. Entah sebutan apa yang akan pas untuk disematkan kepada dapurnya itu.

Aqilla yang juga ikut mensertakan dirinya dalam pembuatan cup cake tersebut - walaupun sedikit dipaksa- hanya bisa menjadi pihak penonton ketika acara kejar-kejaran dengan melemparkan segala macam benda yang ada disana dimulai. Ia yang malah dengan telaten membuat adonan cup cake tersebut walau pada awalnya Ia menolak dengan sadis ajakan Leo itu.

Dan Aqilla berjanji, Ia tak akan mau melakukan hal seperti ini lagi untuk yang kedua kalinya.

"Aqilla?" Panggil Leo.

Aqilla yang sedang mencampurkan bahan-bahan -yang entah namanya apa- pun mengalihkan pandangannya ke Leo. Ia mengangkat sebelah alisnya dengan menjawab,"Kenapa?"

Leo tersenyum,"Engga, gue cuman mau bilang..."

"Bilang apa?" Tanya Aqilla penasaran.

"Lo terlihat lebih cantik dengan rambut lo yang dikuncir kuda seperti itu," Kata Leo.

Aqilla diam dua detik,"Mungkin didunia ini hanya ada segelintir cowok yang suka lihat cewek dikuncir kuda kayak gue, termasuk lo."

Leo terkekeh pelan,"Berarti gue istimewa dong?"

"..."

"Tapi serius, lo cantik banget sekarang," Ucap Leo jujur.

DEGH DEGH DEGH!

Lagi-lagi Aqilla merasakan senam jantung!

Dan kata-kata Leo tadi membuat semburan merah bermunculan dikedua pipi Aqilla.

"Tolong ya nih tolong, hargai jomblo yang ada disini! Gerah tau ga kuping gue denger omongan lo berdua!"

"Dapur serasa milik berdua yekan?"

"Status berteman, tapi kenapa kelakuan layaknya orang pacaran? Teman rasa pacar gitu? Lagi zaman emang ya?" Sindir Alberth yang sedari tadi hanya tutup mulut.

"UHUK-UHUK!! ANJIR NGENA AMAT!" Ucap Leo sedikit kesal.

Alberth sedikit tertawa ringan melihat reaksi Leo. Mungkin, jika Sasha bergabung dengan mereka, Alberth akan lebih sering memperlihatkan senyumnya yang sangat jarang Ia keluarkan. Ngomongin Sasha, kenapa Alberth merasa sedikit....uhm mungkin bisa dibilang kangen.

"Btw, Sasha kemana ya? Kenapa ga gabung?" Tanya Alberth dengan pertanyaan yang sedari tadi terus berlarian diotaknya.

"Apa urusannya sama lo? Emang lo siapanya dia?" Tanya Leo balik menyindir.

Alberth berdehem,"Ini bukan tentang siapanya dia dihidup gue, orang....gue.... cuman nanya.... Santai ae sih."

"Halah!"

Nevin menghentikan acaranya yang sedang menaruh adonan yang telah jadi dibuat ke wadah yang telah tersedia itu. Ia malah melamun, melamuni kisahnya dengan Gabrielle...

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang