Tulus-Pamit
Yang tulus aja bisa pamit.
-LeaveSetelah membereskan meja belajarnya dan mengirim foto catatan biologi nya pada Faisal, Nadia merebahkan tubuhnya di kasur berbalut sprey pink miliknya. Tiba tiba pikiran Nadia melayang pada kejadian beberapa hari yang lalu, dimana Amira bertengkar lewat telpon dengan Aris. Memang belakangan ini Aris jarang pulang kerumah, Aris selalu bilang ada urusan pekerjaan di luar kota saat Nadia menelpon nya.
Nadia beranjak dari kasurnya, lantas keluar dari kamarnya dan menuju kamar Lino.
Nadia mengendap ngedap masuk ke kamar Lino.
"Bang" Nadia duduk di kasur."Bangsat"
"Punya adek selalu ngagetin orang kerjaannya" Lino yang sedang memainkan ponselnya sambil rebahan pun kaget dengan kehadiran Nadia yang tiba tiba duduk di sebelahnya."Gitu aja kaget" Nadia memutar bola matanya keatas.
"Gimana lo aja dah" Balas Lino yang masih fokus dengan ponselnya.
"Bang" Nadia berhenti sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.
"Lo denger ngak Mama sama Papa berantem lewat telpon? belakangan ini juga Papa jarang pulang kerumah" Curhat Nadia kepada Lino."Iya gue tau bahkan sebelum lo tau, udahlah jangan terlalu pikirin" Jelas Lino dan yang kini telah mematikan Ponselnya kemudian fokus kepada Nadia. Lino tau bahwa ia sudah keceplosan.
"Kalo gitu lo harus jelasin ke gue bang!" Nadia menatap Lino serius.
"Udahlah lupain aja, enjoy mba" Lino malah terkekeh.
"Lupain lupain mata lu" Dengus Nadia.
"Gak kali gue gak bakalan lupain gitu aja Bang" Cerocos Nadia.
"Kepikiran tau gak sih" Sambungnya."It's okay princess" Lino berkata dengan lembut sambil tersenyum segaris.
"Enggak bang" Elak Nadia.
"Pokonya lo harus jelasin semuanya bang, gue gak mau tau ya""Naddd It's okay, Jangan terlalu di pikirin" Lino tetap tidak mau menceritakan.
"Bangg please" Mata Nadia mulai memerah tanda menahan buliran air mata yang hendak keluar.
Lino menghembuskan nafasnya kasar. "Kemarin itu pas kita berangkat sekolah Mama sama Papa itu emang udah berantem Nad, gue juga sempet kaget Lah gak biasanya Mama sama Papa berantem sampe berhari hari mana Papa ngak pulang kerumah" Jelas Lino panjang lebar.
"Lah kok gitu? gue gak tau malahan kemaren Papa ada di rumah. Kemaren Papa nge chat aku kalo dia ada urusan di kerjaan di luar kota" Ujar Nadia.
"Iya gue tau Nad, tapi malem itu Papa pulang, gue juga kaget soalnya gue denger malem itu Papa sama Mama berantem" Ujar Lino menatap Nadia sendu.
Nadia menganguk paham.
lalu kembali berbicara
"Lo udah cari tau bang sebenernya Papa itu kemana?" Tanya Nadia."Gue juga lagi cari tau kali Nad" Jawab Lino.
"Salah apa gua keceplosan lagi duh aduh" Batin Lino"Terus kenapa lo ngak kasih tau gue bang? lo tega banget sih" Mata Nadia berkaca kaca menatap Lino.
"Nad gue itu gak mau lo kenapa kenapa, gue cuma gak mau lo mikirin masalah ginian, gue gak mau sekolah lo keganggu cuma masalah gini" Lino berusaha menjelaskan kepada Nadia.
Perlahan air mata yang sedari tadi di tahannya mentes tanpa disadari, selanjutnya langsung dihapus oleh telunjuknya.
"Tapi gue takut bang, takut" Nadia menangis didalam dekapan Lino, apalabi badan abangnya tersebut peluk-able. Bikin nyaman.
![](https://img.wattpad.com/cover/100859183-288-k408169.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave
Teen FictionNadia Savina Diharja, gadis berambut sebahu yang memiliki bola mata cokelat gelap berwajah pribumi dengan kulit kuning langsat. Trauma akan bertemu dengan orang orang baru, enggan berinteraksi dengan orang orang baru, hingga suatu ketika ia di perte...