Dating Without Love 10

10.4K 51 0
                                    

"What are you doing? "Aku berusaha mengirimkan pesan dan membuang egoku. Mencoba untuk memperbaiki keadaan.

"Why do you contact to me? "

"Heemmmm.. You don't allow it? Still angry to me? "

"Not angry.But just strange."

"Why strange? "

"You said you should find others man."

"I said this because i like you. I need an answer that, i do not want to loving another man. But you didn't give me answer about my questione. "

"Ok, now I said to you. I don't loving you again. Bye. "

"Ok, thanks for the answer. Good bye. "

Hatiku remuk sesaat membaca pesannya. Sekarang dia berani mengatakan kalimat itu melaui pesan dan kemarin dia hanya membungkam. Ini bukan jawaban yang aku harapkan, aku ingin jawaban lain yang menenangkan perasaanku. Apa dia benar-benar tidak mencintaiku? Lalu apa arti hubungan selama lima bulan ini?
Manusia berperasaan atau tidak kah orang yang sedang aku hadapi sekarang. Sebegitu bekunya hati dan sikapnya padaku. Aku ingin menangis tapi tak mampu. Aku berusaha menerima pengakuannya. Bukankah ini yang aku pinta,sebuah jawaban pasti yang akan menentukan langkahku selanjutnya. Bertahan bersamanya atau pergi mencari yang lain.

Aku melempar ponselku ke dalam tas, duduk tercenung dan memperhatikan langit kota yang terhiasi lampu malam.
Membiarkan setiap hembusan angin menyentuh wajahku dan mendamaikan pikiranku.

Apa yang harus aku lakukan, pergi meninggalkannya dan membuka diri untuk orang baru atau berusaha bertahan untuk meluluhkan ia yang sudah cukup lama bersamaku?
Hatiku tak ingin meninggalkannya tapi ego dan logika ku menarik paksa untuk mengabaikan pria angkuh seperti dia.

*****

Ponselku berbunyi. Aku menatap malas dan melihat siapa yang mengirim pesan.

"Hi... "

Dia lagi, batinku. Aku muak berhubungan dengan orang Jepang. Tapi haruskah aku bersikap sakartis seperti ini hanya karena membenci seseorang yang sedang menjerumuskanku dalam kekecewaan.

Aku mengabaikan pesan itu dan kembali fokus dengan apa yang aku kerjakan. Kepalaku sedang dipenuhi imajinasi, ia mengalir dan menuntunku untuk menggerakan jemariku diatas keyboard. Merangkai kalimat demi kalimat. Aku hanyut dalam tulisanku sendiri,betapa beruntungnya tokoh wanita yang aku gambarkan dalam penokohan novelku. Ia memiliki pria yang hangat. Sedangkan aku sendiri penulisnya sedang mengalami kisah yang memilukan dan terbilang miris.

Mengingat Kenta membuat imajinasiku berhenti mendadak.
Aku menghela napas berusaha menyingkirkan segala hal tentang Kenta secepatnya.
Aku menatap ponselku lagi, lalu melihat whatsapp dan menghapus obrolanku dengan Kenta beberapa hari lalu.
Aku berusaha menscrool beberapa pesan lainnya yang masuk. Mataku tertuju pada pesan yang dikirimkan oleh Wataru.
Sepertinya aku tidak perlu menutup diri lagi kepada yang lain.

"Hi, ya ada apa? "Balasku.

"Sedang apa? Sudah makan? "

"Kerja, belum lapar. "Balasku cuek.

"Wow Amazing. "

"Amazing? Maksudnya? " Aku memicingkan kedua alisku saat membaca pesannya. Tak mengerti.

"Ini sudah hampir jam tiga sore dan kamu belum merasa lapar? "

"Ya, masih kenyang. "

Dating Without Love ( Novel Dewasa 21+ ) Republish 31 Dec'21- 25 January 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang