19

4.7K 101 2
                                    

"Le-ni? Al, kamu ngapain bawa Leni kesini?" Pemandangan yang tak seharusnya Ara saksikan, melihat Leni yang sedang bergelayut manja pada lengan suaminya.

"Sekarang Leni akan tinggal disini sama aku. Cepet beresin semua barang kamu Ar, aku kasih kamu waktu 10 menit untuk segera keluar dari rumah ini!"

♡♡♡

"Al, kamu pasti bercanda kan?"

"PERGI ATAU GUE YANG SERED?"

"Astaga.. cobaan apalagi ini?" Dengan air mata yang terus mengalir Ara segera pergi tanpa mengambil satupun barangnya. Perut yang telah membesar tidak memungkin untuk Ara mengambil barang apapun. Ara pergi dengan sejuta luka yang kembali menyerang hatinya. Seorang wanita hamil, pergi dengan cucuran air mata dijam 11 malam. Bayangkan betapa malangnya nasib yang harus Ara terima.

Disisi lain Leni sangat senang saat Ara keluar dari rumah Al. Akhirnya saat ini datang juga, saat dimana Leni bisa hidup berdua bersama Al.

"Sayang makasih yah udah ngusir cewek itu dari sini. Aku sayang banget sama kamu Al."

Saat mendengar ucapan Leni, Al hanya memutar matanya malas. Sebenarnya Al sibuk memikirkan keadaan Ara, dia sangat khawatir pada Ara. Tapi ini juga demi kebaikan Ara dan juga bayinya. Semua ini tidak akan terjadi jika saja Leni tidak menemui Alvaro.

.
.

Flashback

"Hai sayang, belum pulang?"

"Le-ni? Ngapain lo disini?"

"Gausah kaget gitu deh Al."

"PERGI LO DARI SINI!!!"

"Idih udah berani ngebentak yah! Gue baru tau kalo istri lo lagi hamil Al." Leni melemparkan selembar foto kehadapan Al, disana terlihat ada Ara yang sedang menyiram tanaman dengan perut yang sudah besar.

"Dari mana lo dapet foto ini?"

"Tanpa lo tanya, harusnya elo udah tau dong Al. Gue cuman ngintai dia kok, tapi kalo keadaan memaksa ya bisa aja gue lakuin sesuatu."

"MAKSUD LO APAAN? LO MAUNYA APASIH LEN? KEMAREN GAK CUKUP LO NGASIH MASALAH SAMA ARA PAS DIA LAGI DIRUMAH SAKIT? GU-------"

"GUE MAU LO AL! GUE HANYA MAU LO! KALO GUE GAK BISA DAPETIN LO LAGI, MAKA CEWEK LAIN JUGA GAADA YANG BOLEH MILIKIN LO!"

"Gila, lo sakit Len."

"Kenapa emang kalo gue sakit HAH? Gue cuman mau ngambil lo balik ke pelukan gue Al. Apa salah?"

"Gue gak bisa Len sorry. Gue udah bahagia sama kehidupan gue yang sekarang. Lo juga harus segera nyari kebahagiaan lo Len."

"Lo nolak gue? Yakin? Gue harap lo gak bakalan nyesel sama penolakan lo."

"Kenapa gue harus nyesel?"

"Karena kalo lo nolak gue, gue bakalan bunuh cewek itu sekarang jaga."

BRAK!!!

"JANGAN PERNAH SENTUH ISTRI GUE!"

"Kalo gitu usir dia! Bawa gue sama elo! Izinin gue balik lagi ke kehidupan lo, simple!"

"Usir? Balik lagi? Hah, mimpi lo!"

"Al, lo tau sendiri kan gue gapernah main-main sama ucapan gue. Sekarang ada orang yang lagi ngintai rumah lo, sekali lagi lo nolak gue maka saat itu juga rumah lo bakal hancur terbakar."

Skakmat! Ucapan Leni sukses membuat Al membeku. Dia tidak akan pernah membiarkan istrinya celaka.

"Oke, gue mau balik lagi sama lo. Tapi, jangan pernah sentuh istri gue."

"Good boy."

.
.

Al tak henti-hentinya mencemaskan Ara. Rasanya dia ingin keluar dari rumah dan segera menemui Ara. Tapi jika dia melakukan hal itu, sudah pasti dia akan membahayakan nyawa Ara.

••••

"Ara? Astaga.. kamu kenapa?" Melihat keadaan Ara yang sangat kacau dalam keadaan hamil membuat Daffa sangat cemas.

Sekarang Ara berada dikediaman Daffa, untungnya Ara tahu betul jika Daffa masih tinggal diapartemen yang dulu. Apartemen tempat dimana Daffa menghabiskan hari-harinya bersama Almarhum Anastasya.

Arapun menjelaskan semua yang telah terjadi hari ini kepada Daffa. Dengan emosi yang memuncak Daffa terus menerus merutuki tingkah Al yang seenaknya mengusir adiknya dalam keadaa hamil.

"BRENGSEK! KAMU TUNGGU DISINI DULU AR, KAKAK MAU NGASIH PELAJARAN SAMA DIA."

"Stop Kak, jangan pernah datang kesana. Ara mohon........."

"Hah? Kakak gak mungkin biarin kamu diginiin Ar."

"Walaupun Ara belum tahu kebenarannya, tapi Ara yakin kalo ini semua demi kebaikan Ara."

"Baik apanya? Maksud kamu apasih Ar."

"Saat Ara dalam perjalanan kesini, ada satu mobil yang ngikutin Ara Kak. Terus dia ngasih tumpangan sama aku. Dia yang nganterin aku kesini Kak, dia juga ngasih pesan ini sama aku."

Maafin aku Ar, maaf. Aku mohon kamu bisa bersabar sebentar lagi, setelah semuanya berakhir aku akan langsung jemput kamu Ar. Jaga diri kamu dan bayi kita, sekali lagi maafin aku Ar.

Setelah melihat pesan yang Ara dapat, Daffa hanya bisa menghembuskan nafas kasar. Saat ini yang Daffa lakukan hanyalah menjaga Ara.

Aku bakalan nunggu kamu Al. Cepatlah kembali untuk anak kita, karena dia akan merindukan sentuhan Papanya.
















Tbc

It's HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang