14

4.8K 104 0
                                    

Jadi, kamu tidur sama dia disini Al? Dikamar kita? Ya Allah, cobaan apalagi ini.....

♡♡♡

"Haii Sya, apa kabar kamu disana? Semoga kamu baik-baik aja ya. Bagaimana juga keadaan bayi kita? Aku harap kamu bisa terus jaga dia, sampe tiba saatnya kita nanti bisa bersama."

Ini ketiga kalinya Dafa mengunjungi makam Anastasya setelah keluar dari penjara. Baginya, tak ada tempat yang paling dia rindukan selain tempat peristirahatan terakhir Anastasya. Dafa terus memeluk nisan yang bertuliskan Anastasya Lachowski, putri kedua dari keluarga yang bermarga Lachowski. Kerinduan itu kembali hadir, penyesalan itu kembali datang. Jika saja waktu itu dia bisa berfikir lebih awal, mungkin sekarang dia tidak akan kehilangan orang yang dia cintai.

Sepulang dari pemakaman, Dafa berencana untuk menuju kantor. Dia berniat untuk mulai mempelajari lagi tentang perusahaan. Sesampainya dikantor Dafa langsung menuju keruangan Daddy-nya.

"Haii Dad."

"Emm, jadi mulai hari ini kamu mau belajar soal perusahaan?"

"Kalo Daddy gak keberatan, maunya sih gitu."

"Daddy sih seneng-seneng aja, akhirnya kamu benar-benar mau belajar. Tapi Daddy rasa sekarang bukan Daddy yang layak buat ngajarin kamu."

"Terus siapa Dad?"

"Al, dia orang yang berbakat Daf. Kamu sebaiknya minta saran pada dia."

"Suaminya Ara?"

"Iya, adik ipar kamu! Menantu Daddy! Dia sangat jago kalo soal urusan perusahaan, tidak diragukan lagi bahwa dia memang benar-benar putra keluarga Lachowski."

"Hah? Daddy barusan bilang apa? Putra keluarga Lachowski?"

"Iya, dia putra pertama sekaligus pewaris tunggal bisnis keluarga Lachowski."

Perkataan Daddy-nya membuat Dafa seakan membeku. Jika memang Al adalah putra dari keluarga Lachowski, berarti dia adalah Kakak dari Anastasya. Bagaimana bisa Al menikahi Ara? Padahal Dafa ingat betul jika yang menjebloskan dia ke penjara adalah Kakak dari Anastasya. Namun saat itu Dafa tidak tau nama dari Kakak Anastasya dan tak pernah melihat wajahnya, karna Anastasya sering bilang jika Kakaknya sedang berada diluar negeri. Itu sebabnya Dafa tidak sadar jika adiknya telah dinikahi oleh orang yang salah.

Karna sadar ada yang tidak beres Dafa bergegas menuju kerumah adiknya, mungkin ini jawaban dari kebimbangan yang Rafa rasakan selama ini dan juga jawaban dari kebohongan yang telah Ara lakukan.

Tok.. tok.. tok..

"ARA BUKA PINTUNYA!!!!"

"ARA! KAKAK TAU KAMU ADA DI DALAM."

"CLARA!!!!" Karna tak mendapat respon dari Ara dengan cepat Dafa mendobrak pintu rumah Ara.

"Astaga... Kakak ngapain ngerusak pintu? Baru aja Ara mau buka pintunya." Bukannya menjawab pertanyaan Ara, Dafa justru langsung memeluk adiknya.

"Ara, kamu baik-baik aja kan? Kenapa kamu gak bilang kalo selama ini kamu menikahi keluarga Lachowski."

Deg!

"Kak Da-fa ta-u da-ri ma-na?"

"Gapenting Kakak tau dari mana, apa kamu baik-baik aja? Selama ini kamu gak di apa-apain kan sama Al? Sumpah Kakak khawatir banget sama kamu Ar."

"Ara gapapa kok Kak."

"Gapapa apanya sih? Astaga.. muka kamu pucet banget Ar, kamu kenapa? Apa ini ada hubungannya sama Al? Mana dia? Biar Kakak kasih dia pelajaran."

"Sst.. tenang dulu Kak, jangan rusuh. Al lagi tidur diatas, dia kayaknya lagi gaenak badan. Semalem juga dia pulang larut abis lembur, sekarang dia masih tidur Kak. Lagian Ara juga gak kenapa-napa, ini cuman kurang tidur aja karna semalem takut sendirian dirumah."

Maaf Kak, Ara terpaksa harus bohongin Kak Dafa lagi....

"Kamu gak lagi bohong kan Ar?"

"Ngapain Ara bohong sama Kak Dafa? Gak ada untungnya juga."

"Yasudah kalo kamu masih bersikeras, tapi Kakak masih gak habis fikir kenapa dia bisa sampe nikahin kamu? Apa mungkin dia mau balas dendam sama Kakak lewat kamu?"

"Kakak! Udah jangan suudzon!! Al cinta sama Ara, begitupun Ara. Itu sebabnya kita menikah Kak, soal masalah balas dendam atau apapun itu Ara gak yakin Al tega ngelakuin semuanya. Ara bahagia bisa nikah sama orang sebaik Al, jika enggak mana mungkin Al akhirnya mau bantuin Ara buat bebasin Kak Dafa."

"Ta-pi-----"

"Udah Kak berhenti curiga sama Al, harusnya Kakak berterima kasih karna Al gak ngebiarin Kakak membusuk dipenjara. Al rela bebasin Kak Dafa demi wujudin keinginan Ara. Sekarang, gaada lagi alasan buat Kakak nuduh yang enggak-enggak sama Al. Soal masalah Anastasya itu cuman masa lalu Kak, Ara harap Kakak mengerti."

"Kakak tau, cuman sebagai seorang Kakak wajarlah jika Kakak khawatir sama kamu Ar. Apalagi sebelumnya Kakak membuat masalah sampai harus menghilangkan nyawa orang lain. Sebenarnya sampai saat ini Kakak nyesel Ar." Tatapan Dafa kini berubah menjadi sendu, mendadak dia diingatkan kembali pada kejadian saat dia harus kehilangan Anastasya.

"Kak? Kakak kenapa?"

"Kakak nyesel Ar, demi apapun Kakak nyesel karena Kakak gabisa nyelamatin Anastasya, orang yang Kakak cintai......"

























Tbc

It's HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang