delapan belas - seperti irama

58 3 10
                                    

PART KEDELAPAN BELAS : seperti irama

***
P.s : bisa di play mulmednya biar tambah asoy:D

***

Sesampainya di parkiran SMA Lentera, Ira yang masih dengan wajah pucat pasinya karena saking kebutnya Rama tadi, segera turun dari motor ninja itu dan memberikan helm berwarna pink yang ia pakai tadi ke Rama.

"Santai, santai," kata Rama seraya terkekeh melihat wajah Ira.

Ira hanya memalingkan wajahnya ke arah lain seraya menggenggam tangannya sendiri. Ia sangat shock.

Rama turun dari motornya dan membawa helm pink itu. Saat matanya menangkap Ira yang masih terlihat ketakutan, ia menggenggam salah satu tangan Ira yang dingin.

"Kaget ya? Takut ngebut?" Tanya Rama seraya mengelus punggung tangan Ira dengan ibu jarinya.

Tangan Rama sangat hangat. Ira menunduk lalu menggeleng. Lagi-lagi Rama bersikap semanis itu yang membuat dirinya bingung. Sekarang ia sedang kesal atau berbunga-bunga terhadap Rama?

Aih.

"Maaf." Ucap Rama

Ira hanya diam.

"Ya udah, ayo." Ajak Rama akhirnya dengan tangan yang masih bertautan dengan tangan Ira yang sudah sedikit menghangat.

Ira diam. Membuat Rama berbalik lagi menghadap ke gadis itu. "Kenapa? Mau digendong? Atau panggil ambulan?" Tanyanya

Mendengar itu Ira menghela napas dan menahan senyumnya. "Itu... tas aku." Ujar Ira seraya menunjuk tasnya yang masih bertengger di punggung Rama.

Banyak siswi yang melihat Rama dan Ira saat ini. Tak sedikit dari mereka yang malah menahan tawa karena barang-barang yang dibawa Rama. Sebuah helm berwarna pink dan tas perempuan yang tidak cocok dengan badannya yang kekar.

Namun, tak sedikit juga dari mereka yang merasa iri karena saat ini Rama menggenggam tangan seorang perempuan.

"Oh iya, hehe. Gue bawain aja deh." Jawab Rama.

"Aku aja, Ram."

Rama pasrah dan mengembalikan tas itu ke pemiliknya.

Ira melepas tautan tangannya dari tangan Rama karena ia sedang memakai tasnya.

"Udah?"

Ira mengangguk.

"Eh bentar...," Rama berhenti di hadapan Ira. Dengan perlahan, Rama mengambil bunga liar kecil dari rambut Ira yang tersangkut.

"Mungkin kena pas di lampu merah," ucap Rama diikuti kekehan kecil.

Dan Ira menjadi patung seketika.

Sedetik kemudian, Rama menggamit tangan Ira membuat Ira tersadar. Rama menatapnya singkat, lalu lelaki itu tersenyum manis.

"Kenapa?" Tanya Ira pelan.

Rama hanya tersenyum tipis dan menarik pelan tangan Ira yang ada di genggamannya.

Oh Tuhan... Ira bisa gila sekarang.

***

"Lo mau beli apa? Ada roti bakar, JASUKE, es krim," Rama melihat-lihat stand di sekeliling lapangan sekolahnya yang disulap menjadi festival kecil. Di suatu tempat terdapat panggung untuk acara hiburan.

Baru pertama kali ini Ira ke SMA Lentera. Ternyata sekolah ini sangat besar, sejauh ini yang Ira lihat fasilitasnya sangat memadai. Pantas saja SPP sekolah ini sangat mahal.

Kedai IramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang