Dating Without Love 27

3.5K 29 1
                                    

Suara ponsel milik Wataru menggangguku dari tidurku. Ada perasaan cemburu menyelimuti hatiku, apakah itu suara pesan atau alarm? Aku menggeliat menatap pria yang masih memelukku dengan matanya yang terpejam.
Ku lirik jam di dinding sudah jam enam pagi. Aku menyingkap selimut dari tubuhku dan menggeser guling dari sampingku.
Aku turun dari ranjang tanpa mengganggunya.
Aku haus dan mencari sebuah gelas di dapur dan mengambil air mineral dari dalam kulkas. Aku meneguknya sampai habis dan kembali meletakan gelas kosong itu di meja.

Aku mengambil nasi dan menyiapkan bumbu untuk menumis nasi goreng. Aku pikir Wata membutuhkan karbohidrat yang cukup untuk memulai pagi harinya. Selain itu aku juga menyiapkan sandwich yang aku olesi dengan coklat, keju dan sedikit aku masuki tomat dan pisang didalamnya. Aku membuat dua gelas jus jeruk dengan sedikit tambahan gula dan menyediakan satu cangkir kopi creamer dan segelas susu putih untuk ku. Tak lupa mengupas beberapa buah sebagai menu pencuci mulut sebagai penutup.
Aku sudah selesai menyiapkan sarapan pagi untuk kami berdua dan membersihkan dapur setelahnya.

Aku berjalan ke arah ruang kerjaku untuk melihat beberapa jadwal aktivitasku hari ini.
Aku duduk terpaku didepan komputer menatap beberapa jadwal. Hari ini aku harus menemui beberapa klien dan mengunjungi lokasi proyek yang akan segera aku bangun dibawah perusahaanku. Aku harus memastikan bahwa pengerjaan proyek tersebut akan berjalan sesuai rencana.

Mataku beralih ke email yang masuk dan hampir 100 email belum terbaca. Apa yang harus aku lakukan dengan email-email tersebut. Aku mengambil kacamata dan mengenakannya. Ku perhatikan satu persatu email yang masuk.
Aku menekan scroll mouse kebawah dan berujung di email Dave. Pria itu terus memintaku segera mengabari jadwal keberangkatanku ke London.
Aku tertunduk lelah atas sikapnya, aku merasa harus menjauhinya tetapi bagaimana dengan project bisnis baruku. Aku ingin meluncurkan model tas terbaru yang akan menjadi brand khusus dari Indonesia. Dia adalah salah satu investor yang tepat untuk membantuku dalam hal ini.
Tapi pria pemilik mata biru itu selalu mencampur adukan urusan pekerjaan dengan pribadi.
Aku tidak mengerti kenapa ia bersikap demikian, apakah dia masih tidak menyukai bahwa sekarang aku memiliki kekasih?
Apakah dia cemburu? Tidak seingatku dia tidak pernah serius mencintaiku, baginya kata-kata cinta itu hanyalah sebuah hiburan semata.

"Hemmmm... " Wata berdehem mengagetkanku, ia berdiri diambang pintu ruang kerjaku masih dengan menggunakan celana pendek dan kaos casualnya.

Dia menghangatkan hatiku, meskipun bangun tidur ia tetap terlihat menggemaskan. Aku memundurkan kursiku dan menghampirinya.
Nyawanya belum sepenuhnya utuh, aku memeluk tubuhnya dan menyandarkan kepalaku ditubuhnya. Ia menerima pelukanku dan membelai lembut punggungku.

"Kau sudah bangun? "Tanyaku manja.

"Mmmmm. "

"Masih mengantuk? "

"Tidak,apa yang kau lakukan dengan komputer itu sepagi ini sayang?"Tanya nya posesif. Jemarinya membelai lembut pipiku.

Sekali lagi aku menyukai kegiatannya, ia lembut dan hangat.
Aku melingkarkan kedua tanganku pada tubuhnya dengan erat. Masih berdiri dan memeluknya di ambang pintu.
Dia mengecup rambutku.

"Apa kau akan terus disini membelaiku dan melupakan pekerjaanmu Wata? "

Aku merenggangkan pelukanku dan memperhatikan wajahnya yang menunduk menatap wajahku.
Ia melengkungkan kedua bibirnya membentuk senyuman termanis yang aku lihat pagi ini.

"Aku ingin terus berada dalam pelukan hangatmu Naomi sayang, tapi ya aku harus bekerja hari ini. Aku ingin mandi segera tapi denganmu. Aku mencarimu dan ternyata kau lebih sibuk dengan komputer itu. " Jelasnya.

"Baiklah kau mau aku mandikan? "

Ia mengangguk manja.
Oh Tuhan pria Jepang ku berubah 360° saat sedang bersamaku.
Ia terlihat seperti anak kecil yang ingin selalu di manjakan oleh ibunya. Sikapnya berubah seperti bocah dan aku begitu menyukai perubahan itu. Aku tidak mengeluh dengan sikapnya justru ini yang aku rindukan darinya. Sikapnya yang manja saat bersamaku. Tak ada batasan untuk saling memanjakan.
Percaya atau tidak sikapnya berbeda jika kami di depan umum. Dia yang akan melindungiku dan memanjakanku.
Hal inilah yang membuatku tidak bisa berpaling dari cintanya.

Dating Without Love ( Novel Dewasa 21+ ) Republish 31 Dec'21- 25 January 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang