Part Thirty Nine

1K 51 6
                                    

Buat lo yang masih perjuangin orang yang udah gak peduli sama sekali ke lo, mikir dong. Nyadar, perasaan dia udah berubah. Gak semua mimpi lo itu harus lo jadiin nyata. Jadi, daripada lo buang waktu lo sia-sia, mending lo belajar. Belajar biar ga bego-bego amat jadi orang.
.
.
.
Hehehe, maafin abang ya, yang diatas itu bercanda kok, gak ngegas sungguhan.

-Malvin Jonathan.

***

Secret Feeling.

"Hay!"

Aqilla yang tadinya sedang melamun pun memutuskan lamunannya dan menatap seseorang yang baru saja menepuk pundaknya. Ah, tak ada yang berubah semenjak Ia pergi saat dirinya melihat penampilan orang itu. Rambut yang sedikit berantakan, kaos putih, celana jeans hitam, dan juga sepatu hitam. Penampilannya masih sama, entah bagaimana dengan perasaannya.

"Hey, kenapa melamun?" Tanya orang itu.

Malvin. Seseorang yang saat ini sedang menatap Aqilla dengan senyumnya yang masih seperti dulu. Tatapan matanya yang sangat seperti dulu.

"Eh..., iya Vin, duduk," ucap Aqilla canggung.

Sesuai perintah Aqilla, Malvin duduk dengan santai dan masih memasang senyum memikatnya. Jika ditanya bagaimana perasaan Malvin saat ini, tentu jawabannya sudah terpampang jelas diwajahnya sekarang."Apa kabar Ren? Masih inget kan sama gue?" Tanya Malvin.

Aqilla mengangguk pelan,"Iya Vin, gue baik. Lo juga apa kabar?" Tanyanya yang terselip sedikit kekhawatiran.

"Gak pernah sebaik dulu saat lo masih disini," jawab Malvin dengan tersenyum manis. Ah, ingin sekali Malvin memeluk Aqilla dan mengajaknya berkeliling untuk melepas rindunya. Bermain di gazebo milik rumahnya seperti dulu. "Gak usah tegang gitu Ren," lanjut Malvin sambil terkekeh ringan.

"Vin, lo... tau alasan gue ingin ketemu sama lo?" Tanya Aqilla. Aqilla menggigit bibir bawahnya. Melihat tatapan Malvin saja sudah membuat tubuhnya merinding saat ini juga.

"Gue tau kok, lo lagi butuh gue kan?" Tanya Malvin yang langsung tepat pada sasaran.

"Vin...,"

Malvin menarik nafasnya,"Ren, lo nemuin gue cuman disaat lo lagi butuh gue doang? Lo pikir gue apa?" Tanya Malvin yang mencoba mengeluarkan segala unek-uneknya yang telah lama tersimpan.

"Vin, gue...,"

"Ren, kapan sih gue gak selalu ada buat lo? Tapi kenapa lo gak bisa balas itu semua?" Malvin memandang Aqilla dengan tatapan yang berbeda sekarang."Kemana aja lo 2 tahun ini? Tenggelem? Lo gak tau kan apa aja yang udah terjadi sama gue dua tahun terakhir?"

Aqilla merasakan matanya mulai memanas.

"Kakak gue satu-satunya masuk penjara Ren asal lo mau tau, dia yang cuman gue punya setelah lo pergi gitu aja. Gue udah coba buat ngehubungin lo, tapi NIHIL." Ucap Malvin dengan dada yang mulai naik turun."Gue udah ngirim pesan ke hape lo, tapi kenapa nomor lo selalu gak aktif? Gue ngirim paket ke rumah lo tapi kenyataannya? Lo sekeluarga udah pindah. Padahal cuman itu doang yang gue tau Ren. Bukannya gue lebay atau apa, gue cuman pengen lo ngerti. Gak bagus ninggalin sesuatu yang udah bikin lo nyaman. Nanti disaat lo kembali, tempat itu malah beda. Bukannya merasa nyaman tapi lo merasa terasingkan."

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang