Dating Without Love 18

3.7K 39 0
                                    

Aku tersadar dengan posisi terbaring diatas ranjang yang jelas bukan ranjang kamarku, ranjang yang terlalu sempit untuk ukuranku yang terbiasa tidur di ranjang yang luas dan lebar.
Baunya menyengat membuat jemariku secepat kilat langsung menyambar hidungku dan menutupnya. Aku tidak suka bau rumah sakit.
Mataku perlahan terbuka jelas, mengerjap memandangi langit-langit kamar yang berwarna putih. Tak ada yang menarik. Lalu berusaha melayangkan bola mata melihat sekitar tanpa mengurangi minat sedikitpun.
Kepalaku pening, dadaku masih sedikit sesak dan bagian perutku masih terasa sakit menjalar ke bagian punggung belakang.
Aku tak mengingat apapun saat ini,pandanganku teralihkan ketika tiga orang masuk membuka pintu dan menghampiriku.

Aku mencoba menarik semua ingatanku yang sedikit buruk.
Dianne, Nathan dan suami barunya si bule Australia,maksudku Andrew Darwin yang tingginya menjulai dengan segala tingkah anehnya, ingatku.
Mereka bertiga melangkah mendekat ke arahku dan meletakkan sebuah bingkisan di atas meja yang tak jauh dari ranjang ku. Itu sebuah keranjang buah, mereka membawanya lengkap. Untuk siapa? Untuk ku?
Aku bingung, apa yang terjadi denganku? Kenapa bisa berada disini dan kenapa Dianne bisa kesini? Apa aku memanggilnya? Aku meletakkan tangan kananku diatas keningku, memijat pelan berusaha menghilangkan kebingunganku sendiri.

Nathan bersama ayah tirinya duduk di sofa bersebrangan dengan ranjang tempat aku terbaring saat ini.

"Ah, girl. Kau sudah bangun Naomi? "Kata Dianne sambil mendekat padaku. Dia duduk ditepi ranjang memperhatikanku.
Aku mengangguk, masih berkutat dalam seribu tanya yang belum kudapatkan jawabannya. "Kenapa kau disini Dianne, siapa yang menghubungimu? Dan kenapa aku ada disini?"Tanyaku.

Sial, kepalaku pening dan perutku terasa tak nyaman. Hawa panas dan perih menjalar di area punggungku.

"Kau jatuh pingsan Naomi, seseorang menghubungiku. Kau membuatku begitu sangat khawatir. "

Aku memejamkan mata dan mencoba mengingatnya lagi.
Pingsan? Kemarin setelah bertengkar dengan Kenta aku meminta driver taksi mengantarkan aku ke cafe pantai dan aku bersedih dalam gelisah.Aku tidak menangis hanya resah yang terus menguras pikiran hingga aku merasakan terjadi sesuatu denganku. Aku merasakan seluruh badan gemetaran tak nyaman, kepalaku berat berputar-putar disertai pandangan yang mulai kabur dan sempat beberapa detik aku mendengar banyak orang mengerumuniku dan berteriak,entah apa yang mereka teriakan. Hingga akhirnya kesadaranku hilang sepenuhnya.

"Terima kasih Dianne sudah mengkhawatirkan ku, maaf aku jadi merepotkan kalian lagi. "

"Dalam persahabatan tidak ada kata merepotkan, Naomi. Apa kau lapar Naomi? " Ucap Dianne tulus.

Aku menggelengkan kepalaku dan mengalihkan pandanganku pada tangan kiriku yang terbungkus infus.

Astaga,aku berujung disini. Tanpa ada keluarga yang menemaniku bahkan mereka kedua pria yang aku pikirkan setiap haripun tak ada disini, sedikitpun tak mencemaskanku. Sedang aku sendiri menyiksa diriku karena mereka. Aku menarik napas dan mengeluarkannya dengan kasar.

"Bisa minta tolong ambilkan ponselku Dianne! "Pintaku. Dianne mengangguk dan meraih ponselku di dalam tas tanganku yang tampaknya baik-baik saja sejak aku tak sadarkan diri.

Aku meraih ponselku membuka pasword dan dengan cepat aku membuka whatsapp.
Tunggu, ada satu pesan yang membuatku bertanya.

"Wrong number, please don't contact me. "

Aku memicingkan kedua alisku dengan penuh minat menatap layar ponselku. Aku membaca pesan itu beberapa kali. Manusia es? Dia begitu arrogant, dingin dan beku. Tapi ia tetap menyempatkan diri untuk membalas pesan broadcast dariku. Pria paling aneh yang aku temui selama ini. Aku enggan memikirkannya. Ku lemparkan ponselku tepat disamping bantalku.
Aku berharap dapat berhenti memikirkannya.

Dating Without Love ( Novel Dewasa 21+ ) Republish 31 Dec'21- 25 January 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang