bab 7

7.4K 362 1
                                    

" Morning, have a nice day " Sebuah pesan masuk ke ponsel Dara dari nomor tak dikenal, setelah di cek profilnya yang menampak foto seorang pria sedang bersandar pada sebuah tangga.

" Mario " gumam Dara pada dirinya sendiri lalu membalas pesan itu sambil menghabiskan sarapannya.

Ponsel Dara kembali bergetar, ada sebuah pesan balasan dari nomor yang sama. " Jangan lupa sarapan " tulisanya di sana di tambah emoticon love di akhir kalimat membuat Dara tertawa lepas.

" Si kaku Mario kasih gue emot beginian " lalu keusilan Dara tiba-tiba saja muncul, Dia mengambil foto dirinya yang sedang duduk di meja makan dengan secangkir teh hangat dan roti bakar yang sisa setengah lalu mengirimkannya ke nomor Mario.

Dara senyum sendiri melihat Rio hanya mengetik tanpa mengirimkan balasannya, setelah menghabiskan sarapannya Dara berangkat kerja dengan energi yang telah terisi penuh, awal hari yang baik pikirnya.

Suasana hati yang baik membuat Dara melalui hari ini dengan mudah tak terasa waktu sudah menunjukan pukul empat lewat lima belas menit, beberapa teman seruangannya telah pulang hanya tersisa beberapa orang salah satunya Shalsa yang duduk tidak jauh dari meja Dara.

Dara mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi taxi online. " Cha, gue duluan ya " pamitnya pada Shalsa yang sedang menaruh beberapa dokumen di laci mejanya.

" Eh tunggu bareng dong Ra " katanya lalu bergegas merapikan mejanya dari tumpukan kertas yang berserakan. " Lo pulang sama siapa ? " tanya Shalsa meraih tasnya dari atas nakas kecil di bawah meja.

" Biasa, mamang ojol " jawab Dara sambil memainkan tamagotchinya.

" Pacaran aja sekalian sama mamangnya Ra, biar dapet gratis " seloroh Shalsa.

" Buat lo aja deh Cha, lo kan jomblo " ejek Dara tak mau kalah.

" Enak aja " bela Shalsa tak terima di sebut jomblo. " Gue pacaran sama tim design sekarang " katanya bangga.

" Hah satu tim lo pacarin ? " ucap Dara dengan suara cukup keras.

" Anandara bego ih " Shalsa pura-pura kesal dan meninggalkan Dara berjalan lebih dulu ke arah lift.

Mereka berdua sudah biasa bertingkah konyol seperti itu, karena tak banyak perempuan yang bekerja di divisi mereka. Di depan gedung perusahan mereka berpisah, Dara menghampiri mobil dengan plat nomor yang sama dengan yang tertera di aplikasi taxi online.

Butuh waktu setengah jam untuk sampai di Cisitu karena lalu lintas sore hari yang lebih sering padat. " Belok kiri ya pak, di depan ada rumah pagar kayu warna coklat " tunjuk Dara pada supir taxi tersebut.

" Oh iya teh " jawabnya dan mengikuti arah yang ditunjukan Dara dan berhenti tepat di depan rumahnya.

" Makasih pak " ucap Dara sambil turun setelah membayar ongkos taxinya.

Dara membuka pintu pagar rumahnya tapi saat hendak masuk lengannya di tarik dari arah belakang, membuatnya terhenyak.

" Joshua " pekik Dara kaget sekaligus takut penampilannya cukup berantakan.

" Kemarin Rania ketemu kamu ?" tanyanya langsung tanpa melepaskan tangan Dara lebih dulu.

" Lepas " pinta Dara sambil menarik lengannya namun tidak berhasil.

" Dia bilang apa sama kamu ? " cecar Joshua tidak sabar.

" Lepas Josh " ulang Dara dan berusaha lebih keras untuk menjauh darinya.

" Gak akan " Joshua semakin kuat menahan lengannya. " Kasih tau kemarin Rania berbuat apa sama kamu ? " Joshua menatap Dara dan mencoba menarik lengannya agar lebih dekat.

ANANDARA ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang