bab 23

5.4K 255 0
                                    

Saat mereka sampai di Kishiwada, festival sudah dimulai, banyak orang yang berdiri di sepanjang jalan untuk menyaksikan pertunjukan yang hanya berlangsung dari pertengahan September hingga Oktober ini.

Adam sudah memperingatkan kepada kedua adiknya untuk tidak menjauh dari dia atau Rio, Khisiwada Danjuri festival menyenangkan tapi juga sangat berbahaya. Ratusan orang berlari sambil membawa bangunan seperti candi atau kuil yang terbuat dari kayu.

" Yo, itu liat mereka lari nya kenceng banget mana bawa-bawa rumah lagi " mata Dara terus berbinar menyaksikan keseruan acara ini, sementara Rio dengan setia selalu berada di belakang Dara untuk melindungi gadis itu dari orang-orang yang mungkin menabraknya saat berjalan.

" hati-hati jangan terlalu depan, nanti kamu jatuh " tangan Rio menahan bahu Dara yang masih terus berjalan ke barisan paling depan.

" njirr kak itu mereka kesurupan apa gimana sih ? liat tadi pas belokan di sana rumah nya sampe miring tapi gak jatuh " Davi saja yang tadi gak semangat karena menurut nya acara seperti ini kuno akhirnya menikmati pertunjukan nya juga.

" yang mereka angkat bukan rumah, tapi semacem kuil atau candi. Berat nya bisa sampai 4 ton loh " jelas Adam, yang merangkul pundak Davi. Dara dan Rio yang berada di sebelah kanan Davi pun sampai menoleh ke arah Adam.

" berat banget " komentar Rio singkat

" kok bisa ke angkat gitu yah " Dara memasang wajah keheranan tapi mata nya sudah kembali melihat orang-orang yang berlarian dengan membawa bangunan kayu itu, jika di perhatikan lebih jelas bangunan itu memiliki ukiran kayu yang sangat bagus.

" gilaa, lari nya lebih kenceng dari kita yang waktu di kejar anjing itu Ra " kata Davi yang sedang mengabadikan festival itu dengan kamera nya.

Seketika tawa Dara dan Adam pecah bersamaan, mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu, berbeda dengan Rio yang tidak mengerti apa yang mereka tertawakan.

Rio membungkuk mensejajarkan tinggi nya dengan Dara, lalu dia bicara tepat di samping telinga Dara.

" siapa yang pernah dikejar anjing ? " Tanya Rio yang membuat Dara kaget, bukan karena suara nya tapi tiupan nafas nya yang membuat Dara geli.

" eh.. itu aku sama Davi dulu " jawab Dara yang tidak membalikan kepala nya, karena wajah Rio masih berada tepat di samping wajahnya.

" kok bisa, anjing nya galak ? " Rio tidak menggeser sedikit pun jarak diantara mereka

" Davi ganggu anjing nya yang lagi tidur, di lempar sepatu sama dia "Dara mulai tidak fokus menonton pertunjukan ini, padahal masih banyak Danjuri yang lewat di hadapan mereka. Tapi wangi masukulin dari tubuh Rio membuat bulu-bulu halus di sekitar tangan nya berdiri.

Deket Rio kok kaya lagi deket setan sih, merinding gini – batin Dara.

" terus kalian ke tangkep sama anjing nya ? " Rio semakin penasaran dengan ceritanya

" enggak, kita lari terus naik pohon jambu, nunggu anjing nya pergi sampe ketiduran " kali ini Dara sudah kehilangan konsentrasi nya, tubuh Rio semakin dekat dengan Dara karena terdorong beberapa orang yang berjalan di belakang mereka.

Seketika Rio tertawa mendengar akhir kisah dari anjing yang malang itu. Rio menjauhkan wajah nya dari Dara dan mencium sekilas puncak kepala Dara.

Rio bener-bener setan, gue makin merinding  – pikir Dara yang semakin ngaco.

" eh liat sini dong kalian berdua, gue fotoin. Cepetan " perintah Davi, membuat tawa Rio memudar

Rio pun berbalik menghadap ke arah Davi, merangkulkan tangan nya di bahu Dara dan sedikit mengikis jarak mereka, Dara tersenyum lebar ke arah kamera.

ANANDARA ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang