Mom, Dad, tolongin Ara. Please ...
♡♡♡
Sudah 12 jam Al mengikat Ara, setelah merasa Ara tak lagi berisik Al kemudian membuka ikatannya. Melihat keadaan Ara yang sangat memprihatinkan tak sedikitpun menggetarkan hati Al, setelah melepaskan ikatannya Al hanya menyelimuti Ara. Kemudian kembali turun kebawah untuk menonton televisi.
Setelah tersadar Ara masih sangat shock dengan pernyataan Al. Pernyataan yang sangat menyakiti hatinya, karna tubuhnya merasa kepanasan Ara bergegas untuk membersihkan tubuhnya kemudian kembali termenung meratapi nasibnya. Harapannya untuk mengeluarkan Dafa sepertinya hanya akan menjadi angan Ara semata.
Saat melihat Ara sudah terbangun Al kemudian tidur disamping Ara tanpa mengucapkan sepatah katapun. Kehadiran Al sama sekali tidak mempengaruhi Ara, karna Ara masih sibuk dengan semua pertanyaan yang ada dalam benaknya.
"Heh, lo harusnya udah tidur sekarang." Al mencoba berbicara kepada Ara, melihat Ara yang terus termenung membuatnya tak bisa tidur. Tapi sayang, sepertinya Ara sama sekali tidak mendengar perintah Al.
"Lo budeg? Denger gue ngomong gak?"
"Ke-na-pa ka-mu ni-kah-in a-ku ka-lo cu-man bu-at nya-kit-in a-ku Al?"
Mendengar pertanyaan Ara, membuat Al kembali tersulut emosi. "SEMUANYA KARNA KAKAK LO YANG AMAT SANGAT BRENGSEK!!!!!!!! Lo masih inget Kakak lo dipenjara karna ngebunuh pacarnya sendiri, dan asal lo tau pacarnya Dafa itu Anastasya Lachowski yaitu adek gue!!!! KAKAK LO UDAH BUNUH ADEK GUE SATU-SATUNYA!!!! Selama ini gue tinggal diluar negeri buat kuliah, jadi gue gak terlalu tau soal kehidupan adek gue disini. Saat gue tau kalo adek gue meninggal, gue langsung balik kesini. Lo gak bakalan bisa bayangin betapa sakitnya gue saat ngelihat tubuh adek gue yang udah gak bernyawa dalam keadaan mengandung!!!! Sebelum ngebunuh adek gue, Kakak lo ngehamilin dulu adek gue!!!" Dengan emosi yang meluap-luap ditemani airmata yang mulai menetes Al menceritakan semuanya.
Hal itu membuat Ara mengerti, ternyata Al memiliki alasan disetiap perlakuannya. Tanpa berfikir panjang Ara langsung memeluk Al untuk menenangkannya.
"Ma-af-in se-mua per-bu-at-an ya-ng te-lah Ka-kak a-ku la-ku-in sa-ma ad-ik ka-mu."
Jika memang titik permasalahannya ada di Kakak aku, lalu kenapa aku yang harus kamu jadikan korban Al? - Ara
Setelah terlihat agak tenang, tak lama kemudian Al terlelap dalam pelukan Ara. Kini Ara harus memikirkan cara lain untuk membebaskan Kakaknya, bukan berarti Ara mendukung kejahatan yang telah Kakaknya lakukan tapi Ara juga tau Dafa pasti memiliki alasan yang kuat pula dalam masalah ini.
•••••
"Kamu mau berangkat kerja gak Al? Aku udah siapin kamu sarapan."
"Kenapa lo masih baik sama gue?"
"Sini duduk dulu, kita sarapan dulu Al."
"Lo belum jawab pertanyaan gue!"
"Emang ada yang salah kalo aku baik sama suami aku sendiri? Semalam kamu menceritakan semuanya sama aku, sekarang aku paham betul kenapa selama ini kamu bersikap kayak gini sama aku. Aku tau kalo kamu mau balas dendam atas apa yang terjadi sama adik kamu kan? Walaupun itu dengan cara melalui aku, aku paham betul kalo Kak Dafa emang bersalah banget. Tapi kamu juga sekarang udah jadi suami aku, jadi apapun yang kamu lakuin ke aku sedikitpun aku gak keberatan. Kamu makan yang banyak ya Al, kalo udah langsung berangkat aja nanti aku yang beresin semuanya. Aku mau mandi du------"
"Tunggu!!!! Gue bisa aja bebasin Kakak lo sekarang juga, tapi ada syaratnya."
"Syarat?"
"Emm, gue bakal cabut laporan terhadap Kakak lo dengan jaminan lo gak akan pernah pergi dari rumah ini. Apapun yang gue lakuin ke elo, sejahat apapun penyiksaan yang lo terima. Lo gak boleh ngasih tau bonyok ataupun Kakak lo. Semuanya, lo harus pendem sendirian. Kalo aja semua hal tentang gue bocor, gue bakalan langsung buat Kakak lo membusuk dipenjara. Terima atau enggak?"
Sebenarnya apa yang lo mau dari gue Al.
"Kalo itu yang kamu mau, aku terima."
"Bagus, sekarang gue bakal bebasin Kakak lo. Lo bisa kasih tau bonyok lo dan nemuin dia, bilang kalo gue lagi sibuk jadi gabisa dateng."
"Iya Al."
Setelah Al selesai bicara Ara kembali melanjutkan langkahnya untuk membersihkan diri. Sedangkan Al melanjutkan sarapan kemudian berlalu meninggalkan Ara. Dibawah guyuran air, Ara kembali memikirkan nasibnya.
Yakinkan aku Tuhan, jika keputusan yang aku ambil adalah pilihan terbaik.
Tbc
Vote and comment guys
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hurts
RandomMengenalmu adalah kesalahan pertama dalam hidupku. Menjadikanmu sahabat adalah kesalahan kedua dalam hidupku. Mempercayaimu adalah kesalahan ketiga dalam hidupku. Kesalahan-kesalahan tersebut akan selalu aku sesali selama sisa hidup ini.