Gue harap lo baik-baik aja Ar. - Dafa
Sekarang lo gak bisa lepas dari gue Ara.
- AlvaroMalam itupun menjadi saksi. Saksi dimana Clara harus kehilangan keperawanannya oleh sahabatnya sendiri.
♡♡♡
"Gu-e di-ma-na?"
"Ara lo udah sadar?"
"Hah? Kita ada dimana? Kenapa kita satu kamar? Kenapa gu-e bisa pake selimut doang? Al sebenarnya apa yang terjadi?"
"Sstt.. pelan-pelan, lo baru sadar dari mabuk lo. Gue bakalan jawab semuanya. Tapi, lo tenangin diri dulu. Bisa?"
"Emm."
Tanpa fikir panjang Al langsung sujud pada Ara. Sambil sesekali menyeka air matanya.
"Maafin gue Ar, maaf. Semalem gue juga mabuk, dan tanpa disengaja gue nyetubuhin lo Ar."
Tess ..
Untuk kesekian kalinya Ara meneteskan air matanya. Namun kali ini, dia bukan menangisi orangtua ataupun kakaknya. Tapi dia menangisi dirinya sendiri.
"Gue tahu permintaan maaf gak akan pernah cukup buat balikin kesucian lo. Tapi, semuanya gak terduga. Gue dibawah pengaruh alkohol Ar. Dari tadi gue nungguin lo sadar, supaya gue bisa jelasin semuanya sama lo. Sekalipun lo mau hukum gue, gue gak akan pernah keberatan. Saat gue sadar, gue juga kaget kenapa kita bisa didalam satu kamar dengan keadaan tanpa busana. Karna gak inget apa-apa akhirnya gue nanya sama pelayan hotel. Ternyata, waktu di diskotik kita mabuk parah sampe pingsan lalu pihak diskotik masukin kita ke satu kamar hotel supaya gak mengganggu pengunjung diskotik yang lain. Gue paham, sekalipun gue udah jelasin semuanya lo gak akan pernah maafin gue Ar. Sekarang lo bebas mau ngelakuin apapun sama gue. Lo mau laporin gue juga gapapa, tapi sebelumnya kalo lo mau, gue pengen tanggung jawab dengan cara nikahin lo Ar."
Deg!!
"Ni-kah?"
"Iya Ar, itu juga kalo lo mau. Tapi, kalo lo lebih suka gue membusuk dipenjara gue juga gak akan nyalahin lo. Apapun keputusan lo, gue harap itu memang yang terbaik buat kehidupan lo. Gue juga gak maksa lo buat jawab sekarang, lo bisa fikir-fikir dulu. Gue nungguin diluar ya, lo bersihin dulu diri lo. Gue tunggu, kita sarapan bareng."
Al lalu meninggalkan Ara yang masih termenung mendengar ucapan Al. Disisi lain Ara sangat sedih karna harus kehilangan kesuciannya, tapi disisi lain Ara juga bahagia karna dia sangat ingin hidup bersama Al.
Nikah sama Al? Sumpah demi apapun gue mau banget!!!!!!!!!!!!!!!!!!! - Ara
Keputusan apapun yang lo ambil, lo bakal menyesalinya Ar. - Alvaro
•••••
"Udah Ar? Ayo sini, kita turun kebawah buat sarapan."
Al terus menggandeng tangan Ara sekalipun pengunjung hotel terus menatapnya. Sedangkan Ara, sedang merasakan berbagai bunga bermekaran dalam hatinya.
Bilang kalo ini bukan mimpi? OMG digandeng sama Al, gue berasa lagi bulan madu!! - Ara
"Ar, kenapa jalan kamu lama banget?"
Kamu? Barusan dia manggil gue kamu? HAHA sumpah gue seneng banget.
"Kok malah bengong? Kamu kenapa Ar jalannya lama?"
"Eh-- ma-af Al. Gu-e sedikit sa-kit kalo jalan."
"Sakit? Pasti gara-gara semalem."
Tanpa babibu lagi, Al langsung mengangkat Ara ala bridal style. Sekali lagi, pengunjung hotel dibuat iri dengan tingkah Al dan Ara.
Pasangan muda kayaknya.
Gila mesra banget, jadi ngiri gue.
Pengen banget gue di gituin.
Masih banyak lagi pendapat yang orang lontarkan saat melihat Al dan Ara. Namun sedikitpun mereka tak mempedulikannya. Al terus mengangkat Ara sampai dimeja makan.
"Al, gue malu."
"Kenapa harus malu Ar? Kamu kan gak telanjang i---"
"Awwwwwww, maaf Ar becanda."
"Mesum banget sih Al."
"Becanda doang aelah. Oh iya, kita pesen dulu Ar."
Makanan pun sudah tersedia di meja. Al dan Ara sibuk menikmati makanannya. Sekali-kali Ara mencuri-curi pandang ke arah Al yang sedang makan.
Al sekalipun lagi makan tetep ganteng, kayaknya gue harus segera kasih tau keputusan gue. - Ara
"Al."
"Iya, kenapa Ar? Udah makannya? Atau mau pesen lagi?"
"Gausah sotoy!"
"Maaf, salah mulu deh jadi cowo."
"Gausah becanda, gue mau ngomong sesuatu sama lo Al."
"Soal apa Ar?"
"Keputusan gue Al. Gue mau ngasih tau keputusan gue."
"Serius? Yaudah, apa keputusannya?"
"Gu-e---------"
Tbc
Vote and comment guys
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hurts
RandomMengenalmu adalah kesalahan pertama dalam hidupku. Menjadikanmu sahabat adalah kesalahan kedua dalam hidupku. Mempercayaimu adalah kesalahan ketiga dalam hidupku. Kesalahan-kesalahan tersebut akan selalu aku sesali selama sisa hidup ini.