Dating Without Love 36

2.6K 40 0
                                    

Aku menggerakkan tubuhku yang merasa bosan berbaring diatas ranjang. Tidurku terasa cukup dan aku harus segera bangun mengingat ini adalah awal pekan. Aku harus menyiapkan segala kebutuhan Kenta dan Saka. Selftalk ku dari dalam pikiran yang sudah teratur setiap paginya.
Aku merasa tubuhku sulit bergerak lebih luas, ada apa denganku? Aku menguap dan berusaha mengerjap-ngerjapkan mataku. Mata ku berat dan lengket,aku butuh kekuatan dari dalam diriku untuk bisa menarik kedua kelopak mataku terbuka. Aku berhasil. Pandangan yang berbeda. Biasanya saat bangun mataku nyalang melihat langit-langit kamar dan bantal yang kosong ketika Saka tidak tidur bersamaku. Ini mustahil, aku mencoba mengingat apa yang terjadi semalam.
Aku berhasil memutar ulang ingatanku. Aku menatap wajah tampan Kenta dengan kedua mata sipitnya masih terpejam rapat, napasnya bergerak lambat dan lembut dia benar-benar terlihat teduh. Sebuah senyuman dari wajahku melengkung begitu saja. Kenapa aku melakukan ini? Aku berusaha menggerakkan tubuhku yang berat, beban itu bukan karena berisi lemak yang menumpuk ditubuhku karena aku tak memiliki ukuran berat badan yang berlebihan meskipun Saka telah lahir. Tubuhku tetap ramping proposional . Beban itu timbul karena sebuah tangan kokoh yang lembut dan putih itu mencengkram erat dilingkaran pinggangku. Kenta menarik dan memelukku dalam tidurnya. Astaga, sejak kapan dan kenapa bisa seperti ini? Tubuhku menempel rapat dengan manusia es.
Lalu dimana Saka, bukankah semalam kami tidur bertiga?
Pikiran ku melayang ingin tahu dimana Saka. Dengan perlahan aku berusaha menyingkirkan tangan Kenta dari tubuhku, berusaha tidak membangunkannya. Susah payah aku berusaha meloloskan diri dan aku berhasil menarik diriku dari dekapannya. Aku menarik napas lega. Dimana Saka? Aku tak melihatnya dia berada di kamar.
Anak itu kemana? Aku segera menyingkir dari ranjangku melangkah kearah kamar mandi, membukanya tak ada tanda-tanda dia disitu. Lalu kemana?
Aku melihat ruang tv dilantai yang sama hanya tersekat lemari buku yang bisa diputar menyala dengan suara yang cukup . Aku mendekat dan melihat putraku yang menggemaskan sedang duduk di sofa sambil memeluk boneka bebeknya. Dia terlihat serius menonton kartun. Channel apa yang sudah memutar tayangan anak-anak jam lima pagi. Aku mengernyitkan dahiku dan melangkah lebih dekat lagi kearah Saka. Aku berjongkok merendahkan tubuhku untuk mensejajarkan diri dengan Saka disamping sofa.
Aku membelai lembut ujung kepalanya, menelangkupnya dan menciumnya hangat. Saka tersenyum. Dan aku pun melebur melihat senyuman nya dia sama seperti Wataru.
Apa mungkin Tuhan telah mengembalikan Wataru padaku melalui Saka. Aku teduh melihat wajah Saka.

"Sayang, apa yang kau laukan disini sepagi ini? Mama cemas mencarimu nak. "

"Saka mau lihat kartun baby boss, mama. "Jawab Saka dengan lidah cadelnya.

"Samurai mama sudah pintar bisa menghidupkan TV sendiri. Saka mau minum susu? "

Saka mengecup bibirku, perlakuannya lagi-lagi sama seperti kebiasaan ayahnya. Ia lalu mengangguk setuju.

Aku mencubit pipinya gemas dan berdiri dari posisiku melangkah keluar.

"Mau cake muffin nya juga ma. "Teriak Saka.

"Siap, jagoan mama. "Teriak ku membalasnya.

Aku kembali dengan membawakan susu dan cake muffin favoritenya. Saka sangat menyukainya dan itu semua karena saat aku hamil aku lebih sering memakan cake itu untuk mengenang kedekatanku dengan Wataru dan sekarang putraku tak bisa berhenti menikmatinya.

"Habiskan susu nya dan jangan buat mama cemas lagi. Mama akan menyiapkan perlengkapan papa. "

Saka menyeringai gemas sambil menggigit kue muffin kemudian mengangguk mengerti.

*****

Aku kembali kedapur menyiapkan sarapan, berkutat mencoba resep baru untuk mereka makan. Aku tidak ingin Saka dan Kenta bosan jika setiap hari menikmati makanan yang itu-itu saja. Aku selalu berusaha mencari resep terbaru dan mencobanya. Satu jam aku berkutat didapur akhirnya selesai.
Aku kembali ke kamarku dengan membawa sacangkir kopi creamer dan segelas air putih untuk Kenta.
Dia tidak ada. Sudah bangun? Apa dia kembali ke kamarnya?
Aku membalikkan badan dan mendengar Saka tertawa keras memanggil-manggil papa.

Dating Without Love ( Novel Dewasa 21+ ) Republish 31 Dec'21- 25 January 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang