6

7.4K 114 9
                                    

"Keputusan gue Al. Gue mau ngasih tau keputusan gue."

"Serius? Yaudah, apa keputusannya?"

"Gu-e---------"

♡♡♡

"Gu-e ma-u ni-kah sa-ma lo."

"Uhuk--- uhuk."

Mendengar jawaban Ara membuat Al langsung tersedak. Ternyata Ara lebih memilih menikah dengan Al.

Ternyata dugaan gue selama ini bener. Lo suka sama gue Ar. - Alvaro

"Yaampun, lo gapapa? Kok bisa sampe gini sih? Jangan bilang lo gak mau tanggung jawab?"

"Bukan gitu! Jangan salah paham, gue barusan excited aja Ar. Gue seneng kok lo jawab gitu, akhirnya gue punya kesempatan buat bahagiain lo Ar."

Al lalu menggenggam tangan Ara sambil mengelus-ngelusnya. Perlakuan Al yang amat sangat manis hampir membuat Ara kehabisan oksigen saking senangnya.

"Lo serius kan Al sama gue?"

"Iya, besok kita kerumah kamu Ar. Aku bakalan ngomong sama kedua orang tua kamu. Makasih Ar kamu udah mau nerima aku."

"Sama-sama Al."

Sebenarnya gue pengen bilang i love you Al. Shit, tapi gue maluuu. - Ara

Selamat Ar, buat keputusan yang telah lo ambil. Gue bisa jamin, lo akan menyesalinya.
- Alvaro

•••••

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membuat orangtua Ara merestui hubungannya dengan Al. Sikap Al yang sangat sopan, wajah yang tampan, ditambah sudah memiliki pekerjaan walaupun masih kuliah makin memperlancar jalan untuk mempersunting Ara.

Rencana perceraian orangtua Ara juga terus berlanjut. Namun sekarang Ara tidak terlalu peduli. Karna pada dasarnya dia juga sibuk memepersiapkan pernikahannya bersama Al. Pernikahan Ara dan Al yang dipercepat karna Ara ingin dia menikah pada saat status orangtuanya masih bersama.

Beberapa hari menuju pernikahan kini juga sudah berada di depan mata. Persiapan pun sudah mencapai 70 %. Rencananya, sebelum pernikahan dilaksanakan Ara akan mengunjungi Kakaknya sekaligus meminta restunya.

"Ara, hari ini kamu jadi kan nemuin Kakak kamu?"

"Jadi Mom."

"Gimana kalo sekalian sama Al? Jadi Dafa juga tau calon kamu siapa."

"Niatnya sih gitu Dad. Tapi, Daddy juga tau sendiri kalo Al sekarang lagi ada rapat soal bisnis dilombok. Jadi kepaksa deh Ara pergi sendiri."

"Mau ditemenin Mom sama Dad gak kalo gitu?"

"Emm, gausah deh. Mom kan sibuk ngurusin pernikahan aku. Dad juga kan? Bentar lagi ada pertemuan sama client? Jadi biar Ara berangkat sendiri aja."

"Yaudah, kalo gitu hati-hati ya Ar."

"Iya."

Tak butuh lama Ara sudah sampai ke tempat dimana Kakaknya berada.

"Haii Kak."

"Haii Ar, makin cantik aja. Tapi sayang sombong banget, abisnya baru kali ini Ara jengukin Kakak."

"Maaf Kak, kemaren-kemaren aku masih shock pas tau Kakak masuk penjara."

"Iya Kakak ngerti, gimana kabar Mom sama Dad?"

"Baik kok, Kakak kapan keluar dari sini?"

"Entahlah Ar, Kakak juga gatau. Soal perceraian mereka apa masih berlanjut?"

"Kakak tau?"

"Tau, mereka sempet datang kesini dan bilang semuanya sama Kakak. Ya, kita gabisa nyalahin mereka juga atas keputusan yang telah mereka ambil. Mau gimanapun juga mereka tetep orang tua kita. Kuliah kamu gimana? Lancar? Pasti kehidupan kamu agak sulit ya Ar setelah Kakak masuk penjara? Maafin Kakak Ar."

"Udah Kak, yang udah berlalu biarin aja. Gausah buka lagi luka lama. Lagian Ara kesini mau ngasih kabar bahagia."

"Kabar apa emang?"

"Bentar lagi Ara nikah Kak."

"Hah? Kok kamu curi start duluan sih Ar?"

"Hehe maaf Kak, abisnya gimana lagi cowoknya kelewat bikin Ara klepek-klepek sih."

"Kamu udah yakin kalo dia cowok baik-baik Ar?"

"Yakin banget Kak. Dia kan sahabat Ara, oh iya Kakak mau liat gak fotonya?"

"Mau dong, mana?"

"Bentar."

"Ayo dong Ar, bentar lagi waktunya abis nih."

"Yah, hp aku mati Kak."

"Yaudah gapapa. Kakak harap kamu bisa bahagia terus ya Ar, jangan sampe kamu ngelakuin hal yang bisa bikin Mom ataupun Daddy kecewa."

"Iya Kak, sayang banget Kakak gabisa hadir dipernikahan Ara."

Tak terasa air mata mulai menetes dipipi Ara. Kesedihannya karna harus terpisah dengan cara yang tidak benar membuatnya kembali merasakan penyesalan. Penyesalan mengapa dulu dia tidak menghabiskan waktu bersama Kakaknya. Bukan hanya Ara, Dafa pun merasakan hal yang sama. Wajahnya berubah menjadi sendu, ketika melihat kesedihan yang tersirat dalam diri Ara. Sampai akhirnya waktu berkunjung habis, Arapun pulang dengan do'a restu dari Kakaknya di temani tangisan yang masih terus menemaninya. Lalu Dafa kembali harus meringkuk dibalik jeruji besi sambil terus berdo'a yang terbaik untuk adik tercintanya.

I miss you so much my brother. - Ara

Jangan sampai kamu salah pilih Ar, maaf Kakak gabisa ngelindungin kamu. - Dafa



















Tbc

Pasti yang baca ngerasa chapter yang ini terkesan biasa aja, termasuk gak menarik lah 😂
Abis mau gimana lagi, otak nya lagi gak bersahabat jadi kehabisan inspirasi 😒
# Aelah gue malah curhat 😂

Pada intinya Vote and Comment aja deh guys biar bisa nambahin masukan buat cerita ini. Thanks 😍

It's HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang