Chapter 27 (Mine)

3.4K 426 81
                                    

            Bunyi riuh para ARMY semakin memekakkan setiap detiknya, tepat saat moncong pistol terarah ke atas langit-langit venue, karena seorang petugas keamanan yang nyatanya bertindak cepat sebelum satu peluru benar-benar mengarah pada Jimin. Petugas keamanan berperawakkan tenang dengan wajah datar itu nyatanya sudah memperhatikan satu orang penonton yang ikut masuk ke dalam venue dengan tampang mencurigakan, mengawasinya terlampau pekat yang nyatanya kecurigaannya terbukti benar adanya, dengan cepat ia bergerak kearah seorang wanita itu tepat ketika diam-diam satu tangannya mengarah ke dalam tas kecilnya untuk mengeluarkan satu pistol hitam mengkilap, lalu saat ia menekan pelatuk kearah Jimin, si petugas keamanan berumur itu dengan cepat pula menyentak tangan si wanita hingga akhirnya pelurunya menembak ke arah langit-langit venue yang menciptakan percikkan api yang semakin membuat panik.

Dan Jimin sudah tergeletak di atas panggung besar itu. Semua member tampak tak kalah kagetnya, mendekati si mungil dengan raut cemas bersama para staf yang mulai naik ke atas panggung untuk membopong tubuh mungil itu, sedangkan di barisan bangku penonton, semua orang melihat dengan mata kepala sendiri saat si wanita pembuat onar itu digiring oleh petugas keamanan.

.

.

Dahi mengerinyit, kedua mata tertutup, bibir terbuka kecil dengan ringisan saat satu tangan memegang kepalanya yang sedikit berdenyut. Menggeleng kecil untuk mengusir pusing yang mendera sebelum benar-benar membuka mata untuk melihat sekeliling dengan kedua onyx menyipit, mendapati pemandangan seluruh membernya yang tertidur di sofa hitam –Jimin tau kalau ia berada di backstage-, lalu tatapannya mengarah pada Jungkook yang tertidur di sisi ranjangnya sembari menggenggam tangan Jimin begitu erat, terlampau erat hingga Jimin rasa terlalu susah untuk melepasnya.

"Kookie~." Jadi ia memilih untuk menggumamkan nama lelaki itu dengan suaranya yang serak, mengundang gerakkan pelan dari si pria berotot yang mulai mengangkat kepala, sontak kedua mata bulatnya melebar penuh kelegaan ketika melihat si pujaan hati sudah tersadar dari pingsannya.

"Hyung." Jungkook langsung memeluk si mungil, mencium puncak kepalanya beberapa kali untuk menunjukkan betapa khawatirnya ia. Satu tangannya terangkat mengelus pipi Jimin setelah ia memberi jarak diantara keduanya, menatap si mungil dengan mata berkaca-kaca. "Hyung, untunglah kau baik-baik saja." Jungkook berujar lembut tepat di telinga Jimin setelah meninggalkan satu kecupan di bibir mungil yang tampak sedikit pucat itu.

"Kookie, apa aku kena pelurunya ?." Jimin bertanya tiba-tiba, menghentikan pergerakkan Jungkook untuk menjatuhkan pandangan kembali pada kedua binar Jimin yang memandangnya diantara bulu mata tebalnya yang lentik, berkedip polos sekali seakan menunggu jawaban apapun yang keluar dari bibir tipis Jungkook. Rautnya terlihat begitu takut, namun bagi Jungkook itu terlampau menggemaskan.

Jungkook menggeleng cepat, tak ingin kmembuat Jimin berpikiran yang tidak-tidak tentang semua ini, "Apa kau merasakan sakit, hyung ? Jika tidak, itu berarti taka ada luka apapun di tubuhmu."

Jimin mengerjap dua kali, memiringkan kepala sambil menunjuk kepalanya dengan jemari, "Tapi kepalaku sakit sekali." Adalah kalimat polos yang ia keluarkan selanjutnya, hampir membuat Jungkook terbahak perihal; apa Jimin berpikir bahwa peluru itu menghantam kepalanya disaat ia masih dapat membuka mata seperti ini ?. Ah, tapi ini bukanlah lelucon.

Jungkook memberikan senyum penuh ketulusan, seakan mensugesti Jimin bahwa tak ada yang perlu ditakutkan, tangannya mengarah pada kepala si mungil untuk mengusapnya beberapa kali, "Hyung jatuh pingsan dan kepala hyung menghantam lantai dengan keras." Jungkook melarikan sebelah tangannya untuk mengelus surai pink itu hingga ke pangkalnya membuat Jimin lega karena perkataan Jungkook; karena pria itu yang masih ada sisinya.

Jimin kira tepat saat peluru itu berbunyi, maka hidupnya akan berakhir sampai di sini, meninggalkan Bangtan dan ARMY yang sebelumnya kejadian itu tak pernah ada dalam pikirannya. Namun kali ini disaat ia terbangun dengan sempurna; maksudnya tak ada apapun yang hilang dari tubuhnya membuatnya lega bukan main; membuatnya berpikir betapa Tuhan masih begitu baik terhadapnya.

Forever Young (KookMin / Jimin Always Uke) (#WATTYS2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang