Saat Ara ingin menutup pintu, dia merasa sangat pusing. Pandangannya mulai kabur, lama kelamaan tubuh Arapun mulai kehilangan keseimbangan. Tak lama kemudian Ara langsung jatuh tersungkur ke lantai, saat itulah Ara mulai kehilangan kesadaraannya.
♡♡♡
"Bangun Ar, Please. Jangan bikin gue khawatir dan makin ngerasa bersalah." Al terus memeluk tubuh Ara dengan erat, sudah hampir satu jam Ara tidak sadarkan diri dan membuat Al sangat khawatir.
"Al???"
"Ara! Thanks God, akhirnya kamu sadar juga. Kamu pingsan hampir satu jam, dan itu bikin aku khawatir."
"Don't touch me!" Tiba-tiba Ara bersikap dingin dan menjauh dari Al.
"What's wrong Ar?"
"Harusnya aku yang nanya kayak gitu! Kalo misalnya kamu mau terus nyakitin aku, aku mohon jangan pernah kasih aku kebahagiaan walaupun sedikit!"
"Maksud kamu apa Ar? Aku gak ngerti."
"Gak ngerti atau pura-pura gak ngerti?"
"Sebenernya maksud dari ucapan kamu apa?"
"Kamu mempertanyakan maksud dari ucapan kamu? Tapi kamu gak pernah berfikir soal maksud dari semua perbuatan kamu selama ini."
"Perbuatan yang mana Ar? Aku baru bangun dan aku masih ngerasa pusing."
"Pusing? Ah ya, aku tau jawabannya. Pusing karena terlalu lelah tidur bersama wanita lain. Right?"
"Maksud kamu apa sih Ar?"
"Masih nanya maksud aku apaan? Kamu lupa udah ngelakuin apa aja? Biar aku ingetin!"
♡ Alvaro : Haii Clara, suami lo lagi ngabisin waktu sama gue nih. Lo harusnya sadar kalo Al emang pacar gue. Lo tau gak sekarang kita lagi dimana? Apa perlu gue kirim fotonya? Upss enggak jadi deh, kayaknya nanti bisa-bisa lo kejang pas liat. Gue kasih bocoran dikit aja, Al lagi tidur disamping gue karna kelelahan dan tanpa busana. You know what i mean, jadi selamat beristirahat sendirian Clara..
"Bisa kamu jelasin maksud dari semua ini Ar? Disaat aku dengan sabarnya nungguin kamu dirumah sakit, kamu malah tidur sama wanita lain? Dan parahnya kamu ngelakuin itu dikamar ini Al, kamar kita."
"Jadi Leni nemuin kamu, kamu bisa tenang dulu gak Ar? Kamu belum tahu yang sebenarnya."
"Apa yang aku gatau Al? APA??"
"Leni awalnya memang pacar aku. Saat aku menikahimu pun dia memang masih berstatus pacar aku. Namun, apa kamu lupa? Saat aku pulang dalam keadaan mabuk berat dan berbicara yang enggak-enggak? Semuanya karna Leni. Leni ninggalin aku demi laki-laki lain, dan saat itu aku sudah kehilangan perasaanku padanya. Aku mulai sadar jika orang yang aku cintai selama ini tuh kamu, bukan Leni. Itu sebabnya aku mulai bersikap baik seperti pertama kali kita bertemu Ar. Kamu juga pasti bertanya, kenapa aku kadang juga sering menyiksamu bukan? Semuanya karena beban yang aku tanggung Ar, betapa beratnya kehidupan aku disaat aku harus kehilangan Anastasya. Setelah kematian Anastasya, orang tuaku mengalami stress yang amat hebat. Kau tau, kini mereka berdua berada disalah satu Rumah Sakit Jiwa. Betapa sakitnya disaat aku harus melihat semua kejadian itu Ar, betapa beratnya aku menanggung rasa sakit itu sendirian. Dan itulah yang selalu membuatku terkadang ingin menyakitimu. Namun, tanpa kamu ketahui, disaat aku menyakitimu penyesalan selalu hadir Ar. Rasa sakit dan rasa bersalah justru malah semakin menghantuiku, dan disaat itupun aku sadar bahwa aku memang telah jatuh cinta sama kamu Ar. Tapi, tiba-tiba kemarin Leni datang kembali ke kantorku. Dia meminta agar aku kembali ke pelukannya, aku nolak dia Ar demi kamu. Karna aku gamau jika kamu harus kembali tersakiti oleh perbuatanku. Awalnya dia marah, tapi akhirnya dia mengerti dan hanya memintaku untuk menemaninya makan malam. Akupun setuju, karena aku fikir ini adalah makan malam terakhir antara aku dan Leni, dan aku berharap dia telah mengerti dengan keputusanku yang telah memilihmu. Namun saat sedang makan malam, aku kehilangan kesadaranku Ar. Aku juga bingung, kenapa aku bisa sudah berada dirumah. Awalnya aku berfikir mungkin karena kelelahan aku tertidur dan Leni mengantarkanku pulang. Sampai akhirnya kamu bersikap seperti ini, kini aku sadar bahwa Leni memang sudah merencanakan semuanya."
"Apa yang kamu katakan benar Al?"
"Apa aku terlihat berbohong Ar? Maafin aku Ar, karena aku belum bisa membahagiakanmu. Kasih aku kesempatan sekali lagi Ar, kesempatan untuk bisa membahagiakan kamu seutuhnya."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hurts
RandomMengenalmu adalah kesalahan pertama dalam hidupku. Menjadikanmu sahabat adalah kesalahan kedua dalam hidupku. Mempercayaimu adalah kesalahan ketiga dalam hidupku. Kesalahan-kesalahan tersebut akan selalu aku sesali selama sisa hidup ini.