Teruntuk ia yang mengikhlaskan hatinya menjadi tempatku untuk datang dan pergi,
terima kasih untuk selalu bertahan, meski aku telah berulang kali meninggalkan.
Perihal rasa bersalah, tak usah kau tanyakan tentang itu, siapapun yang berada di posisiku pasti merasakan hal yang sama.
Tiap kali aku menoleh kebelakang, selalu kudapati kamu—menatapku yang tengah berada di rangkulan pria lain dengan tatapan nanar.
Sebut aku perempuan keji, jika tak merasa bersalah setiap kali melihatmu.
Dan andai saja kau bertanya tentang perasaan yang ada,
yang kulakukan hanya mampu terdiam dan memerangi batinku yang selalu menuntut untuk berkata jujur.
Kupersiapkan saja diriku untuk merasa menyesal tak mengikuti kata batinku dan lebih memilih menjawab dengan kebohongan tentang siapa yang kucintai sekarang.
barangkali, jawabannya adalah, aku masih—dan akan tetap mencintai pria yang sekarang sedang membawaku kedalam pelukannya.
.
.
.
Singkatnya, kau tahu, jawaban diatas adalah bohong.
Jadi tak perlu bertanya lagi, kan?
Kau sudah tahu jelas jawabannya.•••
-svannieann.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Break
Poetry#104 in Poetry [17-04-17] ••• Teruntuk, para pengunjung hati yang datang silih berganti. Terima kasih, karena telah pernah singgah di hidup saya, sekedar untuk membuat saya paham pahit manisnya realita percintaan. Dan sajak ini tercipta ketika say...