15

4.9K 112 6
                                    

"Kakak nyesel Ar, demi apapun Kakak nyesel karena Kakak gabisa nyelamatin Anastasya, orang yang Kakak cintai......"

♡♡♡

Clara sangat bingung saat melihat sikap Kak Dafa yang seperti masih sangat kehilangan sosok Anastasya. Jika memang Kak Dafa yang menghilangkan nyawa Anastasya, mana mungkin Kak Dafa bisa seperti ini.

"Ceritain yang sebenernya terjadi Kak? Jangan simpen beban itu sendirian."

.
.

Flashback

Jadi saat itu Kakak sama Anastasya sebenarnya udah tinggal bareng walaupun posisinya kita belum nikah. Kakak belum bisa dikenalin sama keluarga Anastasya karna saat itu Kakak masih kuliah dan masih mencari kerja.

"Daf, aku mau ngomong sesuatu sama kamu."

"Iya kenapa Sya?"

"A-ku po-si-tif ha-mil Daf."

Saat Kakak denger bahwa Anastasya positif hamil, Kakak takut banget. Jujur waktu itu Kakak langsung marah sama Anastasya, karna Kakak belum siap punya anak. Ditambah lagi Kakak belum mendapat restu dari keluarga Anastasya.

"Kamu becanda kan Sya? Kenapa bisa hamil? Kan aku udah suruh kamu buat jaga-jaga ke dokter."

"Maaf Daf, waktu itu aku lupa periksa---"

"KAMU GIMANA SIH SYA? AKU BELUM SIAP PUNYA ANAK!!!"

"Aku bener-bener minta maaf Daf, aku gatau kalo bakalan sampe kayak gini."

"Entahlah, kamu urus aja sendiri anak kamu itu."

"Tapi Daf ini anak kita."

"Iya, ini emang kita tapi aku gak menginginkannya. Kalo kamu masih peduli sama aku, besok kita gugurin kandungan itu."

"Gugurin? Aku ga-----"

"Aku gak nerima penolakan Sya, jangan bikin aku lebih marah lagi."

Malam itu emosi Kakak bener-bener gak kekontrol, ternyata ucapan Kakak sangat menyakiti hati Anastasya. Besoknya, Anastasya bersikap seperti biasa. Dia juga mencoba untuk membicarakan kembali soal kehamilannya.

"Daf, hari ini kamu jadi interview-nya?"

"Jadi, bentar lagi aku berangkat."

"Kamu makan dulu, aku udah bikin sarapan."

Selama sarapan, Anastasya terlihat gelisah. Anastasya itu bukan tipe orang yang bisa mudah bicara, jika ingin mengutarakan sesuatu dia pasti selalu terlihat gelisah. Anastasya orangnya gaenakan, dia juga terlalu memikirkan perasaan orang lain, dan itu yang bikin dia susah ngeluarin pendapat. Jadi, Kakak tau betul jika dia sudah gelisah berarti Anastasya ingin bicara sama Kakak.

"Kenapa Sya? Ada yang mau diomongin?"

"Ak-u ga-mau gu-gur-in an-ak ki-ta Daf."

"SYA!! PLEASE! AKU UDAH BILANG AKU BELUM SIAP! AKU BELUM PUNYA KERJAAN! AKU BELUM DAPET RESTU! KITA JUGA MASIH TINGGAL DI APARTEMEN! MAU DIKASIH MAKAN APA ENTAR ANAK KITA? POKOKNYA SEPULANG INTERVIEW, KITA AKAN GUGURIN ANAK ITU!!"

"KAMU HARUS NGERTI DAF! INI ANAK KITA! AKU GAK MUNGKIN TEGA BUAT NGEBUNUH ANAK KITA SENDIRI! KALO KAMU GAMAU TANGGUNG JAWAB BILANG AJA! KAMU GAUSAH KHAWATIR! BIAR AKU YANG URUS ANAK INI SENDIRIAN!!!"

Hari itu pertama kalinya Kakak ngeliat Anastasya marah, hari itu juga pertama kalinya Anastasya protes dan balik ngebentak Kakak. Tapi sayangnya, saat itu Kakak masih belum sadar jika Anastasya amat tersakiti dengan ucapan Kakak.

It's HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang