bab 13

6.4K 300 3
                                    

Rio memasuki kamar Dara dengan membawa bubur yang masih hangat, dia melihat Dara sedang tertidur dengan kening yang di kompres, Rio mengangkat handuk kecil itu dan membelai lembut wajah dara

" Makan dulu yah, kamu harus minum obat " Rio berkata lembut saat melihat Dara membuka perlahan matanya.

" Iya " Dara berusaha duduk dan bersandar pada ranjangnya dengan bantuan Mario.

Rio menyuapi Dara dengan sangat telaten tapi baru empat sendok, Dara mengeluh ia mual dan tidak mau makan bubur yang baginya terasa pahit.

" Yo enek, udah ya " pinta Dara.

" Sekali lagi ya, please " Rio membujuknya, dan akhirnya ia pun mau sekalipun dengan susah payah menelan bubur tersebut.

Rio meletakan mangkuk yang masih berisi bubur itu diatas nakas, lalu mengambil empat butir obat yang sudah disiapkan Dewi, Dara menelannya satu per satu dan menghabiskan satu gelas penuh air putih.

" Makasih " ucap dara lirih sambil menyeka sisa air di bibirnya.

" Harus banyak makan biar cepet sembuh " Rio melihatnya dengan pandangan yang sangat khawatir.

" Iya di usahakan " jawab Dara tak berjanji sepenuhnya.

" Nda, maaf yah gara-gara saya, kamu jadi sakit " Rio mengungkapkan perasaan bersalahnya.

" Kok gara-gara kamu sih " kedau alis Dara saling bertautan tak paham maksud ucapan Rio yang menyalahkan dirinya.

" Karena kemarin saya ajak ke makam mama, pasti bikin kamu kelelahan " terdengar penyesalan dari kalimat yang diutarakan Rio.

" Enggak kok, memang udah gak tahan aja badan nya, akhir-akhir ini sibuk banget " Dara berkata jujur, ini bukan karena ajakan rio tempo hari.

" Tapi tetap saja harusnya saya " ucapan Rio tergantung karena Dewi datang.

" Makannya habis gak, mama bawain buah nih " tanya Dewi lalu menyimpan nampan berisi buah-buahan itu di atas nakas.

" Cuma sedikit tante " jawab Rio

" Yah kamu kebiasaan, tuh ada buah naga di beliin papa barusan " mama lalu mengecek suhu badan dara, masih panas.

" Mama tinggal lagi ya Rio " kata mama Dewi lalu keluar dari kamar dara

" Iya tante " Rio masih merasa canggung dengan keluarga Dara yang lain.

" Mau makan yang mana dulu ? " tanya Rio

" Buah naga " jawab Dara dengan senyum manis.

Ah rasa nya Rio rindu melihat gadis ini tersenyum, Rio pun mengambil buah naga yang sudah di potong-potong itu.

" Aku bisa sendiri " kata Dara dan meraih piring berisi buah itu dari tangan Rio.

" Cepet sembuh ya " Rio mengelus pelan puncak kepala Dara dengan sayang.

" Hmmm " gumam dara seraya mengangguk tidak jelas dengan mulut penuh buah naga. Rio pun terkekeh karena nya.

Sementara Dara menikmati buah berwarna merah itu, Mario asyik memperhatikan kamar dara yang dominan warna pink seperti kebanyakan kamar cewek lain nya tapi ada gambar yang menarik di salah satu dinding kamarnya.

" Mercusuar lagi ? " tanya Rio heran, sebegitu sukakah Dara dengan bangunan pemancar cahaya itu.

" Kenapa ? " tanya Dara heran.

" Kamu suka mercusuar ? " Rio menatap Dara yang sudah menghabiskan satu piring penuh buah naga.

" Suka banget " jawab Dara dengan wajah berbinar dan sukses membuat Rio tersenyum karena ekspresi wajahnya yang menggemaskan sekalipun sedang sakit.

ANANDARA ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang