Disclaimer: Di chapter ini bakal penuh sama moment KookMin & SoPe ya dear :) Enjoy it^^
.
.
"Army, apakah kalian akan tetap bertahan denganku –dengan kami –dengan Bangtan walau apapun yang terjadi?" Ia menjeda untuk menarik napas sebentar, "Army, maukah kalian berjanji untuk...tidak akan meninggalkan Bangtan? ....Tidak akan.... meninggalkanku?"
.
.
.
...."Walau aku berpacaran dengan Jungkook?" Tentu Jimin tak menyebutkan hal itu secara terang-terangan. Jimin menatap kembali para fans yang berada di depannya dan ia tak dapat menahan air mata yang mengalir di pipi. Army adalah segalanya baginya dan ia tak pernah ingin Army meninggalkannya.
.
.
Konser world tour mereka ke beberapa negara telah berakhir sejak kemarin, agensi juga memberikan waktu istirahat selama 1 bulan penuh bagi semua member Bangtan dan kini terlihat mereka sedang merebahkan diri di ruang keluarga sebelum hari esok atau seterusnya mereka membuat rencana untuk pulang ke kampung halaman atau pergi berlibur.
Ah, kecuali dua orang yang sekarang sedang berada di dalam kamar mereka –duduk di kasur masing-masing –kali ini kamar mereka lebih besar dari yang dulu sebab agensi memberikan mereka satu dorm yang lebih luas lagi. Hanya ada keheningan yang menyelimuti –suara jam yang berdetak teratur berkebalikan dengan degup jantung mereka yang berdetak tak karuan. Kedua mata saling curi lirik sebelum yang lebih dominan beranjak untuk mendekati si mungil –dengan kaos kunging kebesaran bersama celana katun selutut dan memilih untuk memeluk si mungil setelah menundukkan tubuh. Ia letakkan kepalanya di ceruk leher tersebut untuk menghirup aroma menenangkan dari si manis di depannya –pun dua tangan mengusap punggung itu dengan begitu lembut.
"Jimin hyung, aku rindu." Ujarnya teredam di ceruk leher Jimin yang kini mendengar jelas apa yang sang dominan katakan. Tubuhnya sempat menegang saat Jungkook mendekatinya dan memeluknya. Mereka memang beberapa waktu ini tak sedekat dulu lagi –tekanan konser yang padat serta latihan tanpa henti dan juga mempersiapkan album selanjut nya membuat mereka begitu sibuk, pun perjanjian untuk menjaga jarak antara mereka berdua masih berlaku.
Tapi, Jimin tidak bisa manahan haru yang menyeruak dadanya –ia begitu rindu, pelukkan Jungkook, suara pemuda itu yang berbisik lembut di telinganya, dan harum tubuh Jungkook yang begitu menenangkan. Jimin mengangkat dua tangan untuk mengalung di leher Jungkook yang kini menundukkan badan ke arahnya, ia mendekap leher itu seakan-akan Jungkook akan hilang dari pandangan jika ia melepasnya, "Rindu Jungkook juga. Rindu sekali." Jimin bergumam lirih, senyum tipis muncul di kurvanya ketika ia merasakan Jungkook yang mencium ceruk lehernya, lalu berpindah pada pipinya –mengecup cukup lama.
Kemudian Jungkook meleapaskan pelukkan mereka dan Jimin hanya mematai saat Jungkook kini bersimpuh dengan sebelah lutut tepat di depannya yang masih duduk di atas ranjang –pria itu menggenggam lembut kedua tangan Jimin seraya mendongak dengan lengkungan lembut di bibir tipis. Jungkook mengusap surai Jimin yang kini masih bertahan dengan warna hitam pekat –sehitam malam, dan Jimin terlihat terlalu indah di matanya, "Sayang, kau capek?" Jungkook hanya merasa bahwa jadwal mereka terlalu padat kemarin-kemarin.
Jimin di depannya mengangguk singkat dengan kerucutan di bibir tebalnya yang lucu, "Capek sekali-" Tapi setelah itu senyumnya muncul seperti bocah yang membuat Jungkook juga tak dapat menahan senyumnya, "-tapi karena melihat Army di konser dan membaca semua kata-kata Army di twitter membuat rasa capek ku hilang." Jimin menjelaskan seolah ia menceritakan sesuatu yang berharga dalam hidupnya –dan memang benar, Army adalah harta berharga baginya. "Tapi...saat melihat Jungkook di depanku sekarang-" Jimin mengalihkan pandangan dari sang dominan yang tak pernah melepaskan pandangan penuh puja darinya, ada rona merah samar di pipi si manis dengan lengkungan labiumnya yang sedikit gugup, ia balas menggenggam tangan Jungkook yang sedari tadi menaungi jemarinya, "-Aku merasa letihku hilang dan hanya diliputi oleh rasa bahagia." Jimin berkata dengan suara manisnya yang malu-malu –terlalu ringan seperti akan terbawa angin jika Jungkook tak mendengarkan baik-baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever Young (KookMin / Jimin Always Uke) (#WATTYS2018)
FanfictionPS: Yang ingin chapter lengkapnya bisa beli pdf nya ke aku ya..thanks^^ PRIVATE ACAK! Perjuangan meraih mimpi, persahabatan, percintaan dan takdir yang menjerat mereka dalam pusaran yang tak dimengerti. Jalan cerita hidup yang rumit. Antara memilih...