3

10K 121 1
                                    

Me: Brengsek!!!! (SEND)

WHAT'S??? APA YANG GUE LAKUIN??

♡♡♡

Huaaaah, bego banget sih gue!! Kok bisa-bisanya gue malah ngirim kata "brengsek". Duh, mudah-mudahan hp Al jatoh terus gak bisa dinyalain lagi.

Alvaro: Siapa yang brengsek Ar? 😲 Bonyok lo berantem lagi? 😮

Huft, untungnya dia kagak marah. Bagus deh, makin cinta gue sama lo Al.

Me: Iya Al, mereka berantem lagi. 🙁 Sorry, gue gak bermaksud ngatain lo brengsek. 😔

Bohong sekali gapapa kaliya? Bodoamat deh, yang penting Al gak ngambek.

Alvaro: Sabar Ar 😇 lo harus kuat, inget kan ada gue. Yaudah, lo cepet tidur sana! Kan besok kuliah pagi. Good night Ar.

Me: Oke, Night too Al.

Read..

Lo emang paling bisa bikin gue baper Al. Kau tau Tuhan? Seberat apapun cobaan yang Kau beri, selama Alvaro selalu berada disisiku, maka sedikitpun aku tak pernah bermasalah akan hal itu.

.
.

•••••

Clara sedang bersiap-siap untuk pergi kuliah, karena dia sedang mendapatkan jadwal pagi. Namun, ada hal yang sedikit membuat Ara tenang. Karena, dia tidak mendengar suara pertengkaran orang tuanya lagi, padahal mereka sedang berada dirumah. Biasanya suasana seperti ini hanya akan Ara dapatkan ketika orang tuanya sibuk bekerja dan tidak berada dirumah. Sebelum berangkat, Ara memutuskan untuk pamit terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya.

"Mom, Dad, Ara berangkat dulu."

"Ara kamu udah bangun? Sini, duduk dulu. Ada yang mau Mom dan Daddy omongin."

"Jadi gini Ar, Dad sama Mom sudah memutuskan untuk berpisah."

Deg!

"Hah? Pisah? Maksud kalian ce-rai?"

"Iya Ara, kamu tau sendiri kalo disaat kita ketemu kita selalu saja bertengkar. Kemarin pun kamu bilang kalo itu yang bikin kamu gabetah diem dirumah. Daddy gabisa biarin itu terus berlanjut, Daddy juga peduli sama kamu. Makanya Daddy sama Mom memutuskan untuk pisah. Daddy ngomongin semua ini bukan karna Daddy minta pendapat kamu, cuman Daddy hanya ingin kamu tahu terlebih dahulu. Jadi, kamu punya waktu untuk memilih ikut dengan Mom atau Dad."

"Mom, bilang kalo semua ini bohong Mom! Kalian gak serius kan?"

"Mungkin ini berat buat kamu Ar, tapi sebenarnya ini juga berat buat kita berdua. Mom harap kamu ngerti sama kondisi Mom dan Dad. Jadi, sementara urusan perceraian belum selesai, kamu tinggal disini dulu bersama pembantu. Mom mau nyari apartemen begitupun Daddy kamu. Setelah semuanya berakhir, kami bakalan kesini lagi menanyakan keputusan kamu Ar."

"Tinggal disini? Sama pembantu? Lelucon apalagi ini Mom? Sebenarnya Ara itu anak kalian apa anak pembantu? Sumpah, Ara gak pernah ngerti sama pemikiran kalian berdua. Asal kalian tahu, Ara gak mau tinggal sama Mom ataupun Daddy!!! Emangnya kalian aja yang bisa bikin keputusan sepihak? Ara pun bisa!!!!!!"

Untuk kesekian kalinya Ara berlari, lari dari semua kenyataan pahit dalam hidupnya. Apa keadaan Kakaknya yang sedang mendekam dipenjara belum cukup untuk menghancurkan kehidupan Ara? Sampai-sampai dia juga harus menjadi saksi dari perpisahan kedua orang tuanya.

Ara sangat membenci kehidupannya, Ara sangat membenci semua orang yang ada disekelilingnya. Semua orang seakan tak pernah sedikitpun memikirkan perasaan Ara. Sekalipun dia mempunyai seorang Kakak, tapi sudah lama sekali dia tidak menghabiskan waktu dengan Kakaknya. Sehingga mulai membuat jarak antara hubungan Kakak dan Adik. Keadaan orang tuanya yang sibuk dengan bisnis, juga memperburuk keadaan Ara. Sekarang, bukan hanya Kakaknya yang membuat jarak tapi orang tuanya pun membangun benteng. Seakan-akan mereka tidak memiliki seorang putra dan putri, yang ada dalam fikiran mereka hanya soal bisnis. Tanpa mereka sadari, kehidupan seperti itu membuat Ara sedikit demi sedikit jatuh kedalam ambang kehancuran.

Bisakah sekarang Kau memanggilku Tuhan? Tidakkah Kau lihat? Betapa tidak adilnya kehidupanku saat ini. - Ara






















Tbc
Vote and comment guys

It's HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang