•••
kamu tahu,
kenapa aku belum bisa menarikmu kepelukanku?sebab aku masih memperbaiki diri, berusaha menata sendiri kepingan hati,
membersihkan bagian-bagian hati yang masih terisi oleh masa lalu,
dan mengubur dalam-dalam segala kenangan masa lalu dan menyimpannya dalam suatu tempat tersendiri.Hanya itu.
Aku hanya ingin memperbaiki diri,
agar ketika aku menjadi milikmu,
kamu takkan terluka karena aku masih terjerat oleh kenangan.aku hanya ingin memperbaiki diri,
agar kelak ketika kita bersama,
kita tak perlu saling terluka hanya karena berselisih perihal masa lalu.aku hanya meminta kamu menunggu sebentar--tanpa memaksa sedikitpun. kamu bisa menjauh jika kamu mau, kataku kala itu.
kamu menggeleng yakin.
kamu teguh pada pendirianmu untuk menungguku memperbaiki diri, menungguku mampu membangun komitmen dengan orang baru lagi.saat itu aku percaya,
kamu akan menungguku.tapi ini tak berselang lama sejak kamu telah mengenggam tangan wanita lain.
kamu pergi, tanpa pamit.
kamu berjanji, kemudian mengingkari.
kamu meninggalkan, tanpa sepatah kata.lalu apa yang harus kulakukan dengan segala perasaan ini?
apa yang lebih menyesakkan dari ucapan selamat tinggal yang tak sempat terucap,
harapan yang belum terjadi,
tangan yang tak sempat melambai,
dan hati yang merasa kehilangan?ini bahkan lebih buruk dari sekedar patah hati.
kita sama-sama menanti untuk saling memiliki,
namun pada akhirnya pula kita sama-sama saling meninggalkan untuk saling menyakiti.tolonglah, tak ada hal yang mampu kulakukan selain mengikhlaskan.
hati ini pun sudah merelakanmu,
karena tak ada upaya lagi untuk menahanmu tetap disini.namun untuk sekedar mengenang,
sekedar mengucapkan selamat tinggal,
sekedar melambaikan telapak tangan,
dan sebagai tanda bahwa kita telah resmi menjadi masa lalu,hanya untuk hari ini, bisakah kita bersama--tanpa mengingat bahwa kita telah berada di masing-masing pelukan orang yang berbeda?
***
-svannieann
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Break
Poetry#104 in Poetry [17-04-17] ••• Teruntuk, para pengunjung hati yang datang silih berganti. Terima kasih, karena telah pernah singgah di hidup saya, sekedar untuk membuat saya paham pahit manisnya realita percintaan. Dan sajak ini tercipta ketika say...