Chapter 25 (Threat)

3.2K 439 114
                                    

Hawa terlalu suram dan mencekam, satu pasang mata berbinar mengerikan, netra nya terbuka lebar menajam tak terelakkan, menatap menohok pada sesosok pria berkulit tan yang masih setia memperlebar senyumnya pada Jimin yang baru saja kembali dari dapur untuk membawakan segelas jus jeruk, tak peduli meski Jungkook sudah duduk menahan amarah dengan kedua tangan berlipat di depan dada, rautnya mengerinyit penuh emosi tertahan.

"Terimakasih sudah mengantarku, Jongin hyung." Jimin berujar cepat saat melihat Jongin yang sedikit tak nyaman dengan tatapan Jungkook yang sejak pertama ia menginjakkan kaki di dorm ini selalu memandangnya penuh intimidasi. Jongin sedikit berjengit, mengangguk pelan sebelum meminum jus jeruk nya.

"Nanti kalau ada waktu luang kita bertemu lagi ya, hyung." Jimin melanjutkan, masih setia tersenyum lebar meski matanya bengkak menyedihkan, tak terlalu ambil pusing saat Jungkook mengalihkan pandangan padanya dengan dahi mengerinyit tak setuju akan apa yang baru ia dengar dari mulut Jimin. Bertemu lagi dengan Jongin ? Shit, Jungkook tak akan membiarkannya.

"Iya, aku jadi tak sabar." Jongin membalas santai dengan cengiran tampannya, mematai Jimin yang mengangguk lucu, membuat Jungkook panas hingga ke ubun-ubun, seperti ada yang mendidih di dalam dadanya, ingin memukul pria berkulit tan itu tapi ia tau bahwa ini akan membawa petaka untuk dirinya sendiri. "Ah, aku pergi dulu ya, Jiminnie. Nanti jam 1 siang kami ada interview." Jongin mengecek jam di pergelangan tangannya, berucap seakan ia sungguh masih ingin berlama-lama di sini jika jadwal tak mengganggu. Jimin segera berdiri tepat saat Jongin tegak dari duduknya dan pergi ke pintu depan untuk mengantar si berkulit tan.

Dan Jungkook benar-benar seperti patung pajangan dari tadi, duduk diam di sofa dengan tangan berlipat dan pandangan menajam, mematai semua pergerakkan dua orang itu meski tak dianggap ada. Jungkook benar-benar merasa tak dihargai sebagai seorang kekasih sekarang dan si Jongin itu juga bertindak seakan-akan Jimin bukanlah miliknya. Sial.

Jimin tersenyum dan melambaikan tangannya pada Jongin yang sudah menaiki mobilnya lalu melaju pergi dari dorm yang cukup besar itu. Jimin mematai hingga mobil Jongin hilang di ujung jalan sebelum bahu nya berjengit saat seseorang memanggil namanya dalam nada tegas yang biasanya membuat Jimin bergetar penuh dominasi.

Itu suara Jeon Jungkook, sekejap langsung membuat Jimin berbalik untuk menghadap si yang lebih muda, menatap malas sosok tinggi itu yang kini menatap Jimin dengan sirat marah dan kecewa, membuat si mungil tak habis pikir, harusnya dia kan yang merasakan perasaan seperti itu sekarang ?

Jimin memutar bola matanya malas sebelum berjalan berniat melewati Jungkook, tapi pemuda itu tiba-tiba menahan lengannya terlampau kuat, sedikit terasa perih yang membuat Jimin meringis dengan desisan, "Apa-apaan ini ?." Tanya nya ketika Jungkook langsung menghempaskan tubuhnya ke pintu yang semula sudah ia tutup, menyebabkan benturan keras yang membuat Jimin mengaduh pelan.

Jungkook mendengus di bawah napasnya yang memburu menahan emosi, mengukung Jimin dalam kedua lengan berototnya yang tepat berada di samping kepala si mungil, tatapan hazel kelam yang menembus Jimin hingga membuatnya nyaris goyah. Jungkook, walaupun pemuda itu lebih muda dari pada dirinya, namun aura dominasi nya benar-benar kuat, mampu meluluhkan Jimin seperti seorang omega lemah –ini hanya perumpamaan-.

"Apa kau senang setelah semalaman bersama si Jongin itu ?." Jungkook bertanya sarkas, suaranya turun satu oktaf dengan tatapan yang tak beralih sedikitpun dari Jimin yang kini memandangnya datar, seperti ada luka yang berusaha pemuda itu tutup rapat, ingin terlihat tegar walau begitu rapuh.

"Ngomong-ngomong dia lebih tua darimu." Jimin akhirnya bersuara setelah puas dengan keheningan yang ia ciptakan, suaranya terasa tercekat awalnya walau hanya untuk sekedar menjawab, sesak di dada tak juga hilang tepat saat ia menatap Jungkook di depannya. Teringat bahwa nyatanya... nyatanya pemuda itu yang mengkhianatinya.

Forever Young (KookMin / Jimin Always Uke) (#WATTYS2018)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang