Bab 23

689 54 2
                                    

Bruk.

"Ugh."

Aku harus berjuang, aku tidak boleh kalah batin Mara semangat sambil berusah untuk berdiri.

"Sebaiknya kau menyerah," perintah Wulan tajam.

"Menyerah? Tidak akan, kami dj jadikan ksatria kegelapan bukan karena hanya berani mempertaruhkan nyawa kami, dan memberikanny kepada kegelapan semuanya, tapi karena kami berbeda dengan yang lain," jelas Mara tajam lalu muncul tekanan aura yang cukup kuat muncul.

"Aura apa ini?" tanya Kireina terkejut.

"Aura ini, ini aura putri Demon yang perna muncul seribu tahun lalu," jelas Wulan tidak percaya.

"Aku akan memenangkan pertempuran ini, demi Master!" teriak Mara lalu aura itu mulai membesar, Mara mulai berubah, ia memiliki sepasang tanduk kecil, mata yang berubah hitam dengan pupil berwarna merah menyala, serta taring yang tajam.

"Tidak mungkin, gadis ini adalah putri Demon," ucap Kireina tidak percaya.

"Apapun dia, kita harus mengalahkannya demi menyelamatkan Yang Mulia Zani," ucap Wulan tajam sambil mengambil ancang-ancang.

"Baik," jawab Kireina lalu mengambil ancang-ancang juga.

"Matilah kalian, Demon Arrow," ucap Mara lantang lalu meluncurkan ribuan anak panah dengan aura berwarna merah ke Wulan dan Kireina.

"Sialan, Hand of god," ucap Wulan lalu merentangkan tangannya untuk membuat pelindung.

"Ugh, ini sangat kuat, aku tidak bisa menahanya," ucap Wulan sambil terus menahan semua anak panah yang menuju kearah mereka.

"Serahkan padaku," ucap Kireina santai lalu menghilang dari samping Wulan dan muncul di belakang Mara, dan akan menyerang Mara.

Jleb.

Namun serang Kireina terhenti begitu ia merasakan sesuatu yang menusuk perutnya lalu ia memandang ke perutnya, ia melihat tangan Mara yang menusuk perutnya, lalu mengeluarkannya dan memperlihatkan kuku-kuku yang panjang dan tajam.

"Uhuk." Kireina mulai batuk dan mengeluarkan cairan kental berwarna merah dari mulut dan perutnya lalu akhirnya ia terjatuh.

"Kireina!" teriak Wulan lalu berlari dan menyerang Mara.

"Blood tornado," ucap Mara dingin lalu sebuah tornado yang tecipta dari sedikit darah Kireina terbentuk dan menyerang Wulan, membuat Wulan langsung terhisap kedalamnya.

Begitu tornado darah itu berhenti, Wulan sudah di penuhi oleh darah dan terluka cukup parah. Mara yang melihat itu hanya memandang kedua orang yang sudah tak berdaya itu dengan tajam sebelum akhirnya menghilang.

                            ***

Duar.

Aegil dan Izana terus-menerus berusaha untuk menghindari setiap belati yang di lempar oleh Joker. "Hahahaha, larilah, menghindarlah terus, hahahaha," ucap Joker sambil tertawa senang.

"Aegil, kita harus segera menyelesaikan ini, lakukanlah, biar aku yang menahannya," perintah Izana sambil berlari menyerang Joker.

"Baik, Yang Mulia," ucap Aegil lalu mulai menutup mata dan berkonsentrasi.

Beberapa menit kemudian, Aegil mulai membuka matanya secara perlahan dan memperlihatkan sepasang mata berwarna hitam dengan pupil mata berwarna merah lalu pedangnya yang awalnya biasa, berubah menjadi pedang besar berwarna hitam dengan garis-garis merah.

"Yang Mulia!" panggil Aegil yang membuat Izana langsung meloncat dan berdiri di belakang Aegil.

"Lakukanlah," perintah Izana lalu duduk dengan menghenpuskan napas tenang.

Heaven Kingdom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang