Dating Without Love 16

5.9K 39 0
                                    

"Hallo pak, bisa bantu saya panggilkan Mr. Kentaro. " Kataku merayu security yang bertugas.

Aku mendatangi apartment Kenta,membawakannya makanan.Itu yang aku lakukan selama beberapa pekan ini. Meminta security menghubunginya dan membiarkan Kenta mengambilnya di meja resepsionis tanpa dia tahu bahwa aku yang melakukannya.

"Baik mbak Naomi,sebentar saya coba hubungi Mr. Kentaro ada atau tidak di room nya. "Ucap pak Windarta sambil mengangkat gagang telepon.

Aku berdiri menunggu, melemparkan pandangan ke seluruh area lobby dengan mengetuk-ngetukkan jari telunjukku di atas meja resepsionis.

"Bagaimana pak?"Tanya ku antusias,saat melihat pak Windarta meletakan gagang telepon ke tempatnya.

"Mr. Kentaro bilang sedang sakit mbak, dia tidak bisa turun kecuali mbak Naomi yang mau naik ke atas."

Aku menatap pak Windarta bingung. Apa aku harus keatas? Dia akan tahu siapa pelakunya selama ini. Perasaanku mulai berkecamuk, tapi Kenta sakit. Ya Tuhan, dia sakit apa?

"Ya sudah pak, beri saya akses ke atas. "Responku cemas.

"Oke, mari mbak Naomi. "

Aku mengikuti pak Windarta berjalan ke arah pintu akses dan ia menempelkan kartunya untuk membuka pintu kaca yang menuju elevator, membantuku mendorong gagang pintu dan aku segera masuk menunggu lift terbuka. Dua menit kemudian aku sudah berada didalamnya.

Perasaanku dipenuhi kekhawatiran. Khawatir Kenta akan mengabaikanku dan khawatir takut terjadi hal buruk padanya. Ya Tuhan, semoga dia baik-baik saja. Dengan berani setiba di lantai 25 aku memencet bel pintu apartmentnya dan menunggu Kenta membukakan pintu itu untuk ku.

Pintu didepan ku terbuka, jantungku seolah berhenti. Kenapa aku menurut untuk datang kesini lagi. Aku melihat wajah datarnya,menatapku dingin tanpa ekpresi. 
Aku berdiri kaku di depan pintu menunggu ia memerintahku untuk masuk. Beberapa detik hanya keheningan yang terselubung di seluruh penjuru ruangan. Aku tak bergeming dan ia masih menatapku dengan tatapan redupnya.

"Why you still standup there? Please come on in !!! " Perintahnya dengan nada kesal dan suaranya terdengar berat. Wajah nya pucat.

Aku ragu dan rasanya ingin segera membalikan tubuhku kembali menuju lift. Tetapi wajah itu, dia benar-benar sedang sakit.
Aku menatapnya canggung, betapa bodohnya mengejar cinta sampai seperti ini. Kenapa juga aku melakukannya?Aku menurut dan melepaskan high heelsku di dekat pintu.

"Ini untuk mu. "Kataku sambil menyerahkan bingkisan yang ku bawa padanya. Sebuah makanan yang sengaja aku buat sendiri.

Ia meraih dan meletakannya di meja tempat ia biasanya duduk menghabiskan waktu senggang dengan laptopnya.

"Thank you. "Responnya datar, tanpa ada senyuman.

"You are welcome. "Respon ku canggung.

"Sitdown please, kamu mau minum apa? Orange jus or coffee?"

"Mineral water. "Sahutku.

"Cold right? "

Aku mengangguk setuju. Dia berjalan ke arah kulkas yang berada di sebrang tepat disamping wastafel,ia kembali dengan segelas air putih dingin menyerahkan air itu padaku dan duduk dikursi tempat biasanya sambil menatap layar laptopnya. Lalu menghadap ke arahku.

"Kenapa kau melakukan ini semua, aku sudah memintamu untuk berhenti memperhatikanku. Kenapa kau masih melakukannya? "

"A...aaaku hanya ingin... " tiba-tiba suaraku tercekat dan tak mampu melanjutkan apa yang ingin aku katakan. Aku bingung mencari kata-kata yang pas untuk mewakili tindakanku selama ini.

Dating Without Love ( Novel Dewasa 21+ ) Republish 31 Dec'21- 25 January 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang