2 - Kembali datang.

90 17 0
                                    

.
.
.
.
- Castle On The Hill - Ed sheeran
***

Pagi ini Nanda bangun seperti biasanya jam 04.45. Nanda bangun dan mengecek iphone 6s nya itu. Ini sudah menjadi kebiasaannya, bangun dan ia membuka instagramnya hingga jam 05.00.

Nanda mencharge iphone 6s, lalu berjalan kearah kamar mandi, dan menjalankan ritual mandinya itu .

Nanda melirik balkon kamarnya, ternyata diluar hujan. Ia melihat jam yang bergambar doraemon, ternyata masih jam 06.00.

Nanda berjalan ke arah meja riasnya, ia mengambil iphonenya lalu ia memakai earphonenya. Nanda melihat ke cermin yang berada di depan. Nanda mencepol rambut sebahunya dengan jedai bewarna biru mudanya.

Nanda berjalan keluar kamarnya sambil mendengarkan lagu. Nanda mengambil sepatunya yang berada di depan pintu masuk rumahnya, lalu ia memakai kaos kaki dan sepatunya itu.

"Dek, lo berangkat sama gua aja, kan ujan!" teriak Ali dari atas, kamarnya.

"Tumben, lo kesambet apaan bang?" tanya Nanda pada Ali yang sekarang sudah ada di dapur bersamanya.

"Kalo lo mau, yaudah. Kalo gak mau gua berangkat sendiri nih!" Ancam Ali kepada Nanda.

"Yaelah gitu aja mainnya ngancem, apalah, gua ikut!" kata Nanda langsung memakan roti tawar yang seperti biasanya, ia beri selai coklat.

Nanda dan Ali berjalan keluar rumah sambil memakai tasnya masing masing.

"Bang yakin lo bawa mobil?, motor ajasi!" kata Nanda.

"Kan ujan tolo!" Kata Ali yang langsung masuk ke garasi untuk mengambil mobilnya itu.

"Cepet masuk!" kata Ali, Nanda pun langsung menaiki mobil Ali yang diberikan papanya saat ali berulang tahun saat sweet seventeen .

Di jalan mereka saling diam, entah tidak ada yang mau memulai percakapannya atau memang mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing. Nanda memilih untuk mengambil iphonenya di saku seragamalnya.

Sebenarnya Nanda hanya melihat lihat snapgram di instagramnya, dan mengulang ulang dan mengulangnya lagi. Nanda sampai di gerbang sekolah.

"Lo pulang jam berapa?" kata Ali, inilah yang Nanda benci, ketika ia bersama abangnya, tiba tiba abangnya bersikap dingin.

"Jam 5 an, knpa?" kata Nanda.

"Entar gua jemput, dah sana belajar yang bener, jangan pacaran!" Tegas Ali kepada adiknya itu.

"Assalamualaikum" kata Nanda yang langsung turun dari mobil itu.

Nanda berjalan ke arah koridor di sekolahnya itu.

"Hay!!!, Nandaaaaa!" teriak Bagas tepat di kupingnya, tetapi Nanda masih tertolong, karena ia memakai earphone.

"Gua kagak kaget!" kata Nanda.

"Siapa yang mau ngagetin lo, pede!" kata Bagas.

Nanda malas memperdulikan sahabatnya yang gesrek sangat otaknya. Nanda berjalan bersama Bagas ke kelasnya.

"Woy, Nan!. Keknya ada yang ngeliatin kita deh dari tadi!" kata Bagas sambil menyenggol bahu kanan Nanda.

"Kita? lo aja kali gua nggak!" kata Nanda yang langsung berlari kearah kelasnya.

"Assalamualaikum!" kata Nanda yang langsung mereka jawab dengan serempak seperti Tentara yang disiapkan oleh komandannya.

"Hai Nanda!" kata sahabatnya, ketika nanda baru duduk di bangkunya .

SchmerzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang