Chapter 7 (Mochi Jiminnie Hyung)

5.7K 692 96
                                    

"Jadi biarkan aku memelukmu untuk sebentar saja, hyung." Dan Jimin semakin kaget saat Jungkook menenggelamkan kepalanya di puncak kepala Jimin, menghirup aroma seperti bayi yang menguar begitu pekat dari Jimin yang kini hanya mampu mencengkram pelan lengan kurus Jungkook.

Jimin harap ia tidak sedang bermimpi sekarang.

Hanya keheningan yang selanjutnya menyelimuti, deru napas saling bersahutan dalam keterdiaman yang tak kunjung usai. Jimin sedikit ragu-ragu untuk menghadapkan tubuhnya pada Jungkook, tangan terangkat dan berpindah pada surai yang lebih muda untuk mengusapnya dengan lembut, merasakan rambut halus yang selalu membuat Jimin kagum. Jungkook, bocah itu selalu suka kebersihan dan merawat dirinya dengan baik, tak seperti Jimin yang dua tahun lalu -saat seumuran dengan Jungkook- lebih suka bermain panas-panasan hingga rambutnya terasa kasar dan sedikit memerah.

Jungkook terdengar sedikit mengerang nyaman sebelum semakin merengsek masuk ke dalam pelukkan Jimin yang kini juga melingkarkan lengannya di pinggang Jungkook. Jimin terus mengusak surai lembut itu seakan-akan ia sedang berperan sebagai ibu Jungkook saat ini, dan juga ketika melakukan hal ini mengingatkan Jimin saat ia mengusap dan memeluk Jihyun -adiknya-.

"Aku memang kekanakkan, hyung." Elusan tangan Jimin di kepala Jungkook terhenti, sedikit mengintip wajah Jungkook yang kini tertutupi rambut hitamnya yang menutupi dahi.

"Apa maksudmu ? Kau kan memang masih anak-anak." Jimin sedikit terkekeh dengan suaranya yang lembut dan lucu, membalas perkataan Jungkook dengan santai tanpa tau bahwa Jungkook benar-benar mengucapkan hal itu dari hatinya yang terdalam.

"Oleh karena itu aku minta maaf, karena sudah membuatmu menjadi tak nyaman selama ini hyung-" Jungkook mengangkat kepalanya, memandang Jimin tepat di mata dengan binar polos yang membuat Jimin tersenyum kagum. Apalagi saat sinar bulan yang masuk melewati jendela kamar memantul di mata Jungkook yang besar dan indah.

Jimin sedikit terkesiap dengan kalimat yang terucap. Ia berdehem sebentar, sedikit mengucap syukur dalam hati sebab Jungkook sepertinya sudah menerima keberadaannya. Jimin akui tak ada yang lebih indah daripada ini semua.

"Aku sudah memaafkanmu bahkan sebelum kau meminta maaf, Kook-ah-" Jimin tersenyum lembut, seperti seorang malaikat yang membuat Jungkook terpesona sebab Jimin indah, baik hatinya dan rupa nya, "-Aku mengerti bagaimana perasaanmu, kau seumuran dengan adikku di Busan. Terkadang dia juga sering merajuk, tapi sebenarnya ia mempunyai hati yang baik." Jimin berujar begitu polos namun penuh ketertarikkan seperti ia menjelaskan tentang suatu hal yang begitu berharga. Jungkook membalas dengan senyum tipis, mengangguk lucu beberapa kali setelah mengumamkan 'terimakasih, hyung'.

"Sebenarnya ini juga berkat Tae-hyung yang selalu menasehatiku saat aku berbuat buruk padamu. Tae-hyung memang paling mengerti aku-" Senyum Jungkook semakin lebar, tapi terasa berbeda, dia seakan-akan menjelaskan tentang pujaan hatinya yang selalu membuatnya berdebar. Jimin hanya mendengarkan meski sekarang pelukkan mereka telah terlepas, Jungkook memandang ke plafon dorm baru mereka yang bewarna putih bersih, berbeda sekali dengan dorm lama mereka yang plafon nya sedikit kusam, "-Dia selalu berada di sampingku sejak awal debut, dia menenangkanku saat aku bersedih-" Jungkook kembali melirik Jimin yang hanya diam memandangnya, ada cahaya sendu yang keluar dari binar mata polos itu, "-Dan karena Tae-hyung juga aku bisa membuka pikiranku untuk memandang kebaikanmu, hyung. Kau selalu tersenyum meski aku mengabaikanmu. Kau terus mengalah meski aku selalu menepismu. Kau selalu berbuat baik, bahkan kau menemani Yoongi hyung yang kakinya saat itu sedang terkilir-" Jungkook menghela napas, senyumnya sedikit surut, ia menunduk, memainkan jemari kurusnya dengan acak, "-Dan aku merasa bersalah sebab saat itu aku menganggapmu adalah seseorang yang selalu cari muka. Maafkan aku, hyung."

Jimin mendengarkan dengan baik, tak ada satupun kata-kata Jungkook yang luput dari pendengarannya. Jungkook telah berubah, ia tak lagi memandang Jimin dengan sinis, ia memberi tatapan lembut dan kalimat-kalimat yang terdengar polos, namun mampu menyentuh hati terdalamnya.

Forever Young (KookMin / Jimin Always Uke) (#WATTYS2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang