Bab 16

665 50 5
                                    

Daniel dan rombongan akhirnya sudah sampai di kerajaan Saint, mereka langsung di sambut oleh para prajurit dari gerbang masuk kerajaan.

Daniel dan rombongan berjalan melewati kota di kerajaan Saint dengan di kawal banyak sekali prajurit.

"Wah, kotanya sangat indah," ucap Dinda kagum.

"Memang benar, kerajaan Saint memiliki kota yang sangat indah," ucap Daniel membenarkan ucapan Dinda.

"Papa, aku ingin melihat-lihat kota ini, tapi kenapa kita harus dikawal seperti ini, ini tidak asik, aku jadi tidak bisa melihat-lihat," ucap Ita kesal sambil mengembungkan pipinya, dan Daniel hanya bisa tertawa kaku melihat putri bungsunya seperti itu.

"Sialan kau Izana, ini memang rencanamu kan," omel Daniel pelan, sehingga tidak terdengar oleh yang lain.

Selama Daniel dan rombongannya di kawal oleh banyak sekali prajurit yang membuat mereka menjadi pusat perhatian para warga di kota. Tanpa mereka tahu, sebenarnya ada seorang wanita berpakaian hitam-merah, dengan rambut yang di kuncir kuda, lalu setengah wajahnya tertutup, siapa lagi kalau bukan Esthi.

"Bagus, sesuai dugaan Master, mereka akan datang ke sini," ucap Esthi pada dirinya sendiri sebelum akhirnya menghilang di kegelapan.

🌸🌻🌸

Seorang wanita berpakaian Gothic dengan santai berdiri di ujung jurang sebuah bukit dekat dengan kerajaan Saint, ia sedang menutup matanya sambil menikmati hembusan angin yang sangat sejuk, dan merentangkan tangannya seperti akan terbang di tiup angin.

"Zera, kami akan pergi terlebih dahulu untuk mengacaukan kerajaan itu, kau akan datang terakhir," jelas Ami mewakili kelima temannya.

Wuuss.

Angin bertiup kencang lalu tiba-tiba muncul Esthi di samping Ami.

"Mereka sudah sampai di kerajaan Saint, apa kita bergerak sekarang?" Lapor Esthi.

"Bagus, ka-"

"Jangan dulu," potong Zera santai sambil membuka matanya.

"Apa maksudmu, Zera?" tanya Ami tidak mengerti, "kita harus segera menyerang mereka, atau Master akan marah," lanjutnya.

"Tenanglah, Ichsan tidak akan marah, lagi pula jika kita menyerang mereka sekarang, itu tidak akan seru," jelas Zera sambil menyeringai.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Faldha kesal.

"Sebaiknya kalian menyusup terlebih dahulu, nanti kalian akan aku beri tanda begitu saatnya untuk menyerang," jelas Zera santai.

"Tanda? Tanda seperti apa?" tanya Faldha bingung.

Zera mulai menyandungkan sebuah lagu yang sangat indah, namun senandung itu hanya bisa di dengat oleh ketujuh orang di belakangnya.

"Itulah tandanya," ucap Zera begitu ia selesai bersenandung.

Semua orang langsung tersadar dari lamunan mereka yang mendengarkan senandung lagu seindah itu.

"Tenang saja, hanya kalian bertujuh yang bisa mendengarnya," jelas Zera.

""Baik,"" ucap ketujuh orang itu paham lalu menghilang dari pandangan Zera.

Begitu ketujuh orang itu sudah menghilang, Zera kembali memfokuskan pandangannya ke pemandanan kerajaan Saint yang terlihat dari ujung tebing itu.

"Kita akan mulai bersenang-senang," ucap Zera sambil menutup matanya lalu merentangkan tangan untuk menikmati sejuknya angin yang bertiup.

***

Heaven Kingdom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang