13. Mine [EDITED]

711 96 13
                                    

Son Naeun menggeret travelbag miliknya itu dengan lesu sepanjang koridor asrama, beberapa kali desah nafas berat keluar dari mulutnya ketika sampai di depan pintu kamar. Liburan yang seharusnya menyenangkan selama akhir pekan ini berakhir dengan hatinya yang hancur dan berantakan.

"Hei ­––akhirnya kau datang." Sapa wendy ketika Naeun masuk kedalam kamar mereka, gadis itu juga sepertinya baru sampai karena ia terlihat sedang merapikan beberapa pakaian kedalam lemari, ––Son Wendy selalu menghabiskan weekend dengan keluarganya.

Naeun menyimpan tas dengan asal disamping meja kemudian membaringkan badannya. Sementara Wendy melihat ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu lantas menghampirinya dan duduk dipinggiran tempat tidur Naeun.

"Ada apa denganmu ––bukannya liburan ke pantai sangat menyenangkan?" Tanya Wendy, namun Naeun hanya membalikkan badan untuk menghindari pertanyaan Wendy.

"Aku hanya tidak enak badan, Wen ––ah."

Sebenarnya Wendy ingin bertanya lebih jauh –ia tahu pasti ada yang tidak beres dengan Naeun akhir-akhir ini. Sahabatnya itu tidak pernah pintar dalam menyembunyikan sesuatu. Tapi kali ini sepertinya Wendy harus bersabar menunggu Naeun menceritakan apa yang sedang terjadi.

"Eung –beristirahatlah, Son."

**

Lee Taemin merebahkan tubuh diatas sofa. Badannya terasa remuk setelah menyetir seharian. Ia sedikit menyesal tidak membiarkan Seokjin memegang kemudi mobilnya ––tidak sudi, pikirnya saat mereka akan pulang ke asrama. Taemin juga tidak ingin masuk rumah sakit jika ia membiarkan Joe menyetir, pemuda itu jelas tidak bisa melakukannya.

Lee Taemin menghela nafas dalam-dalam dengan kesal untuk melepas lelahnya.

"Liburan singkat ini menyenangkan, bukan?" Ujar Joe yang tengah sibuk membereskan barang-barangnya.

"Bagaimana jika kita lebih sering berlibur? Dua minggu sekali –atau sebulan sekali?" Pemuda itu masih sibuk mengoceh ––tanpa sadar jika Taemin sudah menatap sinis kearahnya.

"Tidak ––terimakasih atas saranmu." Sahut Taemin, ia melempar sendal ruangan ke arah Joe, namun tidak tepat pada sasaran. Lagi ––Taemin menghela nafas.

"Tenagaku cukup terkuras dengan menyetir selama lima jam!"

Joe hanya terkekeh kecil, pemuda itu mengangkat bahu dan berlalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Lee Taemin merubah posisinya dan hanya duduk bersandar. Pemuda itu mengecek ponsel yang terus bergetar didalam saku celananya. Semua notifikasi dilayar menampilkan beberapa pesan dari Lee Jinki. Pria itu selalu menhubungi Taemin selama Adiknya itu berada di Sokcho ––memastikan jika Taemin dan teman-temannya tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.

Yang benar saja.

Setelah mengirim pesan pada Jinki, Taemin masih memerhatikan layar ponselnya seperti menunggu sesuatu ––yang pasti bukan balasan dari sang Kakak.

Apa ucapanku terlalu kejam?

Harus kah aku menghubunginya dan meminta maaf?

**

Sore hari kali ini ditemani dengan awan yang menggelap diatas langit.

Joe melebarkan langkahnya untuk segera sampai di tempat favoritnya –Cheotsarang –hanya sebuah cafe yang tidak terlalu besar dan terletak tepat di dekat Shinebridge, adalah tempat yang membuatnya nyaman menghabiskan waktu sendirian.

Ditemani secangkir latte, pemuda itu menggerakan jemari pada mousepad laptopnya. Beberapa berita luar negeri dengan tulisan berbahasa inggris menarik perhatiannya ––terlebih di beberapa situs menampilkan nama perusahaan milik keluarganya menjadi headline dari berita-berita tersebut. Tak jarang Joe menghela nafas setelah membacanya.

LOVESICKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang