17. Dua jam membisu

138 18 32
                                    

Klik vote dulu ya sebelum membaca💛💛💛💛💛


    Faisal terpaksa menceritakan maksud dan tujuan mengapa dirinya uring uringan malam malam, mengundang paksa dua makhluk aneh, memakai peralatan serba hitam, dan meluncur ke rumah Nadia tepat pukul delapan malam.
"Yeu ngomong dong lu dari awal. Pusing kan gua jadi nya" cibir Fajar yang sedang memakai kaos kaki hitam yang ditemukan didalam tas sekolah Faisal, alias kaos kaki bekas minggu kemarin yang membangke ditas Faisal, alasanya ia lupa mengeluarkan kaos kaki tersebut. Iya Faisal jorok, tapi lebih jorok lagi Fajar. Untung kaos kaki tersebut tidak meninggalakn bau, sebut saja kaki Faisal harum.

"Kasian juga ya Nadia Gak nyangka aja gue anaknya kaya tanpa beban gitu" Gio memakai topi milik Faisal lagi, sambil menatap cermin yang berada di hadapan dirinya.

"Kadang tertawa itu ungkapan lain dari nangis" Faisal memberi jeda dari perkataannya membuat Gio dan Fajar menatap Faisal penasaran dan menghentikan aktivitas mereka masing maising.

"Biasanya, orang yang banyak ngetawain hal hal yang sama sekali ngak konyol atau ngak pantes di ketawain itu orang yang kesepian"

Fajar menyelak, merasa dirinya adalah orang yang dibicarakan Faisal. Tentu iya masa Fajar saat sedang olahraga orang sedang lari saja di tertawakan dan ketika ditanya alasannya emang pengen ketawa gitu aja. "Enggak tuh, gua sering ketawa tapi ngak kesepian"
Faisal melirik Fajar sinis.

"BIASANYA JAR! BIASANYA!!" pekik Gio gemas terhadap Fajar.

"Biasa aja kali" Fajar mencebikan bibirnya.

Tepat jam tujuh malam, Mereka turun ke bawah untuk makan bersama Ferdi dan Reni.
"Astagfirullah Faisal, Fajar, Gio kalian ngapain item item gini, mau maling?" Reni mengusap ngusap dadanya tatkala melihat tiga curut duduk didepanya dengan pakaian serba hitam.

Faisal, Fajar dan Gio mereka serempak menyengir. Ferdi datang dengan koran ditangan kananya sama seperti Reni terkejut dengan tampilan orang orang yang duduk manis di pinggirnya.
"Yaampun Faisal, kamu ngapain pake baju item malem malem?"

"Mau maling ayam ya?" Kekeh Ferdi.

Faisal mencebikan bibirnya "Iya malinga ayam semok"

"Iya tuh om ayam semok yang warna warni, pantatnya gemes om kaya jand... Aww" Fajar tidak meneruskan perkataanya karna kaki nya yang terlebih dahulu terkena injakan Gio yang membuatnya meringis.

Ferdi mengeleng gelengkan kepalanya. Selesai makan malam, Faisal, Fajar dan Gio siap meluncur menuju rumah Nadia tetapi sebelum itu mereka harus menjemput Geri terlebih dahulu.

Faisal membunyikan klaksonnya keras, si pemilik rumah kemudian keluar sambil mendengus.
Geri lantas berjalan ke arah mobil Faisal, membuka pintu tengah lantas duduk di samping Fajar.
"Faisal berisik amat dah" Omel Geri.

"Lu sih kagak keluar keluar" Balas Faisal.

"Eh ini kok ada dua curut nih" Tunjuk Geri pada Gio dan Fajar.

"Yee sembarangan lu" Fajar menyengol geri.

"Tumenan lu bedua ngikut?"

"ini nih si Faisal" Fajar menunjuk Faisal yang sedang siap siap menyalakan mesin.
"Biang keroknya" Oceh Fajar dibalas tatapan tajam Faisal.

"Udah, kalian berantem mulu kapan berangkatnya" Sindir Gio.

Beberapa menit kemudian mereka
Telah sampai dirumah Nadia.
Menampakan Lino dan Nadia yang sedang menunggu mereka di depan teras rumahnya.
Dengan kode melalui tatapan mereka semua siap meluncur menjalankan aksinya.

LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang