Bab 21

670 54 3
                                    

Perang antara pasukan kegelapan dan pasukan kerajaan langit dan bumi terjadi di wilayah pulau kegelapan, kerajaan langit dan bumi yang melawan para zombi-zombi kegelapan yang di ciptakan oleh Ami cukup kesulitan dengan jumlah yang sangat banyak.

"Cih, mereka semakin banyak dan pasukan kita sudah semakin sedikit," decak Kioku kesal. "Yang Mulia, apa yang harus kita lakukan?" tanya Kioku kepada Daniel.

"Kalian tahan mereka, aku akan memberi jalan dalam satu kali serangan," perintah Daniel tajam.

"Baik, Yang Mulia," ucap semua orang yang mendengar perintah Daniel.

Semua pasukan kerajaan bumi dan langit langsung menyerang para zombi pasukan kegelapan untuk memberikan Daniel waktu mengumpulkan tenaga.

Daniel mulai menutup matanya, berusaha berkonsentrasi untuk mengumpulkan mananya, aura mana berwarna putih mulai mengelilingi tubuh Daniel lalu ia mulai membuka matanya perlahan, dan mengangkat tangan kanannya keatas.

"Lighting Thunder!" teriak Daniel lantang, tiba-tiba sebuah petir berwarna putih mulai menyambar para pasukan zombi.

"Keren," ucap Septian kagum.

Akhirnya pasukan zombi sudah hancur menjadi debu, karena serangan yang di lancarkan oleh Daniel. "Wah, itu benar-benar serangan yang sangat besar," ucap Septian kagum.

Setelah pasukan zombi hancur Daniel, Kioku, Aegil, Fira, Dinda, Kireina, Fardi, Rian, Izana, Wulan, Septian, Nada, dan Ivana segera berlari menuju mansion Ichsan, Izana memerintahkan para pasukannya yang tersisa untuk berada di sana, jika para pasukan zombi kembali, Izana meminta mereka agar menahan para pasukan zombi.

Akhirnya ketiga belas orang itu sampai di halaman depan mansion Ichsan. "Selamat datang di Mansion kegelapan," sambut Esthi, dan ksatria kegelapan lainnya yang berdiri di belakang Esthi

"Kalian jangan menghalangi jalan kami!" teriak Daniel kesal.

"Maaf, Yang Mulia, kalian harus melawan kami dulu sebelum memasuki mansion ini," ucap Esthi sambil menyeringai lalu ia dan keenam orang di belakangnya mulai mengambil ancang-ancang dan membuat ketiga belas orang di depannya juga mengambil ancang-ancang.

Ksatria kegelapan dan ketiga belas orang itu mulai menyerang. Kioku dan Septian melawan Ami,  Dinda dan Fira melawan Ardy, Nada dan Ivana melawan Faldha, Fardi dan Rian melawan Faa, Wulan dan Kireina melawan Mara, Aegil dan Izana melawan Joker, serta Daniel yang melawan Esthi.

                            ***

"Ugh..." erang Zani sambil memegang kepalanya yang terasa begitu pusing.

"Kau sudah bangun, bagaimana apa kau ingat?" tanya seorang wanita berambut putih lembut.

"Mama," panggil Zani pelan saat sudah mengenali siapa wanita di hadapannya sebagai Zeref lalu mulai berdiri, dan ia memandang pria berambut hitam dengan sayap malaikat berwarna hitam di dekat Zeref.

"Papa?" Panggil Zani tidak yakin.

Pria itu yang tak lain adalah Lucifer tersenyum hangat kepadanya sambil mengelus kepala Zani dengan lembut. "Iya, sepertinya kau sudah ingat," jawab Lucifer sambil tersenyum lembut, dan mendapatkan anggukan kepala dari Zani.

"Apa kau juga ingat apa takdirmu?" tanya Zeref khawatir.

"Ya, aku ingat, takdirku sebagai sang kegelapan, hanya bisa berjalan di sisi kegelapan, walaupun aku bereinkarnasi, pada akhirnya takdirku tidak akan bisa berubah," jawab Zani sedih.

"Maaf, kita tidak bisa melakukan apapun sebagai orang tua," ucap Lucifer sedih.

"Tidak apa-apa pa, setidaknya sekarang aku tahu harus bagaimana, aku senang bisa bertemu dengan kalian," ucap Zani sambil tersenyum senang dan langsung mendapatkan pelukan hangat dari Zeref dan Lucifer.

Heaven Kingdom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang