Dating Without Love 13

6K 45 0
                                    

Aku mendecah sebal karena Wata tak kunjung juga membalas pesan ku,ia hanya membaca nya. Aku sudah mengirim tiga kali pesan kepadanya. Apa yang terjadi? Kenapa dia berubah seperti ini? Dia sengaja sedang menghindariku .

Apa dia hanya memanfaatkanku saja kemarin?
Sial, betapa bodohnya aku. Kau bodoh, murahan,Naomi. Batinku mencaci maki diriku sendiri tanpa ampun.
Ya, kau dimanfaatkan Naomi, bisikan jahat itu terus tertawa keras ditelinga dan pikiranku.
Namun Ingatan dalam memory ku akan kelembutan dan kehangatan sikapnya mencegahku menuduh jahat padanya.
Aku terus menatap layar ponsel dan memperhatikan whatsappnya dengan frustrasi. Dia online tapi pesan ku hanya terbaca tanpa balasan ini sangat menyebalkan.

Dia sibuk. Jelas dewi batinku.

Aku resah dalam kerinduanku. Dalam segala prasangka buruk yang kian menyiksa dan membuatku tak bisa lari dari perasaan ini.

Aku merindukannya. Sebuah perasaan yang tak seharusnya muncul dengan begitu cepat. Tapi inilah hati, ia akan melakukannya tanpa mengenal cepat ataupun lambat.
Rindu bukanlah sebuah perlombaan untuk bisa mendapatkan pengakuan rasa dari dalam hati, karena rindu adalah kejujuran rasa dalam hati manusia itu sendiri.

Aku meraih laptop ku segera dan menghidupkannya. Berusaha mencari tahu tentangnya lewat internet untuk mengobati keresahanku yang bergerak tak normal.
Bola mata ku fokus pada layar mencermati satu-persatu data yang berkaitan dengannya.

"Yess!!!" Aku berteriak senang. Aku berhasil menemukannya.

Disana ada banyak sekali informasi tentang Wata.
Aku mengklik satu persatu link yang ada, membacanya.

"This is amazing. "Aku menggumam dalam kekagumanku.

Wata seorang jurnalis yang multitasking, dewi batinku berteriak senang melihat keinginannya terkabulkan.
Ada banyak foto tentangnya dan juga video saat ia meliput Salah satu berita. Aku terus memutar video itu.
Pandangan mata ku tak lepas dari layar laptop, memperhatikannya, wajah itu dan bibirnya aku ingin menyentuhnya kembali. Dia tampak seksi. Aku meresapi nada suaranya berusaha merekam dan mengenalinya. Sekarang aku merasa dia ada bersamaku, menemaniku.

Aku kembali membuka link newspaper tempat nya bekerja, mencari tahu segala informasi perkembangan dunia, itu hanya sekilas. Selebihnya aku mencari infomasi yang khusus di kerjakan oleh Wata. Kerinduanku dan rasa penasaranku atas apa yang ia lakukan setiap harinya terobati oleh setiap informasi uptodate yang ditulisnya. Aku menarik napas lega, seolah aku bisa mengawasinya melalui media tersebut.

Dianne mendadak muncul di belakangku dengan memberiku segelas jus jeruk dingin. Ia menempelkan gelasnya di pipi ku. Aku melonjak karena hawa dingin yang menjalar di kulit pipi ku.

"Apa yang kau lakukan Naomi? Ini untuk mu. "Tanya Dianne,tangannya menyerahkan segelas jus jeruk padaku.

"Coba deh lihat videonya sebentar. "Aku meminta Dianne untuk melihat video nya.

Dianne tertawa, ia tidak bisa menahan kegeliannya.

"Kamu yakin Naomi cinta sama dia? Kalau aku boleh berpendapat Kenta jauh lebih keren dan macho dari pada Wata. Coba deh kamu perhatikan. " Dianne cekikikan mencemoohku.

"Sedikit melambai ya? "Ucapku ragu. "Tunggu, saat aku di apartment nya sekilas aku juga sempat memperhatikan hal yang sama. Apa benar dia seperti itu? "

Aku berusaha mengingat ulang kejadian kemarin siang saat masih di apartment bersamanya, saat ia berusaha memutarkan tubuhnya hendak membalikan badan ke pintu kamar mandi.Sebelum akhirnya pergulatan seks hebat itu menguasai. Rasanya tidak mungkin. Aku begidik geli membayangkan jika ia seorang yang melambai.

Dating Without Love ( Novel Dewasa 21+ ) Republish 31 Dec'21- 25 January 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang