Bab 24

767 52 6
                                    

Daniel tidak mempercayai penglihatannya saat ini, apa yang terjadi dengan Ita, bagaimana ia bisa menjadi seperti ini?

Flashback on

Anggi baru saja mengganti handuk yang di gunakan untuk mengompres kepala Ita, begitu Daniel dan lainnya berangkat untuk ke wilayah kegelapan, suhu tubuh ita langsung naik secara drastis, bahkan tabib kerajaan yang memeriksanya saja merasa bingung dengan keadaan Ita.

Saat ini Oka sedang membuat ramuan obat untuk menurunkan suhu tubuh Ita.

Crak.

"Anggi, aku selesai membuatnya," ucap Oka semangat sambil membawa ramuan yang sudah ia buat.

"Apa kau yakin itu berhasil, Oka?" tanya Anggi khawatir.

"Tapi jika tidak kita coba, maka putri Ita tidak akan bisa sembuh," jelas Oka.

"Baiklah," ucap Anggi akhirnya tapi tetap khawatir.

"Baiklah ambilkan segelas air, dengan air kita bisa mempercepat ramuannya berkerja," perinta Oka dan langsung di turut Anggi.

"Ini," ucap Anggi sambil memberikan air yang tadi diminta oleh Oka.

"Terima kasih," ucap Oka lalu mulai mencampur ramuan dengan air dan meminumkannya ke Ita.

Setelah selesai mereka tinggal menunggu hasilnya. Akhirnya suhu tubuh Ita mulai kembali normal ketika malam. "Ya ampun, aku ketiduran," ucap Oka ketika bangun lalu ia segera memeriksa suhu tubuh Ita. "Syukurlah, putri sudah membaik," ucap Oka senang.

Tiba-tiba tubuh Ita mengeluarkan aura berwarna hitam, membuat Oka membulatkan matanya sempurna. "Apa yang terjadi?" tanya Oka bingung dan langsung membangunkan Anggi yang ada di sampingnya.

"Ada apa, Oka?" tanya Anggi bingung.

"Lihatlah, tiba-tiba putri mengeluarkan aura berwarna hitam," jawab Oka sambil menunjuk Ita.

"Apa yang terjadi?" tanya Anggia terkejut ketika melihat Ita.

Setelah itu Ita mulai membuka matanya secara perlahan dan memperlihatkan sepasang matanya yang berwarna hitam. "Putri," panggil Oka dan Anggi senang begitu melihat Ita yang membuka matanya.

Ita hanya diam lalu ia mulai bangun dan keluar dari tempat tidur lalu berjalan kedekat jendela. "Putri Anda ingin kemana, sebaiknya Anda tetap beristirahat," ucap Oka khawatir.

"Benar putri, lagi pula ini sudah malam, ayo putri," ajak Anggia pelan lalu akan menyentu Ita untuk menuntunnya kembali ke tempat tidur.

Namun belum sampai ia menyentuh Ita, ia tersetrum oleh sebuah pelindung transparan dan membuat Anggi langsung pingsan. "Anggi," panggil Oka terkejut dan langsung menghampiri Anggi.

Oka mengecek keadaan Anggi. "Syukurlah, dia hanya pingsan," ucap Oka lega lalu memandang Ita yang tetap membelakanginya. "Sebuah pelindung transparan, apa yang terjadi dengan putri?" tanya Oka kepada dirinya sendiri.

Ita mulai membuka jendela, namun dengan cepat Oka melempar sesuatu yang langsung membuat jendela itu kembali tertutup dan membuat Ita membalikkan badan. "Maafkan saya putri, karena bertindak kurang ajar, tapi Anda tidak bisa kemana-mana," ucap Oka sopan.

Ita hanya diam lalu mengangkat tangan kanannya keatas. "Þøńğķæť," ucap Ita pelan lalu muncul tongkat berwarna hitam legam.

"Putri," ucap Oka tidak percaya.

Tanpa berkata apa-apa Ita langsung berlari dan menyerang Oka, namun dengan cepat Oka berhasil menghindar. "Putri ada apa dengan Anda?" tanya Oka khawatir sambil terus-menerus mencoba menghindari serangan Ita.

Heaven Kingdom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang