Percaya dengan seseorang itu tidak mudah apalagi menyangkut hal cinta.
-Leave"Terserah" Bentak Nadia yang menyebabkan sebagian orang yang berada di perpustakaan memberi tatapan tajam pada kedua orang yang sedang berdebat tersebut.
Nadia hendak pergi meninggalkan perpustakaan tapi tangan Faisal mencengkram pergelangan tangan Nadia. "Hati hati" Peringat Faisal tegas tapi pelan yang sampai menusuk kedalam dada.
Nadia hanya menatap Faisal tajam dan menepis tangan Faisal yang mencengramnya kemudian pergi.
Beberapa menit kemudian Faisal keluar dari perpustakaan dengan wajah datar yang kembali muncul.
Berjalan gontai menuju kelasnya, sesampainya di kelas, ia langsung menyeret Fajar dan Gio untuk keluar kelas. Untung sedang freeclass, kalo tidak? Bunuh diri Faisal di kamar mandi oleh Bu Inda."Ngapa sih lo tarik tarik" Dengus Fajar, siapa yang tak marah lagi godain cewek malah diseret keluar.
"Apaan sih sal?" Timpal Gio yang sama sama kesal dengan Faisal.
"Davin" Ucap Faisal datar.
"Ngapa si kecoak kebalik?" Balas Fajar
"Lo kenapa?" Timpal Gio.
Faisal hanya diam.
"Sal udah deh, dia masa lalu lo, dia juga masa lalu kita, lo mending lupain masalah lo antar Davin sama Disty, mereka juga udah ngak sama sama lagi kan?" Lanjut Gio, menatap Faisal dengan tatapan serius.
"Iya sal, lo mau terus kaya gini? Lo mau terus masa lalu lo kebayang terus?. Sampe lo takut buat bertindak?" Fajar melanjutkan perkataan Gio.
"Gue gak bisa" Faisal menekan disetiap katanya. Membuat Gio dan Fajar membelalak.
***
"Nadd kenapa sih lo?" Ucap Adel yang merasa heran dengan sikap Nadia yang sedari tadi hanya diam.
"Nanti gue cerita" Balas Nadia.
"Duluan Del" Lanjutnya sambil meninggalkan Adel.Didalam mobil Nadia hanya diam, dan terus melamun. Tapi didalam otaknya sedang mencerna cerna perkataan Faisal tadi hingga semakin panas otaknya.
Lino yang heran dengan kelakuan adiknya yang selalu gesrek itu pun bertanya.
"Ngapa lagi lo Nad?""Bang lo kenal Faisal kan?" Nadia malah balik menanyai Lino.
"Nih anak emang goblok ya lo, gue tanya malah balik tanya, pen gue lempar ke ring kali ya" Lino marah mengomel ngomel. Sebenarnya Lino kalo ngomel bisa melebihi Amira. Nadia lebih baik di marahai Amira daripada harus mendengar omelan radio butut kaya Lino, rasanya bikin kepala pecah.
Nadia hanya melirik Lino sinis, sambil mengerucutkan bibirnya.
"Kenal, kenapa? " Ucap Lino tiba tiba bermaksud untuk mejawab pertanyaan Nadia tadi sebelum ia memarahinya. Senakal apapun Nadia, hanya Lino yang tak bisa lama lama marah kepada adiknya tersebut.
Nadia tetap diam tidak menjawab. Susah meluluhkan hatinya, apalagi masalah cinta. Biasanya akan lama kalo Nadia sedang marah, kecuali sama Lino dan ketiga sahabatnya. Dengan Amira dan Aris pun kalo Nadia sedang marah terkadang mereka kesusahan dengan prilaku Nadia. "Jangan marah marah ntar cepet tua" Sindir Lino yang melihat Nadia sedari tadi diam dengan wajah yang di tekuk.
"Abang tau hubungan Davin sama Faisal?" Balas Nadia ketus.
Tadinya Lino akan mengejek Nadia, tetapi ia berfikir dua kali sebelum Adiknya tersebut makin menjadi jadi takut takut ntar rumah mereka dibakar sama Nadia. Jangan sampai pokoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave
Teen FictionNadia Savina Diharja, gadis berambut sebahu yang memiliki bola mata cokelat gelap berwajah pribumi dengan kulit kuning langsat. Trauma akan bertemu dengan orang orang baru, enggan berinteraksi dengan orang orang baru, hingga suatu ketika ia di perte...