EPILOG

4.3K 63 21
                                    

Jepang

Dua tahun kemudian.

Setelah menghabiskan liburan dua tahun yang lalu di Jepang aku, Kenta dan Saka kembali pulang ke Jakarta.
Ada banyak pekerjaan yang harus Kenta selesaikan dan Saka pun harus segera menyelesaikan sekolah TK nya.
Namun pada akhirnya Kenta mendapatkan tugas untuk kembali menjabat di perusahaan pusatnya yang tentu berlokasi di Tokyo Jepang. Ini jadi sebuah dilema untuk ku dan juga Kenta yang sudah nyaman tinggal di Indonesia.

Suka atau tidak aku harus ikut bersamanya, toh itu kota dan negeri suamiku sendiri. Aku tidak pindah ke negara yang benar-benar asing dan ini hanya sementara. Sewaktu-waktu kami bisa pulang ke Jakarta. Tak Ada yang perlu aku khawatirkan. Selain itu aku juga bisa lebih dekat lagi dengan kuburan Wataru dan mendekatkan putra-putri ku dengan kakek neneknya.
Tapi bagaimana dengan bisnisku? Aku sedikit pusing memikirnya, usaha yang sudah aku rintis menjadi besar akhirnya harus aku tepikan demi merawat suami dan anak-anak. Aku harus setia menemani suami bertugas. Andai saja dia mau berhenti dari perusahaannya dan mengambil alih perusahaan ku itu akan sangat menyenangkan.
Dalam kebimbanganku, Kenta berhasil membujukku untuk mengambil alih perusahaanku sesuai yang aku bayangkan sebelumnya. Aku tidak bisa mengelaknya karena dia memang memiliki mental dan pemikiran seorang pembisnis. Dan kedepannya jika memungkinkan ia yang akan sepenuhnya bertanggung jawab setelah tak lagi bekerja di perusahaannya saat ini.
Akhirnya aku menyerahkan semua tanggung jawab usahaku kepadanya. Aku hanya diizinkan untuk menulis ya hanya profesi sebagai penulis yang ia izinkan untuk aku tekuni.
Alasannya, aku bisa menulis dirumah sambil menjaga anak-anak dan mengurus dirinya. Sebenarnya itu hanyalah alasan klasik ,dia tidak ingin aku bertemu pria tampan lain diluar.
Kenta sering kali bolak-balik Jepang - Jakarta hanya untuk mengurus pekerjaan, mengontrol usaha bisnisku di Jakarta dan kadang menjenguk kondisi rumah, apartment dan lainnya.

Masa paling kritis sudah berlalu kini kehidupan rumah tanggaku dengan Kenta semakin harmonis.
Percaya atau tidak setelah dari kuil Akasaka Hikawa aku dan Kenta semakin sulit untuk dipisahkan. Mungkin hanyalah mitos, tetapi Tuhan mendengar permohonanku dan mungkin permohonan Kenta juga. Tuhan memberikan kami kebahagiaan yang sempurna saat ini.
Kami semakin dipererat oleh kehadiran dua bayi kembar kami.
Dua bayi kembar yang manis, lucu dan menggemaskan.
Mereka cantik dan tampan, entah kenapa wajahnya lebih condong ke papanya semua,mereka hanya mendapatka bulu mata yang lentik dariku. Baik Saka, Ren dan Ran mereka lebih mirip dengan ayahnya masing-masing. Hanya sesekali saat mereka tersenyum manis sekilas ada kemiripan denganku.
Ren Nakamura bayi laki-laki ku dan Ran Nakamura bayi perempuan ku, kini mereka berusia satu tahun lebih dua bulan.
Ren lahir lebih dulu beberapa jam sebelum akhirnya Ran menyusul dengan tangisannya yang merdu ditelinga kami.
Aku tak menyangka bahwa pernikahanku dengan Kenta akan dikaruniai dua bayi kembar seorang laki-laki dan perempuan.

Pernikahan kami terasa lengkap dan sempurna, Kenta begitu bahagia karena ia mendapatkan kesempatan untuk menjadi seorang ayah sesungguhnya. Ia memiliki putra dan putri yang di dalamnya mengalir darahnya sendiri. Akupun sama bahagianya seperti Kenta.
Meskipun begitu ia tidak mengabaikan kehadiran Saka, ia tetap mencintai Saka dengan penuh kasih sayangnya. Hanya saja Saka terkadang terlihat cemburu ketika aku dan Kenta sibuk mengurus dua bayi kembar kami saat mereka menangis, seperti saat ini aku dan Kenta sibuk mengurus dua bayiku di kamar. Saka berdiri di ambang pintu memeluk boneka bebeknya dengan muka cemberut. Ia enggan mendekat

Setelah dua bayi kembar kami tertidur pulas kami memberikan waktu sepenuhnya bergantian untuk menemani Saka. Aku memberinya pengertian bahwa mereka adalah adiknya. Saka tumbuh semakin mengerti dan iapun mulai membagi waktu untuk mendekati adik-adiknya.

Saka sendiri saat ini sudah kelas satu sekolah dasar, ia tumbuh benar-benar menjadi anak yang hebat.

Sekarang adalah musim salju menjelang musim semi tiba. Aku melihat Kenta dan Saka bermain salju diluar sebelum akhirnya mereka membersihkan salju-salju itu .
Mereka tampak bahagia dan saling melempar bola salju.
Aku hanya memandangi mereka dari dalam rumah sambil mengasuh si kembar Ren dan Ran.
Saka dan Kenta menyadari bahwa aku sedang berdiri ditepi pintu mengawasi mereka. Tersenyum lalu saling melempar pandangan ke arahku, berteriak mengajakku untuk bergabung bersama mereka. Sayangnya aku tidak bisa meninggalkan Ren dan Ran terlalu lama.

Dating Without Love ( Novel Dewasa 21+ ) Republish 31 Dec'21- 25 January 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang