Ku katakan terima kasih kepada takdir, yang tak kuketahui pasti bagaimana caranya sehingga ia bisa mempertemukan kita berdua.
Ini tak masuk akal.
Tapi aku tak perduli dengan itu.Yang kuperdulikan saat ini adalah kamu, yang duduk di hadapanku, menatapku manis dengan tatapan penuh harap, sambil terus mengeratkan genggamanmu ditanganku.
"Jadi, bagaimana, sudah siap jadi kekasihku?"
Setelah beberapa kali bertemu, menjadi teman, dan sering jalan bersama, kamu memutuskan untuk membawa hubungan ini ke status yang lebih dari teman.
Aku masih terdiam dengan itu. Sulit rasanya membuka hati lagi kepada orang baru dan membuat kisah yang berbeda lagi, membuat cerita baru lagi dan kelak dengan luka yang berbeda pula.
"Aku tidak akan meninggalkanmu. Percayalah. Aku janji."
Itu bohong.
Mantanku pun pernah berjanji seperti itu.
Tapi mari lihat apa yang terjadi;
ia pergi, tanpa membawa kenangan, tanpa berpamitan, lalu meninggalkan luka.Kamu terus berusaha meyakinkanku, sehingga tanpa ragu kujawab,
"tak perlu berjanji jika kelak kau hanya akan mengingkari. Ya, aku mau. Aku mau jadi kekasihmu."
Dan saat itu pula, kupersiapkan diriku untuk tabah dalam menerima luka baru yang akan datang nantinya.
•••
--svannieann.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Break
Puisi#104 in Poetry [17-04-17] ••• Teruntuk, para pengunjung hati yang datang silih berganti. Terima kasih, karena telah pernah singgah di hidup saya, sekedar untuk membuat saya paham pahit manisnya realita percintaan. Dan sajak ini tercipta ketika say...