Dating Without Love 37

2.7K 49 0
                                    

"Mama... papa kapan pulang?" Tanya Saka Lantang dan lambat,ia terduduk di lantai dengan menyerakan jeruk-jeruk dari keranjang memenuhi lantai.

Satu keranjang jeruk yang baru kami terima seminggu yang lalu dari Jepang, orang tua Kenta yang mengirimkan itu langsung melalui paket pengiriman.
Aku hanya melirik ulahnya sekilas tanpa menegurnya dan sibuk berkutat dengan dapurku yang berantakan menyiapkan sarapan. Tangan kananku memegang pisau mengiris sosis, lalu memanaskan minyak goreng dengan api yang cukup kecil.

"Saka enggak punya teman main,mama enggak bisa diajak main robot-robotan. Apalagi ninja-ninjaan...Saka kangen papa..." Rengeknya mengacak-acak jeruk.

"Jelas saja,karena mama bukan orang Jepang yang bisa berubah jadi robot apalagi ninja. " Balasku mencoba menghiburnya.

"Oh iya.. Mama kan orang Indonesia,enggak seperti Saka dan papa yang orang Jepang. "Ucapnya lugu.

"Iya. " Jawabku lalu terkekeh geli melihat tingkahnya, sambil menyiapkan bento kesukaan Saka dan mulai merapikan dapur.

"Hubungi papa mah.. Saka kangen..." Perintahnya.

"Nanti papa akan hubungi Saka kalau dia tidak sibuk kerja. Papa pasti sedang sibuk. "

"Ahh mama kelamaan,papa bilang cuma satu minggu di Jepangnya ini udah dua minggu. Terus udah tiga hari enggak ngasih kabar, mama juga enggak mau hubungi papa. "

Jantungku berhenti berdetak sesaat mendengar ucapan Saka.
Saka benar dia sudah tiga hari tidak memberi kabar,apa dia terlalu sibuk. Bukankah dia biasanya selalu menghubungiku untuk berbicara dengan Saka.
Ia tidak pernah lupa dengan kebiasaannya itu semenjak kehadiran Saka. Sepertinya aku yang harus menghubungi dia terlebih dahulu. Aku harus mencoba mengesampingkan egoku.

"Sekarang Saka duduk habiskan sarapannya." Perintahku sambil berusaha memasukan jeruk-jeruk yang berserakan ke dalam keranjang.

"Enggak mau, telponin papa dulu. "Rengeknya manja.

"Iya, mama akan hubungi papa sekarang juga. Saka ikut mama ke meja makan. "Aku berusaha membujuknya dan meraih lengan Saka kedalam gendonganku.

"Tapi mama janji akan hubungi papa buat Saka! "  Ujarnya sambil mengarahkan jari kelingkingnya kehadapanku dan aku berusaha membalasnya.

Aku mengangguk dan membenarkan posisi Saka dalam gendonganku, aku melatakan Saka di kursi meja makan."Duduklah dan habiskan makanan kesukaan Saka. Mama akan ambil ponsel dulu di kamar. "Kataku berusaha menenangkannya.

Aku mencari ponselku yang berada di nakas tepat disamping ranjangku, melepaskan kabel yag tersambung. Batrey penuh.
Aku keluar dari kamar ku dan menghampiri Saka yang sedang bermain-main dengan sendok didalam mangkok kecilnya.
Anak itu tampak tidak berselera makan, dia hanya memakan sosis gorengnya dan kornet. Nasinya sedikitpun tidak disentuh. Ia mengaduk-aduk sepuasnya tanpa berminat untuk dilahapnya. Aku mengernyitkan dahiku.

"Saka,ayo dimakan kalau tidak Mama enggak akan telpon papa."
Ia tampak mengerucutkan bibirnya sebal, lalu meletakan sendok begitu saja.Kedua tangannya ia jadikan topangan wajah tembemnya,menangkupnya sebal. Dia tampak marah, lalu menatap kosong ke arah makanannya dan mengacuhkanku.

Aku membuka ponselku dan berusaha mencari nama Kenta yang jelas berada dideretan paling atas di daftar kontakku.
Aku memberi simbol love agar mudah mencari namanya saat aku sedang membutuhkannya dalam kondisi mendesak.
Aku mencoba menghubunginya,tapi lama tak terjawab.
Aku mencobanya lagi untuk yang ke lima kalinya dan terangkat.

Suara seorang perempuan."Hallo...!!!"
Jantung hatiku berhenti berdetak sesaat, sebuah hantaman seolah memukul jantungku keras. Kenapa suara seorang perempuan? Aku tidak salah menghubungi orang kan?Aku menatap layar ponselku dan ini memang nomor Kenta lalu siapa wanita itu? Aku mencoba menutupnya.Lalu menghubunginya lagi.

Dating Without Love ( Novel Dewasa 21+ ) Republish 31 Dec'21- 25 January 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang