Dating without Love 7

9.4K 70 0
                                    

"What are you doing." Sebuah pesan dari nomor yang masih sangat aku ingat membangunkan aku dari lamunan kosong.

Dia menghubungiku lagi, kenapa? Hatiku bersorak gembira, ada kebahagiaan yang tak bisa aku definisikan, jiwaku yang terasa dingin mulai terasa diliputi kehangatan lagi. Apa terjadi sesuatu denganku?Aku melengkungkan pipiku membentuk sebuah senyuman. Oh, Tuhan tampaknya jantung hatiku tak bisa berbohong, ia diliputi kebahagiaan hanya karena sebuah pesan dari seseorang yang hampir satu bulan tak mengabarinya.

"Who are you? "Sorry i am reinstall my phone. To much number not save here. Kenta right? "Tanyaku berusaha memastikan, aku tidak melakukan reinstall ponsel tapi aku sengaja menghapus nomornya dari kontak ku. Ini adalah alasan licik yang cukup melindungiku dari murka nya.

"Yes, I am Kenta. I am very miss you. "

"Woow... Woow.. You miss me? "

"Yes, I miss you. "

"I think you forget me. "

"No. Imakara aimasuka? "

"Whats mean? "

"Can we meet tonight?"

"Can not, still busy. "

"Oh please, come !!! You don't miss me? "

"No. " aku membalas pesan nya singkat dan sebenarnya itu berlawanan dengan hatiku,perasaan sebal itu selalu bermunculan ketika berhadapan dengannya.

"Ok, I see. "

Huuh... Kamu sudah menghilang begitu saja terus sekarang memaksa aku datang. Pria Jepang menyebalkan. Kau pikir kau ini siapa? Bertindak semaunya. Aku merutuk sebal sambil memperhatikan fotonya di ponselku.
Aku menatap ke arah jendela cafe, warna langit diluar terlihat sudah sore dan beralih melirik jarum jam di pergelangan tangan kananku.
Apa sebaiknya aku datang menemui Kenta?Aku bertanya-tanya pada hatiku sendiri, meminta pendapatnya. Aku merindukan nya, sungguh.
Aku menarik laptop dan buku-buku ku dan memasukannya kedalam tas. Aku segera menghabiskan lemon tea ku yang masih tersisa setengah gelas lalu meninggalkan cafe yang semakin ramai di sore hari menjelang malam. Aku kembali ke rumah untuk mengganti pakaian lalu bergegas ke arah apartmentnya

"I am on the way, please don't go anywhere! "

"I am in apartment, but if you can not come no problem. Don't come. You can enjoying your time . "

"Ahh.. Please, you don't like I am come? You want I am back to my home now? " Aku menatap sebal layar ponselku sendiri.

"Ya, no problem. "

"But, I near your apartment 15 minute arrived. "

"Where are you now? Central Jakarta?"

"South Jakarta, near your apartment. So you want I come or back to home? "

"OK, I waiting you. "

Dia selalu membuatku kesal dan marah, kenapa aku harus terjebak dengan hubungan yang abstrak.
Setiap kali berkomunikasi dengannya melalui ponsel seperti ini kami selalu bertengkar, aku yang tak bisa memahaminya atau ia yang tak memahamiku?
Ya..Tuhan, manusia seperti apa yang sedang berhadapan denganku?

Aku tiba di apartment nya, langit sore tampak berwarna kuning kemerahan menghiasi deretan gedung .Aku menatap sebentar gedung berwarna biru sebelum aku memutuskan untuk berjalan perlahan dan masuk ke lobby.Security diluar tersenyum ke arahku, ia tampak ramah dan berbeda dengan security yang bertugas di dalam .
Seperti biasanya aku meminta Kenta turun menjemputku.
Menyebalkan, apa dia marah padaku?
Aku menghubunginya berkali-kali satupun tak ada jawaban darinya. Pesan Whatsapp ku pun tampaknya tidak terkirim.
Sial, ponselnya mati. Apa dia sengaja mematikan ponselnya, enggan menemuiku?
Aku mencoba menghubunginya lagi, masih sama.
Aku memilih duduk di sofa sejenak, menunggu Kenta datang.
Sebuah Sofa berwarna krem khusus disediakan untuk tamu, satu perempuan Jepang duduk berdampingan denganku dan seorang lagi duduk di sebrang ku.
Mereka bercakap-cakap, sayangnya aku tak berminat untuk memperhatikan percakapan mereka. Biasanya aku mencuri pendengaran dari obrolan untuk membantu menguasai bahasa Jepang ku.

Dating Without Love ( Novel Dewasa 21+ ) Republish 31 Dec'21- 25 January 2022Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang