Jimin membuka pintu ruang latihan vokal dengan pelan setelah membiarkan Yoongi tertidur karena sepertinya pria berkulit pucat itu terlalu lelah untuk berlatih rap hari ini. Hal yang pertama Jimin lihat adalah Taehyung dan Jin yang sedang tertunduk dalam, sedangkan Jungkook , bocah itu tampak bergetar dalam tegaknya, mendengarkan perlatih vokal mereka yang terus mengomel dengan tangan berkacak pinggang. Menjelaskan tentang betapa susahnya dunia hiburan Korea jika kalian tidak mampu bernyanyi dengan baik. Dari tempatnya berdiri, Jimin tau jika Jungkook sedang dimarahi habis-habisan.
"M-maaf, aku terlambat." Jimin bersuara, memenuhi gema dari ruang latihan vokal, sedikit menarik atensi keempat orang lainnya. Taehyung memberinya lambaian singkat, sedangkan Jin hanya tersenyum lembut, tapi Jungkook kedua matanya benar-benar memerah dan dia menatap Jimin dengan keningnya yang berkerut dalam. Seperti menyampaikan emosi yang terpendam sedari tadi.
Pelatih Kang tampak menghela napas dan mengusap wajahnya yang sedikit menampakkan guratan itu. Ia memandangi Jimin dengan kedua matanya yang tajam.
"Park Jimin, kau ini adalah lead vokal, tapi kau malah datang terlambat." Kedua lengan kekar itu bersedekap di dada, suara pelatih Kang yang begitu merdu saat bernanyi, berubah menjadi begitu menakutkan dalam sekejap.
"M-maafkan aku." Jimin membungkuk beberapa kali, lalu merajut langkah dalam gema sepatu ketsnya, dan berdidi tepat di samping Jungkook yang membuang muka saat Jimin meliriknya sekilas.
Terdengar helaan napas berat, pelatih Kang segera duduk kembali di depan piano nya, menekan tuts hitam putih tersebut dengan jemarinya yang lihai, lalu mulai membuka suara untuk memainkan nada sembari menatap mereka satu persatu.
"Nah, ayo kita berlatih lagi-" Lalu pelatih Kang mngarahkan fokusnya pada Jimin dan Jungkook, "-Dan kalian berdua yang merupakan vokal utama di grup, aku lihat suara kalian tidak harmonis saat dipadu. Apa ada masalah diantara kalian ?." Pelatih Kang bertanya, alis tebalnya terangkat satu, memandang penuh intimidasi yang mampu membuat keempat orang lainnya tersentak. Selama ini tidak ada siapapun yang tau perihal Jungkook yang membenci Jimin selain anggota grup, tapi sepertinya pelatih Kang benar-benar sudah mengendus permasalahan diantara mereka.
"A-aku-"
"Kami baik-baik saja." Jin segera menyela perkataan Jimin. Biasanya Namjoon yang mengendalikan mereka disaat keadaan terdesak atau disaat mereka tidak harus berucap seperti apa. Tapi disaat seperti ini Jin adalah yang tertua, yang harus mengendalikan adik-adiknya saat mereka tak bisa berpikir untuk berucap.
Pelatih Kang mengerutkan pelipisnya, menatap Jin yang meneguk ludahnya kasar, "Benarkah ?." Tanya nya sangsi yang menuai anggukan cepat dari yang lain, ah terkecuali Jungkook yang kini semakin tertunduk dalam.
"Hmm, kalian tau kan sebuah grup adalah kesatuan yang tidak terpisahkan ?." Ia melepaskan perhatian dari piano kesayangannya untuk sementara, memandang anak didiknya yang telah tumbuh menjadi remaja yang sedikit sulit ditebak. Tapi, ia tau jika mereka tidak dalam keadaan baik-baik saja.
"Ya." Jawab mereka dengan cicitan pelan.
"Jika kalian ingin debut, maka bersatulah. Jangan ada yang saling bertengkar, jangan ada yang saling mendendam. Kalian bukan hanya grup di sini, tapi kalian adalah keluarga disaat orang tua kalian berada jauh di kampung halaman. Kalian bukan hanya grup yang bertahan selama 1 bulan ataupun 1 tahun. Tapi, kalian adalah grup yang akan bertahan sampai orang-orang tak menginginkan kalian lagi." Jelasnya, berdiri dari duduknya untuk mengelilingi anak didiknya yang hanya mampu mengangguk samar. Terpikir dalam benak tentang semua yang diucapkan Pelatih Kang. Tanggung jawab yang begitu besar dari sebuah grup, sebab mereka dilatih cukup lama. Ya, mereka bukan hanya sebuah grup, tapi mereka adalah keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Young (KookMin / Jimin Always Uke) (#WATTYS2018)
FanficPS: Yang ingin chapter lengkapnya bisa beli pdf nya ke aku ya..thanks^^ PRIVATE ACAK! Perjuangan meraih mimpi, persahabatan, percintaan dan takdir yang menjerat mereka dalam pusaran yang tak dimengerti. Jalan cerita hidup yang rumit. Antara memilih...