[ 16 ]

131 17 18
                                    

Ketahuilah, aku tidak memaksa kamu agar menjadi milik ku, tapi biarkanlah aku selalu ada didekatmu.
-Leave-

"Ahh cape banget" Ujar Adel yang selesai menjalankan misinya.

"Akhirnya selesai juga" Timpal Key.

Sedangkan Nadia hanya diam sambil sesekali menghembuskan nafasnya.
"Jadi?" Nadia melirik Key dan Adel secara bergantian.

"Faisal sama Davin...." Adel menggantungkan kalimantnya, melirik Nadia dan Key bergantian.

"Sahabatan" Seru mereka serempak.

"Oke pertanyaan gue. Kenapa mereka gak pernah bareng?. kenapa juga Faisal neglarang larang gue deket sama Davin?" Ujar Nadia.

"Itu karna....." Nadia dan Key menatap Adel serius menunggu kata selanjutnya yang akan keluar dari mulut Adel.

"Gak tau" cengir Adel.

"Nyebelin lo!" Nadia melemparkan bantal miliknya pada Adel.

"Ya kita harus cari apa Faisal sama Davin masih sahabatan apa enggak" Key mengangkat alisnya keatas sambil tersenyum.

"Kalo gitu, gini aja nanti gue tanya Fajar, Lo tanya Gio" Usul Adel sambil menunjuk Key.
"Dan lo" Adel menujuk Nadia.
"Tanya sama Faisal" seketika membuat mata Nadia membulat.

"Gak, gue gak mau tanya sama Faisal ogah gue" tolak Nadia sarkastik.

"terus lo mau tanya sama siapa?kambing?" Sinis Adel.

"Ya pokonya gue gak mau nanya sama Faisal" Nadia tetap keukeh menolak usul Adel yang menyuruhnya untuk bertanya pada Faisal.

"Yaudah kalo lo gak mau, gantian sama gue. gue tanya sama Faisal lo tanya sama Gio" Saran Key

"Nah kalo itu gue mau. uhh Key emang paling ngerti deh" puji Nadia pada Key yang membuat sisnis Adel.

"Yaudeh terserah lo deh"Adel menjitak kepala Nadia.

"Ish nyebelin lo"Nadia membalas jitakan Adel.

"Eh nanti lo mau jalan lagi sama Davin?" Tanya Key

Nadia mengangguk.

"Kapan? kok lo belum siap siap? Alis Adel terangkat keatas.

"Nanti malem jam 7" balas Nadia.

"Hah? jam 7? emang lo dibolehin jalan sama Davin malem malem?" Adel rempong sendiri. Mana yang mau jalan mana yang rempong.

Memang kalo malam malam Nadia terbatas tidak terlalu bebas seperti siang, ia kalo keluar malam paling dibolehin cuma sama bang Lino atau Adel dan Key, jelas Mama dan Papanya atau orang yang sudah benar benar dekat dengan Nadia.

"Tau dah, boleh kali. mereka udah masa bodo" ucap Nadia malas, Nadia tau bahwa ia telah keceplosan tapi semoga mereka tidak menyadarinya.

"Mereka?" ternyata harapan Nadia tidak di kabulkan, Key menyadariya bahwa ada sesuatu yang ganjal.

"Maksud lo?" bukan hanya Key yang peka tetapi juga Adel.

Nadia tersenyum kecut"Mama sama Papa, mereka ngebolehin kok"

"Tunggu, maksud lo yang masa bodo tante Amira sama om Aris?" Adel yang sudah kepo dari sebelum dilahirkan tidak akan berhenti bertanya, sebelum mendapat jawban yang jelas dan dapat dimengerti dengan otaknnya, hatinya, dan logikanya. Namun sadarilah hati itu tidak mudah mengerti dan dimengerti.

"Enggak" lagi lagi nadia tersenyum kecut. Jarang Nadia menyebunyikan masalah dari Adel dan Key. Nadia tau bahwa ia telah berbohong kepada sahabat nya dan ia juga tau bahwa kebohongan semakin lama akan bisa menghancurkan sesuatu yang selama ini ia jaga dan ia pertahankan. seseorang berbohong karna ada alasannya, seseorang menyembunyikan masalahnya dan memasang topeng nya, karna ada waktunya untuk berbagi kesedihan, ada waktu nya untuk ia pendam dan ada waktunya untuk ia bagikan kesedihanya dan sekarang adalah waktunya untuk ia pedam dulu. bukan berarti Nadia tidak percaya dengan Adel dan Key, tetapi semunaya punya alasan, entah alasan itu jelas atau sulit untuk dimengerti.

LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang