bab 1

28.7K 802 19
                                    

Sekitar pukul Sembilan lewat dua puluh menit, gathering tentang produk sebuah perusahaan IT baru saja selesai. Dara melangkah gontai dengan wajah lelah yang fokus pada ponsel ditangannya hingga tidak memperhatikan kemana kakinya melangkah. Berulang kali Dara mengecek ponselnya memastikan taxi online yang di pesannya tidak membatalkan secara tiba-tiba.

Dara meringis pelan ketika kepalanya membentur sesuatu atau lebih tepatnya seseorang. " duh maaf gak sengaja, saya gak lihat jalan barusan " katanya dengan tangan memegang keningnya yang tidak sakit. Tubuhnya refleks mundur ketika merasakan sentuhan di puncak kepalanya.

" Kamu apa kabar ? " Tanya sebuah suara yang membuat tubuh Dara menegang dan semakin membuat jarak.

" Seperti yang kamu lihat. " Jawabnya dengan cepat, tidak ingin lebih lama dalam situasi yang tidak nyaman Dara melangkah ke kiri melewati tubuh pria yang sedikit lebih tinggi darinya namun gerakannya kalah cepat saat pria itu berhasil menahan tangan Dara cukup kuat.

" Aku kangen Ra. " katanya lagi tanpa rasa bersalah.

Sejenak Dara memejamkan matanya mengumpulkan ketenangan dan keberanian. " kamu sudah sama Rania " jawab Dara dengan suara yang sedikit bergetar dan menepis tangan pria itu dengan kasar. Tapi tenaganya sangat kuat hingga kini kedua lengannya mencengkram bahu Dara.

" Aku gak suka dia, gak sayang sama dia, cuma sama kamu Ra, cuma mau kamu. " katanya dengan suara yang semakin tinggi dan mengguncang bahu Dara berulang kali, dimatanya Dara melihat ada sebuah perasaan putus asa namun apa yang ditinggalkannya pun meninggalkan luka yang begitu dalam. Sadar saat ini mereka berdua menjadi pusat perhatian Dara melepaskan tubuhnya dari cengkraman pria itu dan berusaha senormal mungkin bicara padanya, karena bagi Dara semuanya telah berakhir dan tidak ingin berurusan lagi dengan orang-orang tersebut.

" Kamu gak sayang sama dia ? " Dara menatap tepat di kedua bola matanya, " terus kenapa dia bisa hamil anak kamu ? " lanjutnya dengan suara tenang.

" Aku gak sadar waktu itu Ra, aku .. " jawabnya terbata.

" Josh, dengerin aku bicara sampai akhir. " potong Dara, lalu menarik nafas dalam-dalam. " aku gak peduli kamu sayang sama siapa karena perasaan itu udah gak penting lagi di sini. Kamu udah buat kesalahan, mungkin aku bisa maafin tapi gak bisa lagi kembali ke kamu. Aku udah betul-betul kecewa sama kamu, sama kalian. Aku kehilangan dua orang sekaligus, kamu dan Rania. Kita cukup sampai di sini, kamu yang memutuskan pergi. Semoga bahagia. " setelah mengucapkan itu Dara berbalik dan melangkah dengan pasti menjauh dari pria yang dulu dicintainya dan menghiraukan suara-suara pengunjung lain yang membicarakannya. Sulit rasanya menahan air mata yang ingin menerobos jatuh.

Joshua terdiam kaku, apa yang baru saja dikatakan Dara seperti pukulan yang sangat keras, dia yang meninggalkan gadis itu. Perasaannya menjadi sesak, rasanya begitu sakit untuk melepaskan lalu bagaimana dengan perasaan Dara yang telah dia lukai. Melihat Dara melangkah menjauh membuat rasa bersalahnya semakin besar, perempuan yang selalu menemaninya dalam situasi apapun kini sudah tidak ada lagi. Joshua menghancurkan kebahagian mereka, menghancurkan semua rencana yang telah mereka susun, kini yang ada hanya sebuah penyesalan dan semua tentang mereka berdua telah benar-benar berakhir.

***

Beberapa minggu terakhir ini Dara disibukan dengan kegiatan dari perusahaannya yang sedang meluncurkan sebuah produk baru hingga dia bisa melupakan kesedihan karena ditinggalkan Joshua. Seperti hari ini dia telah siap dan menunggu supir perusahaan untuk menjemputnya, kemarin Dara telah berpesan untuk di jemput jam tujuh tepat oleh Pak Aden.

Butuh waktu lebih dari setengah jam untuk sampai di Yash Corp, perusahaan yang kemungkinan besar akan bekerja sama dengan tempatnya bekerja, kebetulan Yash Corp adalah tempat magang Dara ketika Kuliah.

ANANDARA ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang