Bab 22

647 50 6
                                    

Pertarungan antara Kioku dan Ami terjadi cukup sengit sehingga mengakibatkan suara dan benturan kekuatan yang sangat kuat.

Duar.

Bruk.

"Ugh," erang Kioku yang merasakan sakit di bagian perut dan punggungnya.

"Apa hanya ini kemampuanmu?" Sindir Ami sambil menyeringai.

"S-sialan," ucap Kioku kesal sambil berusaha berdiri.

"Baiklah, biar aku bunuh dulu manusia lemah itu," ucap Ami sambil berjalan dengan santai menuju Septian.

"J-jangan kau berani-berani menyentuhnya!" ancam Kioku kesal, tapi tidak mendapat respon dari Ami, setelah itu Ami langsung mencekik leher Septian begitu berada di depannya.

"Ugh," erang Septian yang merasa sesak napas dan merasakan panas di lehernya.

"L-lepaskan dia, dasar cewek sialan!!" teriak Kioku lantang, dan berlari lalu menyerang Ami dengan memotong tangannya yang mencekik Septian dengan pedangnya.

"Aaarrrggghhh, Sialan kau Kioku!" teriak Ami emosi sambil memegang tangannya yang mengeluarkan darah.

"Aku sudah muak denganmu, akan aku akhiri sekarang," ucap Kioku tajam lalu tiba-tiba di belakang Kioku terbang dua senapan dan ia memegang dua buah pedang.

"Final move : blade dance and shortgun!" Teriak Kioku sambil berlari dan menyerang Ami dengan menembak dan menyerang secara rapi.

Bruk.

"S-sialan," ucap Ami sebelum akhirnya menutup matanya lalu menjadi abu.

Kioku hanya menatap abu Ami dengan tajam lalu ia berubah kembali menjadi normal, dan berjalan menuju Septian lalu membawanya sedikit menjauh dari pertempuran.

                           ***

Ichsan memandang ke cermin yang memperlihatkan semua pertarungan yang terjadi di depan mansionnya dengan tenang, lalu ia mengarahkan pandangannya ke arah Kioku yang sedang membawa Septian lalu menyeringai.

"Ami gagal," ucapnya santai sambil bertopang dagu.

                           ***
Bruk.

"Ugh..."

"Yang Mulia!" teriak Fira khawatir yang melihat Dinda terpukul mundur.

"Hanya ini memampuan putri raja langit?" sindir Ardy dingin.

"Beraninya kau!" teriak Fira emosi dan berlari menyerang Ardy.

Namun dengan cepat Ardy menghindar dan langsung mencekik leher Fira lalu membanting tubuh Fira dengan keras ke tanah.

Duar.

"Ugh," erang Fira sebelum akhirnya pingsan.

"Dasar pengganggu lemah," ejek Ardi dingin.

"Fira!" teriak Dinda terkejut. "Beraninya kau, beraninya kau melukai Fira!" teriak Dinda emosi lalu muncul aura mana berwarna putih seperti Daniel. Namun tidak sekuat milik Daniel.

Dengan cepat Dinda berlari lalu muncul di belakang Ardy. "Ap-"

Bruak.

Ucapan Ardy terpotong karena tiba-tiba kecepatan Dinda bertambah, dan tiba-tiba saja Ardy terpukul hingga membentur dinding Mansion.

"Ugh," erangnya lalu cairan merah kental mulai keluar dari sudut bibirnya. "Jadi kau mulai serius putri?" tanya Ardy santai sambil berdiri dan menyekah cairan kental yang ada di sudut bibirnya dengan punggung tangannya. "Kalau begitu, aku juga akan serius," ucap Ardy tajam lalu sebuah tekanan aura yang cukup kuat muncul dari Ardy.

Heaven Kingdom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang