9-Penghibur libur

38 4 0
                                    

Enjoy your reading!!.
.
.
.
Officially missing you- tamia.

***

"NIH NIH NIH NIH AJA WOI NIH" Ucap Bagas sambil memencet layar handphone milik kean.

"IH TAI, NANTI DIAMBIL AMA LO" ucap kean pasrah.

Bagas, Kean sedang bermain ludo king di handphone milik Fariz. Nanda sedang menton film horor di laptopnya. Difa dan Sinta sedang di balkon, mungkin mereka sedang berfoto, sedangkan Fariz sedang bermain gitar. Mereka berkumpul di rumah Nanda. Mereka tidak bolos, karna ini hari sabtu.

"Bang Ali mana nan?" tanya Bagas kepada Nanda.

"Tau ah palingan ngampus bentar lagi pulang" ucap Nanda sedikit ketus karna ia sedang menonton bagian seru di dalam film itu.

"B AJA DONG MBAK NYA" teriak bagas tepat di sebelah telinga Nanda dan langsung berlali keluar ke balkon.

Untungnya Nanda selalu menggunakan earphone saat sedang menonton film. Jadi tidak terlalu besar suara teriakan Bagas yang sangat menggelegar itu.

"BAGAS, KEAN, ADIKUUUU" teriak Ali yang tiba tiba masuk ke dalam ruang itu.

"Bang, gua adek lo bukan?" ceplos Nanda.

"Gatau deh gua lupa" ucap Ali tak menghiraukan Nanda.

"ABANG ACUU!!!" Ucap Bagas yang langsung menjatuhkan Ali ke belakang, untubg saja dibelakang Ali ada sebuah kasur seperti sofa.

"Eh goblok, kalo gua kedebruk trus gua bongkok kan galucu silit!" ucap Ali sambil menoyor kepala Bagas.

"Maapkan acuh abang, aku sungguh tak sengaja, tapi aku sudah meniatkan ini, hikss, hikss abang jahat hayati gak kuat lagi bang" ucap Bagas seperti drama yang ada di sinema pintu taubat itu.

"Keluar tinggalin bagas, muak gua lama lama" ucap Nanda "punya abang sama lunya temen kok gilanya sama" Nanda langsung menutup laptop karna dia sudah selesai menonton film itu.

Nanda berjalan ke alah balkon untuk mengajak Difa dan Sinta ke dapur untuk membantu Nanda menyiapkan sedikit cemilan dan minuman.

"Dif, sin ke dapur bentar yok temenin gua" ucap Nanda sambil duduk di salah satu kursi gantung yang ada di balkon itu.

"Lah lu minta temenin tapi lu yang duduk, wawlahi" ketus Difa.

"Eh geblek, kan Nanda lagi PMS makanya bolodh" celetuk Sinta.

"Tai, udh temenin" ucap Nanda.

Mereka berjalan menuruni tangga untuk menuju ke arah dapur. Mereka berjalan berdampingan, tidak ada yang berbunyi satu pun. Hanya suara langkah kaki mereka yang menimbulkan suara.

"Lu ambil cemilan yang ada di kulkas sama soda, gua mau nyiapin gelas" ucap Nanda

"Buset, semua nih? Banyak amat ya?" ucap Sinta.

"Ya kagak lah bego" ucap Difa.

"Nih ya bawa ke atas dulu gua mau ke keluar bentar" ucap Nanda.

***

Jam sudah menunjukan pukul 17.25, mereka masi duduk di taman belakang rumah Nanda. Gitar yang ada di tangan Fariz dan Nanda, keyboard yang dipegang oleh Ali, cajon yang ada di Bagas.

Kean mengatur kamera yang akan merekam momen ini. Bukan hanya kali ini mereka mengcover lagu lagu, bahkan sering sekali. Dari yang abal abal sampai yang bagus pun sudah mereka simpan di salah satu flashdisk .

"Difa, sinta ready?" tanya kean.

Difa dan Sinta pun mengangguk tanda setuju. Kean memencet salah satu tombol di kamera itu, dan dia agak berlari ke arah kursi di dekat yang lain duduk.

SchmerzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang