Bab 18

592 51 13
                                    

Jleb.

"Ini sangat membosankan," ucap Ardy sambil menarik kedua pedangnya.

Ardy melihat ada satu warga yang berusaha lari, dengan cepat ia berlari dan akan menebaskan kedua pedangnya untuk membunuh warga itu.

Trang.

Namun serangannya di tahan oleh Dinda yang tiba-tiba muncul dan melindungi warga itu, "Cepat pergi dari sini," perintah Dinda kepada warga itu, dengan cepat warga itu langsung berlari meninggalkan Dinda dan Ardy.

Ardy langsung meloncat mundur, untuk memberikan jarak antara dia dan Dinda. "Sepertinya ini akan menghilangkan rasa bosanku," ucap Ardy sambil menyeringai dan mulai menyerang Dinda.

Slass.

Trang trang trang.

Adu pedang antara Dinda dan Ardy terjadi begitu sengit, sehingga dapat memunculkan percikan-percikan api kecil.

Sedangkan Ita, Oka, Anggi, dan Fira hanya bisa diam memperhatikan pertarungan antara Dinda dan Andy, mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena Dinda sudah memerintakan mereka untuk tidak ikut campur dengan pertarungannya.

Bruk.

"Ugh, uhuk uhuk," erang Dinda saat membentur dinding rumah warga dan cairan segar berwarna merah yang kental keluar dari mulutnya.

"Oneesama!" teriak Ita khawatir melihat Dinda yang terluka cukup parah.

"Ternyata sama saja, ini membosankan," ucap Ardy dan menyarungkan kembali kedua pedangnya.

"Ardy apa kau selesai?" tanya Ami yang tiba-tiba muncul di samping Ardy. "Sebentar lagi 'dia' akan datang," lanjutnya.

"Baiklah, ayo," ajak Ardy.

Saat kedua orang itu mulai berjalan meninggalkan Dinda yang terluka dan pingsan, tiba-tiba sebuah senjata boomerang yang tajam menyerang ke arah mereka dan mereka juga merasakan serangan dari pedang yang sedang mendekat, dengan cepat Ami menangkis boomerang itu dengan kukunya yang tajam, Namun boomerang kedua datang dan Ami tidak dalam keadaan siap, sehingga ia harus terpukul mundur, sedangkan Ardy menahan serangan pedang dari Fira dengan kedua pedangnya.

"Aku tidak akan membiarkan kau pergi begitu saja, setelah melukai yang mulia!" teriak Fira emosi dan mulai menggerakkan pedangnya untuk memukul mundur Ardy.

Ami dan Ardy berhasil terpukul mundur, Fira bersiap mengambil ancang-ancang lalu Ita dengan santai menangkap kembali kedua senjata boomerangnya, Ita berjalan dengan tatapan tajam kepada Ardy dan Ami, tiba-tiba sebuah aura kegelapan muncul dari tubuh Ita, matanya yang awalnya berwarna coklat, kini berubah menjadi merah menyala.

"Kalian telah melukai oneesama, kalian telah mengambil mamaku, aku tidak bisa memaafkan kalian, AKAN AKU BUNUH KALIAN!" ucapnya lalu berteriak di akhir kalimat, ia mulai berlari dan melemparkan senjatanya untuk menyerang Ami dan Ardy.

"Gawat, barrier," ucap Ami, dengan cepat sebuah pelindung transparan melindungi Ami.

Trang.

Suara adu senjata antara Ardy dan Fira cukup keras, Fira dengan lincahnya menggerakkan pedangnya, ia terlihat seperti sedang menari dengan pedangnya.

"Ami, kita hanya perlu menahan ini sampai dia datang kan?!" teriak Andy pada Ami sambil terus menangkis serangan Fira.

Tap.

"Kau benar," ucap Ami santai. "Tapi kita tidak bisa bermain-main dengan mereka," lanjutnya lalu keluar aura berwarna kuning dari tubuh Ami, ia mengangkat tangan kanannya lalu membacakan mantra.

Heaven Kingdom [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang